Gunung Semeru Meletus
Gunung Semeru Meletus, Truk dan Alat Berat Penambang Pasir di Lumajang Terjebak Lahar Panas
Lahar panas akibat Gunung Semeru meletus menerjang kawasan Besuk Kobokan di Kabupaten Lumajang, Selasa (1/12/2020).
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
Namun pada pukul 01.45 wib aktivitas itu meningkat secara signifikan.
Hingga akhirnya setelah mengeluarkan letupan berkali-kali hingga pukul 04.33 wib.
"Jadi hampir tiga jam awan panas sampai akhirnya guguran disertai letusan awan jaraknya sampai 11 kilometer sampai daerah Curah (Besuk Kobokan)," imbuhnya.
Baca juga: Biodata Brigjen TNI Rifki Anak Buah Jenderal Andika Perkasa yang Hormat dan Cium Tangan Gurunya
Baca juga: UPDATE Ali Kalora cs di Ujung Tanduk, Menyerah Atau Mati, Kini Diburu Kostrad, Marinir dan Tontaika
Namun kata Thoriq, mulai pukul 04.33 wib, aktivitas Gunung Semeru mengalami penurunan, hingga saat ini.
"Saya memantau dari pos memang betul reda, tapi bukan berarti bisa dijamin reda. Karena pada tahun 1994 Semeru meletus terus mereda tapi selang dua hari meletus kembali," pungkasnya.
Warga Ramai-ramai Mengungsi
Sebelumnya, warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru, diperintahkan untuk mengungsi, Senin (1/12/2020) pagi.
Warga diminta segera menyelamatkan diri sebab Gunung Semeru baru saja mengeluarkan awan panas letusan, Senin (1/12/2020) dini hari.
Aisyah warga Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo mengatakan, terpaksa sementara waktu harus meninggalkan rumah sebab hujan abu Gunung Semeru kini telah melanda pemukiman warga.
"Ngungsi ke rumah saudara karena takut kalau bertahan di sini," kata Aisyah, Selasa (1/12/2020).

Menurut kesaksiannya, sebelum hujan abu terjadi pada sekitar pukul 02.00 dirinya mendadak terbangun dari tidur lantaran mendengar suara letusan dari Gunung Semeru.
"Memang ada suara letusan Gunung Semeru," ujarnya.
Sementara itu, terpantau di Desa Supiturang ribuan warga juga terlihat panik.
Baca juga: VIDEO Detik-detik Warga Gunung Semeru Berbondong-bondong Ngungsi, 2 Kecamatan di Lumajang Dievakuasi
Terlihat beberapa warga ada yang berboncengan motor hingga menumpang mobil pick up untuk mencari tempat yang lebih aman.
Akibatnya kepadatan masyarakat di sejumlah ruas jalan tak terhindarkan.
