Berita Gresik
Pemuda Gresik Kendalikan Bisnis Esek-esek, Enam Wanita Muda yang Dilacurkan Diambil dari Cirebon
Johan saat diinterogasi mengaku, tarif wanita sebesar Rp 150.000 kepada para lelaki hidung belang. Termasuk fasilitas kamar, minyak gel dan tisue.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Anas Miftakhudin
SURYA.co.id | GRESIK - Usianya masih 19 tahun. Tapi Johan Rio Adi sudah piawai dalam menjalankan bisnis lendir di Kota Gresik.
Pemuda tanggung ini telah menampung enam wanita muda asal Cirebon, Jawa Barat untuk dijadikan wanita penghibur di Kota Pudak.
Ke enam wanita berkulit kuning langsat itu masing-masing R (20), N (29), I (20), R (18), dan V (20) serta A (29). Setelah dibawa ke Polres Gresik, mereka dipulangkan ke kampung halamannya.
Tarif yang dibanderol tersangka Johan terhadap anak buahnya sebesar Rp 150.000 untuk sekali kencan.
Bisnis esek-esek yang dilakoni muncikari muda ini sudah berbulan-bulan. Namun kepiawaian pemuda asal Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Gresik berakhir di tangan Polres Gresik.
Cara yang dilakukan tersangka untuk memasarkan anak buahnya, yakni mendirikan warung kopi. Di warung tersebut disediakan juga enam wanita piaraannya.
Di warung tersebut juga disediakan dan fasilitas berupa kamar yang ada di bagian belakang. Kamar tersebut disediakan untuk melayani tamu yang mengajaknya berkencan.
Kapolres Gresik, AKBP Arief Fitrianto, menjelaskan petugas langsung turun ke lokasi menuju warung kopi yang ada di Dusun Samaleyak, Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean pada Selasa (13/10/2020) pukul 22.00 Wib.
"Langsung kami lakukan penggeledahan dan kami amankan, saat di lokasi ada tamu laki-laki dan wanita sedang berduaan di dalam kamar," ucapnya, Kamis (15/10/2020).
Ketika penggerebekan berlangsung, Johan tidak bisa berkutik. Lelaki yang masih berusia belasan tahun ini langsung digelandang ke Polres Gresik bersama enam wanita penghibur yang disediakan di warungnya.
Barang bukti yang diamankan petugas buku tulis catatan rekap keluar masuk tamu. Uang tunai sebesar Rp 400.000, dua potong sprei, satu minyak gel, tisue bekas dan satu potong celana dalam dan bra.
Johan saat diinterogasi mengaku, tarif wanita sebesar Rp 150.000 kepada para lelaki hidung belang. Termasuk fasilitas kamar, minyak gel dan tisue.
"Rp 150.000 dibagi dua, Rp 100.000untuk saya dan Rp 50.000 untuk wanitanya tapi uangnya saya bawa dulu buat tabungan," ucap Johan.
Johan mengaku selama pandemi covid-19 ini penghasilannya jauh menurun. Tidak banyak lelaki hidung belang yang datang ke warung kopi miliknya.
"Paling banyak selama pandemi covid-19, dua tiga tamu sehari," pungkasnya.
Kini Johan dijerat dengan pasal 296 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.