Bursa Calon Kapolri

Soal Calon Kapolri, PDIP: Konon Menguat ke Komjen Listyo Sigit Prabowo. Ini Biodatanya

Santer dikabarkan oleh anggota Komisi III DPR RI, Komjen Listyo Sigit Prabowo bakal menjadi calon kuat Kapolri pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Editor: Iksan Fauzi
Kolase Kompas.com
PDIP sebut Komjen Listyo Sigit Prabowo calon kuat Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis yang kemungkinan dipilih oleh Presiden Jokowi. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Santer dikabarkan oleh anggota Komisi III DPR RI, Komjen Listyo Sigit Prabowo bakal menjadi calon kuat Kapolri pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kabar tersebut disampaikan oleh anggota Komisi III DPR RI, dari Fraksi PDIP Trimedya Panjaitan.

Trimedya menyatakan, Listyo Sigit menjadi calon kuat bersama Wakapolri saat ini, Komjen Gatot Edy Pramono untuk bersaing di bursa calon Kapolri.

"Konon menguat ke Komjen Listyo Sigit Prabowo, tapi kan namanya politik, Kapolri itu jabatan politik," ucap Trimedya.

Sebelumnya, politisi PKB yang juga kolega Trimedya di Komisi III, Jazilul Fawaid mengatakan, Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal yang akan dipilih Jokowi.

Baca juga: Komjen Listyo Sigit Malah Sebut Hoax Isu Dia Calon Kuat Kapolri, Padahal Komisi III DPR Sudah Yakin

Baca juga: Akhirnya Komjen Listyo Sigit Prabowo Calon Tunggal Kapolri Menguat, Ini Kata Anggota Komisi III DPR

Komjen Listyo Sigit Prabowo dan Presiden Jokowi.
Komjen Listyo Sigit Prabowo dan Presiden Jokowi. (Kolase Kompas/com/Tribunnews.com)

Menurutnya, Komjen Listyo Sigit Prabowo kemungkinan besar dipilih karena dinilai dekat dengan Jokowi.

Sekadar diketahui, Komisi III DPR merupakan pihak yang akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan calon Kapolri yang diajukan oleh Presiden.

Menurut Jazilul Fawaid, Jokowi hanya akan mengirim satu nama calon Kapolri ke DPR melalui surat presiden, dan Komjen Listyo Sigit Prabowo menjadi kandidat terkuat.

"Prediksi saya, calon terkuat Pak Listyo Sigit Prabowo tanpa menutup peluang pak Gatot Edy Pramono (Wakapolri) dan lainnya.

Semuanya kembali pada ketentuan Allah dan Presiden," kata Jazilul saat dihubungi, Senin (11/1/2021).

Respons Komjen Listyo Sigit Prabowo

Jika Listyo Sigit (kiri) Jadi Kapolri Maka Rekor Tito Karnavian (kanan) akan Tersaingi
Jika Listyo Sigit (kiri) Jadi Kapolri Maka Rekor Tito Karnavian (kanan) akan Tersaingi (Kolase Wartakota dan Tribunnews)

Nama Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo belakangan ini santer disebut-sebut menjadi calon kapolri yang bakal dipilih Presiden Joko Widodo.

Jenderal bintang tiga itu digadang-gadang menjadi calon kapolri menggantikan Jenderal (Pol) Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Februari 2021.

Listyo pun angkat bicara dan menepis isu tersebut. Ia enggan menanggapi prediksi yang menyebutnya sebagai calon kapolri, karena mengaku tak tahu asal isu itu.

"Karena memang saya enggak tahu itu muncul dari mana," kata Listyo ketika dihubungi Kompas.com, Senin (11/1/2021).

Bahkan, Listyo Sigit menilai, berbagai macam pernyataan yang menyebutnya sebagai calon kapolri pilihan Jokowi tidak berdasar.

"Jadi hoaks menurut saya," ucap Listyo Sigit.

Biodata Komjen Listyo Sigit Prabowo

Komjen Listyo Sigit Prabowo (tengah) yang disebut layak jadi Kapolri. Biodata Listyo Sigit bisa dilihat di artikel ini
Komjen Listyo Sigit Prabowo (tengah) yang disebut layak jadi Kapolri. Biodata Listyo Sigit bisa dilihat di artikel ini (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Berikut profil Kabareskrim, Komjen Listyo Sigit Prabowo dan rekam jejaknya sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Biodata Listyo Sigit

Listyo Sigit Prabowo lahir di Ambon, Maluku, 5 Mei 1969 sehingga kini ia berusia 51 tahun.

Listyo Sigit Prabowo adalah alumni Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1991.

Beberapa rekan seangkatannya adalah Brigjen Krishna Murti, Brigjen Fadil Imran, Irjen Pol M Iqbal, termasuk Brigjen Prasetijo Utomo, sosok jenderal yang membantu Djoko Tjandra.

Listyo Sigit adalah lulusan S2 Universitas Indonesia (UI) dengan judul tesis tentang penanganan konflik etnis di Kalijodo, Jakarta.

2. Perjalanan karier Listyo Sigit

Perjalanan karier Listyo Sigit terbilang cukup moncer di angkatannya.

Setela lulus, karier Listyo dimulai sebagai anggota Polres Tangerang yang kala itu masih berpangkat Letnan Dua (Letda).

Pada 1998, ia telah menjadi Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi (Kapuskodalops) di Polres Tangerang.

Kala itu, ia berpangkat sebagai Kapten atau setara dengan Ajun Komisaris Polisi (AKP).

Selain itu, Listyo Sigit pernah beberapa kali menduduki jabatan di daerah Jawa Tengah.

Semula pada 2009, suami Juliati Sapta Dewi Magdalena itu menjabat sebagai Kapolres Pati.

Tak lama, ia dipindah menjadi Kapolres Sukoharjo pada 2010 lalu menjadi Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang.

Pada 2011, Listyo Sigit menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo.

Kemudian, pada 2012, saat Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, Sigit Prabowo dirotasi ke Jakarta untuk menjabat sebagai Asubdit II Dit Tipdum Bareskrim Polri.

Di tahun berikutnya, Listyo Sigit Prabowo bertugas di Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara.

3. Mantan ajudan Jokowi

Listyo Sigit merupakan satu di antara perwira yang dekat dengan Jokowi.

Kedekatan keduanya terjalin saat Listyo Sigit menjabat sebagai Kapolresta Solo di mana Jokowi menjadi wali kotanya.

Saat menjabat sebagai Kapolresta Solo, Listyo Sigit pernah menangani kasus bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton.

Maka, saat Jokowi terpilih menjadi presiden pada 2014, Listyo diangkat sebagai ajudan presiden.

Saat itu, Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman mengajukan empat nama sebagai calon ajudan dan Jokowi langsung menunjuk Listyo Sigit.

Seperti dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 21 Oktober 2015, Jokowi memilih orang yang pernah "dekat" dengannya untuk memastikan kerjanya berjalan optimal.

Dua tahun menjadi ajudan Jokowi, Listyo Sigit dimutasi menjadi Kapolda Banten dan mendapat kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal.

Setelah itu, ia mendapat promosi sebagai Kepala Divisi (Kadiv Propam) pada 2018 dan resmi menyandang pangkat bintang dua atau inspektur jenderal.

Kemudian, Listyo ditunjuk sebagai Kabareskrim oleh Idham Azis pada 6 Desember 2019.

Penunjukan itu dilakukan setelah jabatan tersebut kosong selama lebih dari sebulan sejak Jenderal (Pol) Idham Azis dilantik sebagai Kapolri pada 1 November 2019.

4. Tangkap Djoko Tjandra

Keberhasilan menangkap buronan kelas kakap Djoko Tjandra menjadi catatan penting dalam perjalanan karier Listyo Sigit.

Listyo Sigit menjemput langsung Djoko Tjandra memakai pesawat jet khusus dari Malaysia ke Indonesia.

Berdasarkan pengamatan Tribunnews saat itu, Listyo Sigit tampak turun bersama Djoko Tjandra dengan pesawat khusus berwarna putih di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis malam.

Jenderal bintang tiga itu ditemani juga bersama pejabat utama polri.

"Kami kembali dari Malaysia. Ini juga merupakan jawaban dari beberapa pertanyaan selama beberapa minggu ini dari masyarakat terkait dengan peristiwa Djoko Tjandra yang terjadi di Indonesia," kata Listyo.

Listyo mengatakan, pihaknya menjemput Djoko Tjandra dari Malaysia pada Kamis (30/7/2020) sore.

Sebelumnya, Djoko Tjandra telah diamankan terlebih dahulu oleh polisi Diraja Malaysia dengan bekerja sama dengan polisi Indonesia.

Dia mengatakan, penangkapan itu sekaligus sebagai upaya polri untuk menuntaskan kasus tersebut.

Sebaliknya, kata dia, kasus tersebut menjadi fokus Presiden Jokowi.

"Bapak Presiden memerintahkan untuk mencari keberadaan Djoko Tjandra di manapun berada dan segera untuk dituntaskan."

"Sehingga semua menjadi jelas atas perintah tersebut, maka Pak Kapolri bentuk tim khusus yang kemudian secara intensif cari keberadaan," katanya.

5. Dinilai Layak jadi Kapolri

Atas keberhasilannya menangkap Djoko Tjandra, Listyo Sigit dinilai layak menjadi Kapolri untuk menggantikan Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun.

Demikian disampaikan Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia atau MAKI, Boyamin Saiman dalam wawancara dengan Kompas TV pada Kamis (30/7/2020) malam.

"Saya mengatakan dia (Kabareskrim) layak menjadi Kapolri," kata Boyamin Saiman.

Boyamin menjelaskan, kasus pelarian Djoko Tjandra yang melibatkan pejabat di Bareskrim disebut-sebut untuk menghantam Kabareskrim karena persaingan untuk jabatan Kapolri.

Karena kasus tersebut, Listyo Sigit dianggap tak layak menjabat Kapolri karena dinilai gagal mengantisipasi bawahannya yang turut bermain membantu buronan.

Namun, hal tersebut nyatanya dijawab dengan keberaniannya yang menetapkan anak buahnya di Bareskrim, yakni Brigjen Prasetijo Utomo sebagai tersangka karena terlibat membantu pelarian Djoko Tjandra.

Selain itu, menurut Boyamin, Kabareskrim dianggap sudah lulus ujian karena berhasil menangkap Djoko Tjandra, yang sudah 11 tahun melarikan diri.

"Saya fair saja, jika kasus ini dijadikan untuk menghantam Kabareskrim jadi Kapolri, saya mengatakan sebaliknya, dia layak jadi Kapolri," ujar Boyamin.

Masih dalam wawancara bersama KompasTV, Boyamin juga menyebut Listyo Sigit telah memenangi sebuah taruhan.

Boyamin mengatakan, Listyo Sigit merasa jengkel terkait kasus pelarian Djoko Tjandra.

Sampai-sampai dia bertaruh dengan orang lain untuk bisa menangkap Djoko Tjandra atau tidak.

"Ada informasi dari teman-teman kepolisian, Kabareskrim itu saking jengkelnya bertaruh dengan orang lain untuk bisa menangkap atau tidak, itu berarti jengkel betul," kata Boyamin.

Pada Kamis (30/7/2020), Kabareskrim Listyo Sigit akhirnya berrhasil membuktikan, bisa menangkap Djoko Tjandra di Malaysia dengan bantuan polisi setempat.

"Ini menunjukkan tekadnya untuk mengobati rasa sakit kita, rasa malu kita. Ini artinya dia (Kabareskrim) menang taruhan," tutur Boyamin.

Kompolnas serahkan 5 nama

Sementara itu, Komisi Kepolisian Indonesia (Kompolnas) merilis siapa saja nama jenderal yang diajukan sebagai calon Kapolri.

Total, ada lima nama yang diajukan Kompolnas kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pengganti Idham Azis yang akan pensiun.

Kelimanya adalah Wakapolri, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono; Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar; dan Kabareskrim, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo.

Dua nama terakhir adalah Kalemdiklat, Komjen Pol Arief Sulistyanto dan Kabaharkam, Komjen Pol Agus Andrianto.

Salah satu yang menjadi sorotan dan kerap disebut-sebut sebagai calon Kapolri adalah Komjen Listyo Sigit Prabowo.

Nama Listyo Sigit mencuat setelah ikut menangkap buronan pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra pada Kamis (30/7/2020) malam.

Bahkan Listyo Sigit menjemput langsung si buronan ini dari Malaysia ke Indonesia.

Nama Listyo Sigit memang tidak terlalu asing di institusi Porli lantaran sebelum menjadi Kabareskrim, ia pernah menjabat sebagai ajudan Jokowi.

Saat menjabat sebagai Kabareskrim, Listyo Sigit langsung mendapatkan tugas menuntaskan kasus penyerangan penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Listyo Sigit, Kabareskrim yang Diajukan jadi Calon Kapolri: Mantan Ajudan Jokowi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved