Bekas Asisten Ungkap Sifat Asli Syekh Ali Jaber, Keluarga di Lombok Sebut Permintaan Terakhirnya

Sifat asli Syekh Ali Jaber diungkapkan Jayadi, salah seorang bekas asistennya. Di bagian lain, keluarga mengungkap permintaan terakhir sang ulama.

Editor: Musahadah
Kolase Instagram @syekh.alijaber/@yusufmansyurnew
Jenazah Syekh Ali Jaber saat dibawa menuju pemakaman. Bekas Asisten mengungkap sifat asli Syekh Ali Jaber. 

SURYA.CO.ID - Sifat asli Syekh Ali Jaber diungkapkan Jayadi, salah seorang bekas asistennya. 

Jayadi mengaku pernah menjadi asisten selama 2 tahun, dari tahun 2015 sampai 2017.

Ia membantu Syekh Ali Jaber menyiapkan segala keperluan saat keliling berdakwah ke hampir seluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri.

”Beliau sosok ulama karismatik yang disegani karena metode dakwahnya berbasis Alquran,” katanya.

Meski hanya menjadi seorang asisten, Syekh Ali Jaber tidak pernah memperlakukannya dengan kasar atau bersikap merendahkannya.

”Saya dianggap adik, saudara, bukan pegawai, karena sama-sama dari Lombok,” katanya.

Baca juga: Detik-detik 3 Maling Mobil Cium Tangan Syekh Ali Jaber Jadi Sorotan Lagi, Suami Umi Nadia Bilang ini

Baca juga: Sosok Adik Syekh Ali Jaber yang Mau Tanggung Utang Kakak Jika Ada: Usia 17 Berdakwah, Pilih Pelosok

Banyak momen mengesankan selama mengikuti dakwah Syekh Ali Jaber. Tapi dirinya sangat terkesan dengan kerendahan hatinya.

Meski berasal dari Madinah, Arab Saudi. Namun ke mana pun berdakwah, Syekh Ali Jaber selalu menyebut Lombok karena sangat cinta dengan Lombok dan Indonesia.

”Cinta sekali beliau sama Lombok, kemana pun dakwah selalu menyebut awal dakwahnya dimulai dari Lombok,” katanya.

Masjid Agung Al-Muttaqin, Cakranegara, Kota Mataram merupakan masjid pertama tempat ia memulai dakwahnya.

Masjid tersebut menjadi saksi bisu dimulainya dakwah sang syekh.

Karena itu, Syekh Ali Jaber tidak pernah lupa dengan masjid tersebut sampai ia meninggal dunia hari ini.

Berikut momen-momen kemuliaan Syekh Ali Jaber

1. Bantu orang tak dikenal 

Syekh Ali Jaber meninggal dunia, Kamis (14/1/2021) dalam kondisi negatif Covid-19.
Syekh Ali Jaber meninggal dunia, Kamis (14/1/2021) dalam kondisi negatif Covid-19. (Dok Kemenko Polhukam)

Faisal Jaber, salah satu anggota keluarga Syekh Ali Jaber mengungkap sifat dermawan dan rendah hati dari sang ulama. 

Bila melihat orang kesusahan, dia pasti akan berusaha membantu. Meski sedang tidak memiliki uang sekali pun, Ali Jaber pasti akan berupaya menolongnya.

”Dia akan tetap berusaha membantu orang tersebut,” tutur Faisal Jaber, salah satu anggota keluarga, di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (14/1/2021).

Faisal yang kerap bertemu dengan Syekh Ali Jaber saat pulang ke Lombok mengaku benar-benar kagum dengan saudaranya itu.

”Siapa pun dia lihat sakit, tidak pandang bulu akan dibantu,” ujarnya.  

Terakhir kali berkunjung ke Lombok, November 2020, dia berbelanja di supermarket dan bertemu orang sakit kaki yang butuh uang operasi.

Meski orang tersebut tidak dikenal Syekh Ali Jaber, namun dia dengan ikhlas membantu orang tersebut.

2. Bagikan 4.500 botol susu kurma

Masih di bulan yang sama, saat berkunjung ke Lombok, permintaan terakhir Syekh Ali Jaber kepada saudara-saudara misalnya, dia minta tolong dibuatkan 4.500 botol susu kurma.

Susu kurma itu dibagikan setiap subuh di Masjid Al-Falah Monjok dan setiap salat ashar di Masjid Agung Al-Muttaqin, Cakranegara.

“Sudah habis kami bagikan susu kurma itu,” katanya.

Itulah permintaan terakhir Syekh Ali Jaber kepada keluarga di Lombok. Dia melakukan untuk berbagi rezeki dengan orang-orang yang salat di masjid.

3. Berutang untuk berangkatkan orang haji

Syekh Muhammad Jabeer, adik Syekh Ali Jaber yang juga seorang pedakwah.
Syekh Muhammad Jabeer, adik Syekh Ali Jaber yang juga seorang pedakwah. (Instagram)

Syekh Muhammad Jaber, adik Syekh Ali Jaber mengungkapkan, beberapa waktu lalu, saudaranya sampai berutang demi memberangkatkan haji jemaahnya yang seorang pemulung. 

Syekh Ali meminjam uang kepada kerabat dan sejawat demi bisa membantu menunaikan rukun Islam ke lima jemaahnya itu. 

"Di masjid tadi sudah kita sampaikan sebenarnya, Syekh Ali Jaber banyak cobaan beberapa tahun yang lalu, sampai dia punya utang sebenarnya karena ini (menaikan haji)."

"Beliau membantu memberangkatkan jamaah. Walaupun dia nggak mampu, tapi beliau pinjam dari teman, sahabat untuk jamaah," ujar Syekh Muhammad, usai memakamkan saudaranya itu di pelataran Pondok Pesantren Daarul Qur'an, Cipondoh, Tangerang, Kamis (14/1/2021).

Hal itu membuat Syekh Muhammad menekankan kepada teman dan kerabat yang ikut memakamkan Syekh Ali, langsung menghubungi dirinya jika merasa pernah meminjamkan uang.

"Makanya tadi saya sampaikan ke seluruh jamaah. Apabila beliau punya utang, alihkan kepada saya. Saya akan tanggung jawab, biar beliau tenang di kubur dan bebas dari hutang," ujarnya. 

Namun, jika ada yang berbaik hati menganggap lunas tanpa harus dibayar, Syekh Muhamad sangat berterima kasih.

"Kalau betul-betul masih tagih, boleh alihkan kepada saya. Insya allah kita usaha, dibantu juga sama Ustaz Yusuf Mansur menyelesaikan masalah Syekh Ali Jaber. Karena mungkin itu adalah janji," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunlombok.com dengan judul Syekh Ali Jaber Dikenal Dermawan, Bagikan 4.500 Botol Susu Kurma Jadi Permintaan Terakhirnya

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved