4 FAKTA Pratu Dedi Hamdani Gugur Ditembak KKB 2 Bulan Jelang Menikah, Ratusan Warga Iringi Pemakaman
Inilah 5 fakta Pratu Dedi Hamdani, anak buah Jenderal Andika Perkasa yang gugur ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, dua bulan sebelum m
SURYA.CO.ID - Inilah 5 fakta Pratu Dedi Hamdani, anak buah Jenderal Andika Perkasa yang gugur ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, dua bulan sebelum menikah.
Pratu Dedi Hamdani gugur setelah diberondong tembakan di Pos TNI Titigi, distrik Sugapa pada pukul 07.00 WIT Jumat (22/1/2021).
Gugurnya anggota Yonif Raider 408/Suhbrastha ini mengangetkan keluarga di Lombok Tengah,. Nusa Tenggara Barat.
Pasalnya, Dedi sudah berencana untuk cuti pada dua bulan mendatang, untuk melangsungkan pernikahannya.
Baca juga: Kebakaran di SPBU Margomulyo Surabaya Timbulkan Suara Ledakan, Ini 5 Fakta Sebenarnya
Baca juga: Tabrakan KM Tanto Bersinar dengan TB Mitra Jaya XIX di Perairan Gresik, 5 ABK Masih Belum Ditemukan
"Dua minggu yang lalu dia telpon, dua bulan lagi dia akan pulang ambil cuti untuk menikah," ujar ayah Dedi Hamdanim Muhdin dengan berlinang air mata saat ditemui di rumahnya yang berada di Desa Plambek, Lombok Tengah, Sabtu (23/1/2021).

Muhdin menuturkan, anak laki-lakinya itu akan menikahi pujaan hati yang merupakan orang satu kampungnya.
"Pacarnya gadis orang sini, dia pacaran sudah lebih 5 tahun," kata Muhdin.
Menurut Muhdin, selama di Papua, Dedi jarang menelepon karena tidak ada sinyal.
"Kalau saya yang telepon susah, sering tidak nyambung, karena tidak ada sinyal. Jadi saya hanya menunggu telepon," kata Muhdin.
Berikut fakta-fakta Pratu Dedi Hamdani:
1. Ratusan warga iringi pemakamannya
Jenazah prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Pratu Dedi Hamdani akhirnya dimakamkan di pemakaman umum Desa Pelambik, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu sore (24/1/2021).
Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 16.00 Wita.
Kedatangan jenazah disambut isak tangis keluarga yang sejak pagi menunggu kedatangan putra terbaik mereka.
Selanjutnya jenazah disalatkan di masjid Desa Pelambik.

Kemudian dilakukan upacara penyerahan dari pihak keluarga kepada TNI untuk dimakamkan secara militer.
Jenazah diterima Dandim 1620/Loteng Letkol Inf Putu Tangkas.
Mobil jenazah pun membawa Pratu Dedi Hamdani diiringi ratusan warga desa.
Meski di tengah pandemi Covid-19, petugas kesulitan membendung keinginan warga untuk ikut dalam pemakaman Pratu Dedi Hamdani ke peristirahatan terakhirnya.
Anggota TNI pun meminta warga menjaga jarak dan memakai masker lewat pengeras suara masjid.
Sampai menempuh jalan terakhir dengan membagi-bagikan masker kepada warga untuk menghindari penularan Covid-19.
Dari rumah duka warga berjalan kaki mengantar mobil jenazah ke lokasi pemakaman.
Suasana haru dan rasa bangga warga kampung mewarnai pemakaman Pratu Dedi yang telah naik pangkat menjadi Praka Anumerta Dedi Hamdani.
Bagi warga, Dedi Hamdani meninggal meninggal dengan terhormat.
Ia tercatat sebagai pahlawan karena rela mengorbankan jiwa dan raga demi keutuhan NKRI.
"Dia menjadi kebanggaan kita semua," kata Nujumudin, salah satu warga yang ikut dalam pemakaman.
Terpisah, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengucapkan turut berduka atas berpulangnya Pratu Dedi Hamdani.
Dedi tercatat sebagai salah seorang putra NTB terbaik yang gugur di medan tugas membela negara tercinta.
"Semoga Allah menempatkan dinda (Pratu Dedi) di tempat yang mulia di sisi-Nya," kata Zulkieflimansyah, di akun media sosialnya.
2. Ingin ditugaskan ke Lebanon dan umrahkan orangtua

Sebelum gugur di Papua, prajurit TNI Pratu Dedi Hamdani memiliki cita-cita ingin ditugaskan ke Lebanon.
Ia ingin mengabdikan dirinya sebagai tentara Indonesia yang menjaga perdamaian dunia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tidak sekedar menjalankan tugas negara, Pratu Dedi Hamdani termotivasi ke sana juga agar bisa membawa kedua orang tuanya umrah dan naik haji.
Keinginan Pratu Dedi itu diungkapkan sang ibu Sarmi (40), yang ditemui di rumah duka, Dusun Bagek Dewa, Desa Pelambik, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (24/1/2021).
Sarmi menuturkan, keinginan anaknya itu jika uang gaji dan bonus dari tugas ke Lebanon akan dipakai membiayai orang tua umrah.
"Cita-cita dia mau umrah dan Alhamdulillah kalau ada dikasih uang dari sana (negara), Insya Allah saya berikan naik haji," tutur Sarmi, mengingat kata-kata sang anak.
"Itu cita-cita yang dia, mau menjadi haji dan umrah, ajak ibu sekalian ke sana," tambahnya.
3. Sosok penurut
Sarmi, mengenang, Pratu Dedi Hamdani adalah anak yang baik.
Jika sang ibu marah dia justru akan nangis dan menundukkan kepala, bersiap untuk dipukul ibunya.
Ceritanya, tubuhnya yang tinggi tidak mampu dijangkau sang ibu ketika ingin memerahinya.
"Dia anak yang sangat baik dan penurut," katanya.
Pratu Dedi, kata Sarmi, juga selalu menghubungi lewat telepon dimana pun berada dan menanyakan bagimana kabar orang tua untuk memastikan mereka semua sehat.
"Ibu bagaimana? sudah makan ibu? sudah salat?" kata Sarmi, dengan mata berkaca-kaca.
"Yang paling utama dia tanyakan sudah salat. Ibu diminta salat berjamaah karena rumah dekat sama musala," lanjutnya.
4. Ingatkan puasa

Muhdin terakhir kali bertemu, saat Pratu Dedi pulang bulan puasa tahun lalu.
Dia pulang merayakan Hari Raya Idul Fitri di kampung.
Kala itu, Dedi meminta ibunya tetap puasa Senin-Kamis.
"Selalu dia bilang begitu," kenang sang ibu.
Artikel ini telah tayang di Tribunlombok.com dengan judul Cita-cita Pratu Dedi Setelah Pulang dari Papua, Ingin Ditugaskan ke Lebanon dan Umrahkan Orang Tua