Ini Bacaan Niat Puasa Bulan Maulid Nabi yang Diperingati 12 Rabiul Awal atau 29 Oktober 2020
Menyambut bulan Maulid Nabi, sejumlah umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan misalnya puasa bulan maulid Namun bagaimana niat puasa di bulan Maulid
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Pipit | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Umat Islam sedang menyambut hari istimewa, yaitu hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh 12 Rabiul Awal atau 29 Oktober 2020.
Menyambut bulan Maulid Nabi (bulan kelahiran nabi), sejumlah umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan. Beberapa di antaranya adalah membaca shalawat, memperbanyak sedekah, dan meneladani akhlak terpuji Nabi Muhammad SAW.
Selain itu umat Islam juga boleh melaksanakan puasa di bulan Maulid. Namun bagaimana niat puasa di bulan Maulid atau puasa mulud (sebutan masyarakat Jawa)?
Sejatinya tidak ada puasa khusus di bulan Maulid Nabi. Bagi umat Islam yang ingin mengerjakan amalan puasa di bulan istimewa ini, bisa mengamalkan puasa Senin Kamis atau puasa sunnah lainnya.
Puasa Senin Kamis termasuk dalam puasa yang disukai Nabi Muhammad SAW, sebagaimana hadits:
Dari Abu Qatadah al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi saw ditanya tentang kebiasaan beliau berpuasa hari senin. Beliau menjawab,
“Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari aku diutus.” (HR. Muslim).
Rasulullah SAW bersabda, “Amal itu diperlihatkan di hadapan Allah pada hari Senin dan hari Kamis. Aku gembira sekali amalku diperlihatkan di saat aku sedang berpuasa.” HR Turmudzi dan selainnya.
Puasa Senin Kamis atau puasa sunnah lainnya boleh dikerjakan, asalkan tidak punya utang puasa Ramadhan tahun lalu.
Jika masih memiliki utang, maka bacaan niat puasa yang didahulukan adalah niat qadha atau mengganti puasa Ramadhan, sementara pahala puasa sunnah otomatis mengikuti.
Niat Puasa sunnah Gabung Puasa Qadha Ramadhan
Jika niat puasa Senin Kamis sekaligus qadha puasa Ramadhan, maka niat yang dibaca sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.