4 Insiden Pilkada 2020: Cabup Meninggal Positif Covid-19 hingga Kotak Suara Dirampas, Brimob Terluka
Inilah 4 insiden pilkada 2020 yang mewarnai penyelenggaraan pesta demokrasi di sejumlah daerah di Indonesia, pada Rabu (9/12/2020).
Namun atas kejadian itu, ada banyak warga memilih tidak datang ke TPS.
Ada 91 orang takut, dan akhirnya tidak datang. Proses pemungutan suara tetap berlangsung sampai penghitungan berakhir,” kata Yasin.
Hasil monitoring Bawaslu, ada juga kejadian pemindahan TPS karena pemilik rumah takut adanya pemilih atau petugas yang terpapar Covid-19.
“TPS 27 Glodogan Bambanglipuro sempat memindahkan TPS karena pemilik rumah ketakutan kalau ada pemilih yang terpapar Covid,” katanya.
3. Ketua KPPS Dijemput ayahnya

Insiden tak terduga muncul di TPS khusus bagi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Lapangan, Jalan Indrapura Surabaya, Rabu (9/12/2020).
Jalannya pemungutan suara pun sempat sedikit terganggu.
Penyebabnya, orangtua dari salah satu petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) merasa keberatan karena anaknya bertugas di TPS 31 yang ada di RS Darurat.
Petugas ini ternyata merupakan Ketua KPPS yang bertugas melayani pasien Covid-19 asal Surabaya untuk menggunakan hak pilihnya di Pilkada Surabaya.
Kepada wartawan, ayah dari petugas KPPS ini mengaku keberatan anaknya bertugas di TPS tersebut. Ia khawatir anaknya justru terjangkit Covid-19. Karena alasan itu, dia meminta anaknya untuk pulang.
"Dia ketua KPPS (di RS Darurat). Saya keberatan, takut sampai terjangkit. Kalau terjangkit saya stres, kepikiran seterusnya," kata orangtua petugas KPPS yang enggan disebutkan namanya.
Ia pun sempat melakukan dialog dengan PPK dan tim dokter di RS Darurat. Usai berdialog, dia tetap bersikukuh meminta agar anaknya diganti oleh petugas lain.
"Saya punya anak, saya tidak izinkan. Anak saya pulang, saya tunggu, jangan sampai anak saya masuk," ucap dia.
Karena penolakan itu, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Krembangan Febryan Kiswanto akhirnya memutuskan untuk mengganti Ketua KPPS tersebut dengan petugas lain.
"Untuk bertugas di dalam bisa satu KPPS saja, jadi tidak ada masalah," kata Febry.