Komjen Listyo Sigit Malah Sebut Hoax Isu Dia Calon Kuat Kapolri, Padahal Komisi III DPR Sudah Yakin
Komjen Listyo Sigit Prabowo malah sebut hoax menanggapi prediksi yang menyebutnya sebagai calon kuat kapolri pilihan Presiden Jokowi.
SURYA.CO.ID, JAKARTA - Komjen Listyo Sigit Prabowo malah sebut hoax menanggapi prediksi yang menyebutnya sebagai calon kuat kapolri pilihan Presiden Jokowi.
Padahal, sejumlah anggota komisi III DPR RI menyebut nama Komjen Litsyo Sigit Prabowo yang akan menggantikan Kapolri Jenderal Idham Azis yang akan pensiun pada 1 Februari 2021.
Komjen Listyo Sigit Prabowo yang kini menjabat kabareskrim Polri ini mengaku tidak tahu asal muasal isu tersebut.
"Karena memang saya enggak tahu itu muncul dari mana," kata Listyo ketika dihubungi Kompas.com, Senin (11/1/2021).
Bahkan, Listyo Sigit menilai, berbagai macam pernyataan yang menyebutnya sebagai calon kapolri pilihan Jokowi tidak berdasar.
"Jadi hoaks menurut saya," ucap Listyo Sigit.
Baca juga: Pengantin Baru Jadi Korban Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, Orangtua: Sempat Beri Kabar Hamil
Baca juga: Biodata Nindy Ayunda, Penyanyi yang Suaminya Ditangkap karena Narkoba: Melambung Berkat Audy Item
Nama Listyo sebagai calon kuat kapolri setidaknya disebut sejumlah anggota Komisi III DPR, pihak yang akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan.
Salah satunya adalah anggota Komisi III dari Fraksi PKB Jazilul Fawaid.
"Insya Allah satu nama, Pak Listyo Sigit calon kuat," ujar Jazilul saat dihubungi, Jakarta, Senin (11/1/2021).
Jika benar Komjen Listyo Sigit Prabowo yang dipilih Presiden? Maka, mengalahkan banyak jenderal bintang 3 atau seniornya di tubuh korps Bhayangkara itu.

Namun sebelumnya, mari mengikuti penjelasan Jazilul Fawaid mengenai sosok calon Kapolri dan rencana Presiden Jokowi menyodorkan nama yang akan dikirimkan ke DPR RI.
Jazilul Fawaid adalah orang yang sebelumnya memprediksi jadwal pelantikan 6 menteri baru pada Desember 2020 lalu. Prediksinya itu tepat sesuai kalender jawa.
Sekarang, Jazilul Fawaid juga memprediksi Presiden Jokowi akan mengirimkan nama calon Kapolri ke DPR RI pada Rabu (13/1/2021).
Namun, untuk nama Komjen Listyo Sigit itu, Jazilul mengaku tidak bermaksud mendahului Tuhan dan Presiden Jokowi.
"Sekali lagi saya menyampaikan ini, tanpa bermaksud mendahului takdir Allah dan ketentuan Presiden," tutur Wakil Ketua Umum PKB itu.
Kapan Presiden Jokowi menyerahkan calon Kapolri ke DPR RI?
Jazilul memperkirakan diserahkan pada Rabu (13/1/2021).
"Hemat saya, mungkin Rabu (13/1/2021) keramat itu, kita tunggu saja.
Semoga yang terbaik yang diusulkan dan dipilih jadi Kapolri," papar Jazilul.
Perkiraan Jazilul tersebut tidak asal memprediksi saja, tetapi dihitung berdasarkan kalender Jawa untuk melihat hari baik dalam penyerahan nama calon Kapolri.
"Rabu Wage lebih bagus itungannya, neptunya sebelas. Itungannya Rabu angkanya 7 dan Wage angkanya 4, dijumlah jadi neptunya angka 11," tutur Wakil Ketua MPR itu.
"Itu ilmu jawa, ilmu titen namanya bersumber dari kebiasaan alam dan manusia," sambung Jazilul.
Jazilul berpendapat, Jokowi hanya mengirim satu nama calon Kapolri ke DPR melalui surat presiden, dan Listyo menjadi kandidat terkuat.
"Prediksi saya, calon terkuat Pak Listyo Sigit Prabowo tanpa menutup peluang pak Gatot Edy Pramono (Wakapolri) dan lainnya. Semuanya kembali pada ketentuan Allah dan Presiden," kata Jazilul saat dihubungi, Senin (11/1/2021).
Sedangkan, anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI-P Trimedya Panjaitan menyatakan bahwa Listyo Sigit menjadi calon kuat bersama Wakapolri saat ini, Komjen Gatot Edy Pramono.
"Konon menguat ke Listyo Sigit Prabowo, tapi kan namanya politik, Kapolri itu jabatan politik," ucap Trimedya.
Hingga saat ini, nama calon kapolri pengganti Idham tersebut masih menjadi misteri.
Penunjukan kapolri memang menjadi hak prerogatif seorang presiden.
Sebelum memilih, Presiden Jokowi telah menerima rekomendasi dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Total terdapat lima nama jenderal polisi berbintang tiga atau komisaris jenderal yang diusulkan Kompolnas kepada Jokowi.
Selain Listyo, nama-nama lainnya adalah Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafly Amar, Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komjen Arief Sulistyanto, dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komjen Agus Andrianto.
Nantinya, presiden bakal mengirim surat kepada DPR yang berisi nama calon kapolri.
Calon itu selanjutnya akan mengikuti uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) yang digelar DPR.
Biodata Listyo Sigit

Listyo Sigit Prabowo lahir di Ambon, Maluku, 5 Mei 1969 sehingga kini ia berusia 51 tahun.
Listyo Sigit Prabowo adalah alumni Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1991.
Beberapa rekan seangkatannya adalah Brigjen Krishna Murti, Brigjen Fadil Imran, Irjen Pol M Iqbal, termasuk Brigjen Prasetijo Utomo, sosok jenderal yang membantu Djoko Tjandra.
Listyo Sigit adalah lulusan S2 Universitas Indonesia (UI) dengan judul tesis tentang penanganan konflik etnis di Kalijodo, Jakarta.
Perjalanan karier Listyo Sigit terbilang cukup moncer di angkatannya.
Setelah lulus, karier Listyo dimulai sebagai anggota Polres Tangerang yang kala itu masih berpangkat Letnan Dua (Letda).
Pada 1998, ia telah menjadi Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi (Kapuskodalops) di Polres Tangerang.
Kala itu, ia berpangkat sebagai Kapten atau setara dengan Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Selain itu, Listyo Sigit pernah beberapa kali menduduki jabatan di daerah Jawa Tengah.
Semula pada 2009, suami Juliati Sapta Dewi Magdalena itu menjabat sebagai Kapolres Pati.
Tak lama, ia dipindah menjadi Kapolres Sukoharjo pada 2010 lalu menjadi Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang.
Pada 2011, Listyo Sigit menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo.
Kemudian, pada 2012, saat Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, Sigit Prabowo dirotasi ke Jakarta untuk menjabat sebagai Asubdit II Dit Tipdum Bareskrim Polri.
Di tahun berikutnya, Listyo Sigit Prabowo bertugas di Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara.
Mantan ajudan Jokowi
Listyo Sigit merupakan satu di antara perwira yang dekat dengan Jokowi.
Kedekatan keduanya terjalin saat Listyo Sigit menjabat sebagai Kapolresta Solo di mana Jokowi menjadi wali kotanya.
Saat menjabat sebagai Kapolresta Solo, Listyo Sigit pernah menangani kasus bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton.
Maka, saat Jokowi terpilih menjadi presiden pada 2014, Listyo diangkat sebagai ajudan presiden.
Saat itu, Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman mengajukan empat nama sebagai calon ajudan dan Jokowi langsung menunjuk Listyo Sigit.
Seperti dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 21 Oktober 2015, Jokowi memilih orang yang pernah "dekat" dengannya untuk memastikan kerjanya berjalan optimal.
Dua tahun menjadi ajudan Jokowi, Listyo Sigit dimutasi menjadi Kapolda Banten dan mendapat kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal.
Setelah itu, ia mendapat promosi sebagai Kepala Divisi (Kadiv Propam) pada 2018 dan resmi menyandang pangkat bintang dua atau inspektur jenderal.
Kemudian, Listyo ditunjuk sebagai Kabareskrim oleh Idham Azis pada 6 Desember 2019.
Penunjukan itu dilakukan setelah jabatan tersebut kosong selama lebih dari sebulan sejak Jenderal (Pol) Idham Azis dilantik sebagai Kapolri pada 1 November 2019.
Berhasil tangkap Djoko Tjandra
Keberhasilan menangkap buronan kelas kakap Djoko Tjandra menjadi catatan penting dalam perjalanan karier Listyo Sigit.
Listyo Sigit menjemput langsung Djoko Tjandra memakai pesawat jet khusus dari Malaysia ke Indonesia.
Berdasarkan pengamatan Tribunnews saat itu, Listyo Sigit tampak turun bersama Djoko Tjandra dengan pesawat khusus berwarna putih di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis malam.
Jenderal bintang tiga itu ditemani juga bersama pejabat utama polri.
"Kami kembali dari Malaysia. Ini juga merupakan jawaban dari beberapa pertanyaan selama beberapa minggu ini dari masyarakat terkait dengan peristiwa Djoko Tjandra yang terjadi di Indonesia," kata Listyo.
Listyo mengatakan, pihaknya menjemput Djoko Tjandra dari Malaysia pada Kamis (30/7/2020) sore.
Sebelumnya, Djoko Tjandra telah diamankan terlebih dahulu oleh polisi Diraja Malaysia dengan bekerja sama dengan polisi Indonesia.
Dia mengatakan, penangkapan itu sekaligus sebagai upaya polri untuk menuntaskan kasus tersebut.
Sebaliknya, kata dia, kasus tersebut menjadi fokus Presiden Jokowi.
"Bapak Presiden memerintahkan untuk mencari keberadaan Djoko Tjandra di manapun berada dan segera untuk dituntaskan."
"Sehingga semua menjadi jelas atas perintah tersebut, maka Pak Kapolri bentuk tim khusus yang kemudian secara intensif cari keberadaan," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jadi Calon Kuat Kapolri Pilihan Jokowi, Ini Tanggapan Komjen Listyo Sigit"