Berita Lumajang
Pasien Diduga Terpapar Covid-19 di Lumajang Diduga Salah Diberi Obat, Minum 2 Kali Jadi Batuk Darah
Lailatul Saidah warga Jugosari, Candipuro, Lumajang, mengeluhkan RSUD Pasirian lantaran diduga salah memberi obat terhadap ayahnya
Penulis: Tony Hermawan | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | LUMAJANG - Lailatul Saidah warga Jugosari, Candipuro, Lumajang, mengeluhkan RSUD Pasirian lantaran diduga salah memberi obat terhadap ayahnya yang sedang dirawat karena diduga terpapar Covid-19.
Kesalahan itu pertama kali diketahui oleh ibunya, keluarga yang ditugaskan pihak RS untuk mendampangi ayahnya menjalani isolasi di RS.
"Jadi bapak hari Jumat (20/11) kan sakit dibawa ke klinik terus dirujuk ke RS. Kami tak tahu ibu juga disuruh ikut isolasi. Nah tadi pagi (24/11) saya dapat kabar WA dari ibu kalau bapak salah obat," ujar Lailatul, Selasa (24/11/2020).
Ayah Lailatul diduga sudah mengonsumsi obat tersebut sebanyak dua kali.
Tiap kali seusai minum obat, kondisi ayahnya semakin lemas.
"Satu kali diminumkan ayah makin sesak. Kedua diminumkan badannya lemas. Ketiga waktu ibu mau buka klip obat bukan atas nama ayah saya. Lah itu ibu sadar kalau salah obat," ungkapnya.
Atas kekeliruan ini Lailatul mengaku tengah khawatir dengan kondisi ayahnya.
Apalagi, ia juga baru saja mendapat kabar kalau ayahnya saat ini mengalami batuk berdahak dan mengeluarkan darah.
Sementara, kata Lailatul, saat dirinya mengadukan kesalahan itu ke RS.
Pihak manajemen memberikan klarifikasi bahwa obat tersebut hampir sama dengan pasien yang tertukar.
"Tapi iya kalau vitaminnya sama kan ada beberapa obat yang beda. Apalagi tadi saya telfon ibu bapak ada batuk dahak dan darah," katanya.
Selain itu, Lailatul juga merasa keberatan atas dugaan RS yang menyebut ayahnya terinfeksi Covid-19.
Sebab ayahnya sudah menjalani rapid tes dengan hasil non-reaktif saat menjalani perawatan di klinik wilayah Candipuro.
"Sebelumnya ayah kan di klinik, karena alatnya terbatas dirujuk ke RS. Lalu ayah disuruh swab, yang hasilnya belum keluar tiba-tiba ibu disuruh ikut isolasi mendampingi ayah di RS. Jadi buat apa disuruh rapid kalau keabsahannya diragukan," pungkasnya.