3 Bocah Hilang Misterius

Fakta 3 Bocah Hilang Misterius di Langkat, Tak Ada Tanda Pembunuhan, Namun Polisi Sebut Karena Ini

Berikut fakta misteri 3 bocah hilang di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang sudah 31 cari tapi belum ditemukan.

Editor: Iksan Fauzi
YouTube tvOneNews
Video terakhir tiga bocah sebelum menghilang misterius hingga belasan hari 

SURYA.co.id | LANGKAT - Berikut fakta misteri 3 bocah hilang di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang sudah 31 cari tapi belum ditemukan.

Dari hasil penyelidikan, di antaranya memintai keterangan dari 42 saksi, hasilnya, tidak dugaan mengarah pada pembunuhan terkait 3 bocah hilang misterius tersebut. 

Sudah 31 hari ini, polisi dan masyarakat setempat melakukan pencarian terhadap 3 bocah tersebut.

Namun, belum ada hasil signifikan sebagai tanda penemuan ketiga bocah tersebut.

Setelah sekian hari melakukan penyelidikan, polisi akhirnya menemukan dugaan baru.

Baca juga: UPDATE 3 Bocah Hilang Misterius di Langkat, 30 Hari Tidak Ditemukan, Polisi Ungkap Dugaan Baru

Sekadar diketahui, 3 bocah hilang misterius di Dusun VI Pulka, Desa Naman Jahe, Kecamatan Salapian, Langkat, yang hilang misterius.

Seperti diketahui, ketiga bocah berusia 7 tahun tersebut berinisial NZ, YG dan ZH.

Terakhir, mereka diketahui bermain di tengah areal perkebunan di Dusun Pulka VI, pada hari Minggu (18/11/2020).

Barikut fakta-fakta 3 bocah hilang misterius dan hasil sementara penyelidikan polisi.

1. Dugaan penculikan

Mpuh Sembiring mendatangi lokasi 3 bocah hilang misterius setelah munculnya ikan mas raksasa tanpa mata.
Mpuh Sembiring mendatangi lokasi 3 bocah hilang misterius setelah munculnya ikan mas raksasa tanpa mata. (Tangkapan Layar)

Menurut polisi, pencarian terhadap ketiga bocah itu terus dilakukan setiap hari.

Kasatreskrim Polres Langkat, IPTU Said Hussein menjelaskan, untuk sementara belum ada petunjuk berarti.

Dugaan pembunuhan, menurut Said, juga belum dipastikan.

Said justru mengarah kasus tersebut adalah kasus penculikan.

"Dugaan sementara lebih ke penculikan karena dari hasil pemeriksaan saksi dan petunjuk-petunjuk.

Perlu diarahkan ke sana karena terkait pembunuhan belum ada sama sekali," katanya.

Menurut Said, sudah ada 42 saksi telah diperiksa keterangannya.

2. Dibantu Polda Sumut

Orangtua korban bersama praktisi spiritual berdoa di tepi danau Kecamatan Salapian Langkat untuk menemukan tiga bocah yang hilang misterius. Foto kanan : Kapolres Langkat, AKBP Edi Suranta Sinulingga dan ratusan warga melakukan pencarian tiga anak SD yang hilang misterius di Kecamatan Salapian, Langkat, Kamis (21/10/2020).
Orangtua korban bersama praktisi spiritual berdoa di tepi danau Kecamatan Salapian Langkat untuk menemukan tiga bocah yang hilang misterius. Foto kanan : Kapolres Langkat, AKBP Edi Suranta Sinulingga dan ratusan warga melakukan pencarian tiga anak SD yang hilang misterius di Kecamatan Salapian, Langkat, Kamis (21/10/2020). (Kolase TRIBUN MEDAN / HO)

Polres Langkat menjelaskan, selain tim penyidik dari Mapolres Langkat, tim Polda Sumur juga diterjunkan untuk membantu penyelidikan kasus tersebut.

Tim khusus pun dibentuk dari unsur Polda Sumut, Polres Langkat dan Polsek Salapian.

"Bukan ditangani Polda tapi dibantu sama Polda. Sudah dibentuk tim baru gabungan polda, polres dan polsek, mohon doanya," katanya.

3. Orangtua menanti

Kasus hilangnya 3 bocah secara misterius hingga belasan hari dikaitkan dengan hal mistis. Sebelumnya, warga temukan ikan mas raksasa tanpa mata.
Kasus hilangnya 3 bocah secara misterius hingga belasan hari dikaitkan dengan hal mistis. Sebelumnya, warga temukan ikan mas raksasa tanpa mata. (YouTube tvOneNews dan Tribunnews)

Sementara itu, Sarkim, orangtua salah satu korban mengatakan, pihak keluarga dan masyarakat juga terus melakukan pencarian.

Entah mengapa, titik terang keberadaan para korban juga belum diketahui.

Para orangtua hanya bisa berdoa agar ketiga anak mereka segera diketahui nasibnya.

"Kami bagaimana ya, hanya bisa terus berdoa lah. Mudah-mudahan secepatnya ditemukan. Kami pun tak tahu harus bagaimana lagi," ungkapnya.

4. Kerahkan anjing pelacak

Ilustrasi anjing pelacak. Polisi menurunkan anjing pelacak untuk mengendus pelaku mutilasi di pasar besar kota Malang, Rabu (15/5/2019)
Ilustrasi anjing pelacak. Polisi menurunkan anjing pelacak untuk mengendus pelaku mutilasi di pasar besar kota Malang, Rabu (15/5/2019) (surabaya.tribunnews.com/hayu yudha prabowo)

Selain memeriksa keterangan para saksi, polisi juga mengerahkan anjing pelacak.

Menurut Kapolsek Salapian Iptu Sutrisno, pencarian terus dilakukan setiap hari.

"Kami dari kepolisian proses masih terus melakukan penyelidikan. Pencarian terus dilakukan," ujar Kapolsek Salapian, Iptu Sutrisno ketika dikonfirmasi melalui telepon pada Kamis (5/11/2020).

Ibu Terus Menangis, Ayah Tak Bisa Kerja

Hilangnya tiga bocah di Langkat, Sumatera Utara secara misterius masih menjadi tanda tanya.

Tiga orang bocah bernama Nizam, Zahra dan Yogi itu masih terus dicari meski sudah 19 hari menghilang.

Sayangnya, keberadaan ketiga anak berusia tujuh tahun itu tak kunjung diketahui.

Hilangnya mereka meninggalkan derita dalam bagi para orangtuanya.

Sang ayah: kami cari pagi hingga malam

Kesedihan dirasakan oleh Alamsyah Saputra (41) dan istrinya, Masdiani.

Kini tiada hari mereka lewati tanpa mencari keberadaan sang anak, Zahra.

Mulai dari menyusuri parit hingga berjalan berkilo-kilometer dilakoninya demi bisa berjumpa dengan sang buah hati.

"Kemana-mana sudah dicari. Semua kerja keras, keluarga, Polres Langkat dan Polsek Salapian, warga, relawan terus mencari dari pagi sampai malam," kata dia pilu.

Bahkan lantaran tak kunjung ditemukan, sang istri Masdiani terus menangis, tak tahan jika teringat sosok anaknya.

Pekerjaan Alamsyah pun menjadi terbengkalai lantaran tenaga, waktu dan pikirannya hanya tercurah untuk menemukan putri bungsunya yang hilang.

"Saya pun tak tahu bagaimana. Tidak ada penghasilan, tapi ada orang-orang yang berbaik hati datang memberi sesuatu untuk beli beras dan segala macam," kata dia.

Bermain dengan anak-anak lain, tiga anak menghilang

Alamsyah masih ingat, Minggu (18/10/2020) pagi putrinya berpamitan untuk bermain.

Seperti biasanya, Zahra membawa handphone dan pergi ke rumah tetangganya yang memiliki WiFi. Ia pergi sekitar pukul tujuh pagi.

Anak-anak itu sempat bermain di sekitar perkebunan. Sebab, di sana ada alat berat beko yang sedang beroperasi mengorek parit.

"Bahkan anak saya juga sempat memvideokan beko itu ngorek parit perkebunan," tutur Alamsyah.

Sekitar pukul 10, anaknya sempat pulang untuk meletakkan ponsel. Namun kemudian, Zahra kembali pergi.

"Sekitar jam 10, anak saya ini pulang letak HP langsung pergi lagi nengok beko itu," tutur dia.

Putrinya yang biasanya kembali untuk makan siang di rumah, ternyata tak kunjung pulang sejak hari itu.

Menurut informasi, ada sekitar 6 hingga 9 orang anak yang bermain, namun ternyata tiga di antaranya menghilang.

Ingin anak segera ditemukan

Tak hanya Alamsyah, Sarkim, orangtua Nizam juga melakukan hal yang sama.

Ia terus mencari keberadaan putra pertamanya tersebut.

Sarkim mengatakan, anaknya sempat diketahui menonton alat beko, namun tak pernah pulang ke rumah.

Upaya terus dilakukan Sarkim demi menemukan keberadaan putranya.

"Tapi apa daya. Kita pun masih mencari di mana dia. Pencarian sampai sekarang masih dilakukan. Cuman gitu tak ada hasilnya juga," kata dia.

Dengan lirih, Sarkim berharap agar anaknya dan dua bocah lainnya yang menghilang misterius segera ditemukan.

"Satu yang kami inginkan, anak saya diketemukan," tutur dia.

Pencarian melibatkan banyak pihak

Sekitar tiga pekan lalu, tiga anak berusia 7 tahun hilang di wilayah perkebunan di Dusun VI Pulka, Desa Namanjahe, Kecamatan Salapian, Langkat.

Pencarian terus dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak.

Namun hingga hari ke-19, keberadaan anak-anak itu belum diketahui.

Polisi bahkan telah menerjunkan personel hingga menurunkan anjing pelacak untuk menemukan bocah-bocah itu.

"Kami dari kepolisian proses masih terus melakukan penyelidikan. Pencarian terus dilakukan," ujar Kapolsek Salapian, Iptu Sutrisno

Artikel ini telah tayang di Tribun Mataram

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved