Prajurit TNI Selamatkan 6 Warga yang Disandera Pemberontak Kongo, Sempat Dimintai Uang Tebusan
Prajurit TNI kembali menyelamatkan enam warga yang disandera pemberontak Kongo. Sempat dimintai uang tebusan. Berikut kronologinya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB/MONUSCO kembali menyelamatkan enam warga yang disandera pemberontak Kongo.
Para prajurit TNI berhasil menyelamatkan keenam warga tersebut dengan cara damai tanpa ada baku tembak.
Meskipun sebelumnya negosiasi sempat berjalan alot dan bahkan para pemberontak Kongo tersebut sempat meminta uang tebusan.
Baca juga: Operasi Kuda Putih TNI Sukses Bikin 43 Milisi Kongo Menyerah Tanpa Baku Tembak, Serahkan 32 AK-47
Baca juga: Misi Perburuan KKB Papua dan Ali Kalora Cs Diperpanjang hingga 2021, Sasar Gerakan Kriminal Politik
Melansir dari laman tni.mil.id, kronologinya berawal saat para prajurit TNI telah berhasil menyelamatkan empat warga sipil yang dirampok oleh pemberontak Kongo.
Saat itu telah diketahui identitas pelaku yaitu berasal dari kelompok Aigle Alelluya.
Setelah Tim Patroli Satgas Indo RDB kembali ke COB Bendera, baru diketahui masih ada warga yang belum kembali dan menjadi korban perampokan juga.
Setelah berita ini tersiar di Desa Crispin, warga desa setempat melaporkan lagi kepada Satgas Indo RDB yang berada di COB Bendera bahwa masih ada rekannya yang diculik oleh perampok bersenjata.
Menindaklanjuti laporan warga tersebut, Komandan Kompi (Danki) COB Bendera Mayor Inf Ismail Taruna Vijaya mendapat perintah langsung dari Komandan Satgas (Dansatgas) Indo RDB Kolonel Inf. Daniel Lumbanraja untuk mempimpin tim patroli yang berjumlah 40 orang.
Patroli ini bermaksud untuk melaksanakan pencarian secara intensif tentang keberadaan enam warga yang diculik.
Dalam waktu kurang dari 24 jam, tim patroli mendapatkan informasi dari kepala Desa Kitupa, bahwa pelaku perampokan tersebut adalah dari kelompok yang sama yaitu Aigle Alelluya di bawah pimpinan Mr. Kalinde Takataka.
Tim patroli pun berhasil mengetahui kontak Kalinde Takataka.
Dengan dibantu oleh mantan milisi dari kelompok yg sama, proses negosiasi dimulai dengan permintaan uang tebusan sebagai jaminan dilepaskannya enam sandra tersebut.
Namun Dantim patroli Mayor Inf Vijaya berusaha memberikan pengertian dan pemahaman bahwa hal yang dilakukan oleh para penyandera tersebut adalah tidaklah benar.
Mayor Inf Vijaya menawarkan pilihan untuk bekerjasama dengan baik, maka MONUSCO dalam hal ini Satgas Indo RDB akan memfasilitasi salah satu program PBB yaitu memberikan lapangan pekerjaan.
Sama seperti para mantan milisi yang sudah menyerahkan diri dan bergabung menjadi masyarakat sipil.
Upaya negosiasi yang alot dan panjang membuahkan hasil yang baik.
Dantim patroli dapat menyadarkan para penyandera dan menunjukkan keberadaan warga sipil yang disandera.
Dengan sigap, tim patroli bergerak menuju lokasi yang telah disebutkan, kemudian melakukan pembebasan para sandera dengan aman dan selamat.
Selanjutnya keenam warga sipil tersebut diserahkan kembali kepada keluarganya yang berada di desa Crispin.
Selamatkan 4 Warga Sipil yang Dirampok Pemberontak Kongo

Sebelumnya, para prajurit TNI juga menyelamatkan 4 warga sipil yang dirampok pemberontak Kongo.
Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB/MONUSCO berhasil menyelamatkan empat warga sipil dari perampokan bersenjata pada saat melaksanakan patroli.
Melansir dari laman tni.mi.id, kronologinya berawal saat Satgas TNI melakukan patroli pada Sabtu (19/12/2020).
Perampokan itu terjadi di Desa Crispin, Kongo.
Patroli yang dipimpin oleh Lettu Edvin mendapatkan informasi dari warga bahwa ada empat warga sipil bermotor yang dirampok oleh pemberontak Kongo.
Selanjutnya tim patroli merespon cepat dengan melakukan penyisiran kedalam hutan dan berhasil melaksanakan tugas penyelamatan dengan baik dan aman.
Peristiwa perampokan empat warga sipil di Desa Crispin merupakan bagian dari Area of Responsibility (AoR) Combat Operation Base (COB) Bendera dipimpin oleh Mayor Inf. Ismail Taruna Vijaya.
Daerah ini masih dinyatakan sebagai zona Merah karena masih banyaknya markas pemberontak bersenjata sehingga tingkat kriminalitas masih cukup tinggi.
Di sela-sela waktunya, Dansatgas TNI Konga XXXIX-B RDB/MONUSCO Kolonel Inf. Daniel Lumbanraja menyampaikan bahwa situasi politik dan keamanan di Kongo saat ini tidak stabil dan masih terjadinya pemberontakan.
Hal ini memicu munculnya tindakan kriminalitas di berbagai tempat.
Selanjutnya dikatakan bahwa telah banyak pemberontak bersenjata yang menyerahkan diri namun masih ada diantara pemberontak yang tetap bertahan di hutan.
Mereka aktif melakukan perampokan dan pemerasan kepada masyarakat untuk bertahan hidup dan untuk mendanai berbagai upaya pemberontakan.
Bahkan dalam melakukan aksinya, mereka tidak ragu untuk membunuh korbannya.
Kegiatan patroli rutin yang dilakukan selama ini telah berhasil merangkul kembalinya 43 milisi dengan 33 senjata AK-47, disusul dengan penyelamatan dua orang warga sipil yang dirampok didekat desa Kapunda.
Keberhasilan atas pendekatan dan patroli rutin yang dilakukan, telah membuat masyarakat Kongo makin percaya kepada Satgas Indo RDB.
Berikut cuplikan video prajurit TNI selamatkan 4 warga sipil yang dirampok pemberontak Kongo, diunggah oleh akun instagram Puspen TNI.