Apa Dalil Tentang Rebo Wekasan atau Rabu Wekasan? Ini Penjelasan Ulama dan Amalan dalam Islam

Rebo Wekasan adalah tradisi atau ritual tahunan masyarakat Jawa. Apa dalil tentang Rebo Wekasan atau Rabu Wekasan? Bagaimana hukum Rebo Wekasan?

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id/Istimewa
Ilustrasi - Rabu Wekasan 

Penulis: Pipit | Editor: Iksan Fauzi

SURYA.co.id - Apa dalil tentang rebo wekasan atau rabu wekasan? Bagaimana hukum rebo wekasan dalam pandangan Islam? Simak penjelasan ulama serta amalan Rebo Wekasan dalam Islam yang tersedia di artikel ini.

Diketahui Rebo Wekasan adalah tradisi atau ritual tahunan masyarakat Jawa.

Rebo Wekasan disebut juga Rabu Wekasan atau Rabu Pamungkas, yaitu hari Rabu terakhir di Bulan Safar, bulan ke dua penanggalan Hijriyah.

Baca juga: Jadwal Rabu Wekasan 2020 dan Amalan Shalat Tolak Bala

Melansir Buku Risalah Ahlusunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyah, Subaidi, Unisnu Pers 2019 dijelaskan, masyarakat terdahulu termasuk bangsa Arab sering mengatakan Bulan Safar merupakan bulan sial.

Mereka percaya akan turun bencana dan sumber penyakit di Bulan Safar.

Sehingga sebagian masyarakat Jawa menggelar rangkaian ritual adat tolak balak, agar selamat dari musibah dan sumber penyakit yang mereka percaya tersebut.

Lantas bagaimana hukum Rebo Wekasan dalam pandangan Islam?

Dipublikasikan di YouTube oleh Nasehat Islam pada 2 Juni 2018, Ustadz Abdul Somad membahas tentang tradisi umat Islam Indonesia di hari Arba Mustakmir arat Rebo Wekasan ini.

“Ziarah kubur di hari Rabu terakhir bulan Safar, boleh tidak? Ziarah kuburnya boleh, bagus saja itu. Lalu berdoa memohon kepada Allah agar kita dihindarkan dari segala musibah, ini juga boleh,” jelas Ustadz Abdul Somad Melansir tribun-timur.com dengan judul Besok, Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir, Apa itu? ini Hukumnya Menurut Ustadz Abdul Somad (UAS).

Sementara terkait keyakinan Allah menurunkan ribuan musibah di hari Rabu terakhir Safar atau Arba Musta’mir, menurutnya itu tak ada haditsnya.

“Itu menurut para ulama tasawuf, mereka dapat itu dari ilham bukan dari hadits Nabi Muhammad. Tapi, kalau mau berdoa meminta dihindarkan dari musibah, silakan saja. mau berdoa sambil bertawasul kepada wali-wali Allah juga boleh,” katanya.

Bertawasul adalah memakai atau menyebutkan nama para wali itu saat berdoa dengan harapan Allah akan mengabulkan doa kita berkat kemuliaan para wali Allah tersebut.

“Misalnya bertawasul dengan Wali Songo. Saat berdoa bilangnya begini: Ya Allah, berkat kemuliaan para wali-Mu ini, aku memohon kepada-Mu, dan seterusnya. Kalau ini boleh,” pungkasnya.

Shalat Rebo Wekasan

Lantas bagaimana dengan Shalat Rebo Wekasan?

Sejumlah Ulama Islam mengajarkan, jika ada kekhawatiran penyakit atau tertimpa bencana bisa memohon pertolongan Allah SWT dengan Shalat Hajat Tolak Bala.

Shalat Hajat tolak bala itu yang dimaksud dengan Shalat Rebo Wekasan sebagaimana dijelaskan almarhum KH Maimoen Zubair berikut ini.

"Allah menurunkan Bilhi (bala), supaya selamat minta kepada Allah, Shalat Hajat.

Niat Shalat Hajat Li Daf'il Bala' :

نَوَيْتُ صَلاَةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ

Nawaitu Sholatal Khaajati Lida'fi lbalaai

Shalat terdiri dari 4  rakaat, ada tahiyat awalnya sama seperti shalat Isya.

Setiap setelah membaca Al Fatihah membaca:

Surat Al Kautsar 17 kali

Surat Al Ikhlas 5 kali

Al Falaq 1 kali

An Nas 1 kali kemudian rukuk.

Kemudian bangun lagi (rukuk selanjutnya) membaca surat Al Kautsar 17 kali

Surat Al Ikhlas 5 kali

Surat Al Falaq 1 kali

dan An Nas 1 kali," jelas KH Maimoen Zubair.

Doa Minta Keselamatan

Doa Rebo Wekasan
Doa Rebo Wekasan ()

“Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dengan kalimat-Mu yang sempurna dari angin merah dan penyakit yang besar di jiwa, daging, tulang dan urat.

Maha Suci Engkau apabila memutuskan sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah” maka “jadilah ia”.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved