Biodata Umi Nadia, Istri Syekh Ali Jaber, Pernah Cemburu, Sang Ulama Sampai Rela Berkorban
Simak profil dan biodata Umi Nadiah, Istri Syekh Ali Jaber asal Lombok, Syekh Ali Jaber sampai berkorban menghadapi istrinya yang cemburu.
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Iksan Fauzi
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id, - Simak profil dan biodata Umi Nadia, Istri Syekh Ali Jaber asal Lombok, Syekh Ali Jaber sampai berkorban menghadapi istrinya yang cemburu.
Diberitakan sebelumnya, pendakwah Syekh Ali Jaber meninggal dunia hari ini, Kamis (14/1/2021) di RS Yarsi, Jakarta.
Syekh Ali Jaber diketahui memiliki istri bernama Umi Nadia dan tiga anak.
Satu dari tiga anak Syekh Ali Jaber dan Umi Nadia adalah Alhasan Ali Jaber yang telah menginjak umur 20 tahun.
Seperti apa profil dan biodata Umi Nadia, istri dari Syekh Ali Jaber?
Baca juga: Sosok Putra Syekh Ali Jaber yang Kuasai 3 Bahasa dan Punya Usaha di Usia 20 Tahun, Disebut di Wasiat
Baca juga: Biodata Syekh Ali Jaber yang Meninggal Dunia Hari Ini: Hafal Quran Sejak Muda, Jadi WNI karena Ini
Berikut SURYA.co.id merangkum profil dan biodata Umi Nadia
Biodata Umi Nadia, Istri Syekh Ali Jaber
Umi Nadia adalah perempuan asal Kelurahan Monjok, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB)
Ia diketahui menikah dengan Syekh Ali Jaber pada tahun 2008 silam.

Rumah tangga Umi Nadia dan syekh Ali Jaber telah berlangsung 12 tahun.
Kemudian, Umi Nadia dan syekh Ali Jaber dikarunia seorang anak laki-laki yang bernama Hasan.
Pengorbanan Syekh Ali Jaber Demi Umi Nadia
Saat menjadi tamu di acara Okay Bos, Syekh Ali Jaber mengaku rela tidak memegang HP selama 2 tahun.
Bukan tanpa alasan, pengorbanan itu dilakukan Syekh Ali Jaber demi sang istri.
"Syekh Ali Jaber gak pernah mau punya ponsel, baru ya Syekh 2 minggu ini baru punya lagi? Alasannya kenapa sih?," tanya Raffi Ahmad.
"Ceritanya panjang," jawab Syekh Ali Jaber dengan sedikit tawa.
"Sekarang saya lagi pikir lagi kayaknya tinggalin HP lagi," tambah Syekkh Ali Jaber.
Menurut Syekh Ali Jaber, wajar istrinya memiliki sifat cemburuan. Karena pada dasarnya, wanita memang pecemburu.
"Wajar, sifat perempuan kan cemburu dan kita semestinya memiliki salah satu posisi. Marah terhadap cemburu mungkin kita anggap keterlaluan, atau bisa kita menghormati rasa cemburunya dan kita harus bersikap yang baik untuk menenangkan hatinya. Hingga kita milih," kata Syekh Ali Jaber.
Mendengar penjelasan yang begitu menenangkan dari Syekh Ali Jaber, Nagita Slavina sontak menepuk-nepuk punggung suami sambil tersenyum.
Momen Umi Nadia Cemburu
Syekh Ali Jaber melanjutkan ceritanya, dirinya lebih memilih mengalah demi menenangkan hati sang istri.
"Masya Allah," tutur Nagita Slavina seraya menepuk punggung Raffi Ahmad lebih keras.
"Itu maksudnya apa? (tepuk punggung)," tanya Vicky Prasetyo ke Nagita Slavina.

Selesai mendengar cerita Syekh Ali Jaber, Raffi Ahmad curhat soal Nagita Slavina.
"Saya malah bingung, istri saya gak pernah cemburu," kata Raffi Ahmad.
"Dia bukan gak pernah cemburu, tapi trauma melihat ponselnya. Jadi bisa ngebedain ya, mana dia cemburu sama trauma," canda Vicky Prasetyo tertawa.
Menanggapi hal itu, Syekh Ali Jaber mengatakan sikap istri Raffi Ahmad merupakan hal yang wajar.
Syekh Ali Jaber melanjutkan cerita istrinya pernah cemburu melihat pesan dari jamaahnya yang diikuti emoticon love.
"Seperti istri saya, saya kan pendakwah, banyak penggemar suka WA atau di Instagram, apalagi mereka suka kirimkan tanda love atau cinta."
Terkadang, lanjutnya, banyak jamaah yang mengirimkan pesan dengan membubuhkan tanda cinta di belakang kalimatnya.
"Iya jadi istri 'ngapain ini ya mau tanya-tanya aja, kenapa kirim-kirim begini'," kata istri saat melihat pesan jamaah yang diakhiri tanda cinta seperti diceritakan Syekh Ali Jaber.
"Karena HP saya gak ada password, apalagi ada kiriman dari jamaah, istri saya suka tanya ini dari siapa," sambungnya.
Mendengar hal tersebut, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina sontak tertawa.
"Saya sebenernya santai-santai aja, karena saya tahu istri sangat cinta dan wajar kalau ada rasa cemburu," katanya.
Suasana Rumah Duka
Seperti dikabarkan sebelumnya, suami dari Umi Nadia, yaitu pendakwah Syekh Ali Jaber meninggal dunia hari ini.
Kabar meninggal dunia sang pendakwah membuat rumah mertua Syekh Ali Jaber yang berada di Lingkungan Monjok Culik, Kelurahan Monjok, Kota Mataram, NTB didatangi kerabat dan keluarga yang mengucapkan belasungkawa.
Faishal, anggota keluarga mengatakan, mereka dapat informasi meninggalnya sang ulama jam 09.00 Wita, pagi tadi.
Sampai saat ini pihak keluarga belum bisa berkomunikasi dengan keluarga di Jakarta.
Mereka masih berusaha membangun komunikasi.
Adapun pihak keluarga di Mataram berharap Syekh Ali Jaber bisa dimakamkan di Mataram.
"Kami minta doanya yang terbaik ya," katanya.
Salim Jaber, mertua Syekh Ali Jaber mengatakan, dia juga sedang menunggu informasi dari keluarga di Jakarta.
Informasi terakhir yang diperoleh keluarga sebelum meninggal adalah hasil tes swab Syekh Ali Jaber dinyatakan negatif.
Hal itu cukup melegakan, namun justru hari ini mereka mendapatkan kabar duka tersebut.
"Kita masih menunggu kabar dari Jakarta," katanya.
Di Kota Mataram, Syekh Ali Jaber meninggalkan seorang anak Alhasan Ali jaber (20 tahun).
Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Sementara sang istri atas nama Nadia Salim asal Kelurahan Monjok, Kota Mataram, NTB.
Syekh Ali Jaber Dianggap Mirip Zinedine Zidane Karena Hobi Main Bola, Ini Julukannya
Suami dari Umi Nadia, yaitu Syekh Ali Jaber diketahui memiliki hobi bermain sepakbola.
Selama tinggal di Lombok, Ali Jaber pun sering bermain sepakbola bersama warga lokal.
Kegemarannya bermain sepakbola sampai membuat warga memberikan julukan pada Syekh Ali Jaber waktu itu.
Seperti dilansir dari artikel Tribun Lombok berjudul "Syekh Ali Jaber Dijuluki 'Ali Zidane' karena Hobi Main Bola dan Dianggap Mirip Zinedine Zidane"
Ia dijuluki “Ali Zidane” karena kala itu dianggap mirip dengan bintang sepakbola asal Prancis Zinedine Zidane.

Tidak hanya itu, dia menjadi sosok penyerang tengah yang ditakuti lawan karena tendangan kerasnya.
”Dia bermain sepakbola di grup Assyabaab Ampenan (Kota Mataram), pemainnya orang Arab-arab semua,” tutur Faisal Jaber, salah satu keluarga Syekh Ali Jaber di Kota Mataram, Kamis (14/1/2021).
Ali Jaber benar-benar hobi bermain bola, namun tetap memiliki sifat dermawan.
Karena sangat hobi bermain bola, dia tidak hanya menjadi pemain, tetapi juga mendukung penuh klub sepakbola lokalnya.
”Sampai-sampai kostum dia bagikan ke grup (klub) itu termasuk sepatu-sepatunya dia berikan,” tuturnya.
Kala itu, dia memang dijuluki Ali Zidane karena tampangnya dianggap mirip seperti Zinedine Zidane.
Di samping itu, sebagai penyerang dia juga cukup disegani lawan. ”Tendangannya terkenal cukup keras,” tuturnya.
Tapi seiring waktu, julukan tersebut pun diganti setelah dia menjadi seorang pendakwah. Kemudian dia hijrah ke Jakarta selama 12 tahun.
”Sekarang sudah berubah soalnya dia sudah menjadi ustad makanya disebut syekh,” tutur Faisal.
Faisal Jaber menuturkan, Ali Jaber menikah dengan istrinya di Lombok bernama Nadia Salim tahun 1997.
Sejak saat itu dia tinggal di Lombok sembari belajar mendalami Alquran.
Di masa-masa itulah dia bermain sepakbola untuk meluangkan hobi dan mengisi waktu senggangnya.
Tapi cerita Syekh Ali Jaber hobi sepakbola hampir dilupakan keluarga, sebab sudah cukup lama dan Ali Jaber sendiri telah menjadi salah satu ulama besar di Indonesia.