Belimbing Dari Sukorejo Blitar Sudah Berkualitas Ekspor, Khofifah Ingin Kuantitasnya Didongkrak
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyatakan kualitas buah belimbing yang diproduksi di Kecamatan Sukorejo, Blitar, sudah memenuhi syarat impor
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | BLITAR - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyatakan Pemprov Jatim siap mengekspor buah belimbing hasil pertanian warga Desa Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Blitar.
Dia menganggap kualitas belimbing tersebut sudah memenuhi standar eksport dan sudah bertemu pasar, hanya saja secara kuantitas dan kontinyuitas masih belum cukup memadai.
Rencana peningkatan kuantitas dan kualitas produk belimbing Karangsari itu dicetuskan setelah Gubernur Khofifah menyambangi kampung belimbing Karangsari bersama jajaran strategis Jawa Timur, Minggu (4/10/2020).
Ia mengatakan, produk hasil perkebunan blimbing dari Karangsari ini sudah sempat dilirik oleh sejumlah negara yang sudah datang ke Karangsari. Namun karena kuantitas dan kontinuitas belum memenuhi maka potensi ekspor blimbing dari Karangsari masih kandas.
"Jadi syarat untuk ekspor ada tiga. Yang pertama adalah kualitas, kedua kuantitas, dan yang ketiga adalah kontinuitas. Kualitas untuk memenuhi pemintaan pasar sudah oke, tapi kontinyuitas dan kuantitas masih harus dihitung kembali mana lahan yang bisa dipetik kapan, itu yang jadi PR kita," kata Khofifah.
Oleh sebab itu, gubernur telah melakukan koordinasi dengan jajaran terkait untuk bisa membuat belimbing Karangsari bisa lolos sebagai komoditas ekspor. Terlebih saat ini Karangsari sudah memiliki modal yaitu registrasi masalah lahan penanmaman belimbing tersebut.
Total lahan penanaman belimbing ini ada sebanyak 5 hektar. Yang kemudian dikelolakan pada warga dengan sistem sewa. Total ada sebanyak 50 petani yang mengelolakan perkebunan belimbing ini.
Yang setiap panen, buah tersebut ada yang dijual buah tanpa olahan, dan juga ada yang dijual dalam bentuk olahan. Seperti manisan, sirup dan juga keripik.
"Pengembangan belimbing Karangsari ini terus kita lakukan agar bisa ekspor. Tapi di sisi lain pengelolaan untuk desa wisata juga tetap jalan. Maka kita masih akan melakukan pemetaan, mana yang bisa dipetik dan kapan agar kuantitas dan kontinyuitas bisa terus terjaga," tegas Khofifah.
Selain pemetaan, untuk bisa melakukan peningkatan kuantitas, optimalisasi produk belimbing ini juga akan disinergikan dengan daerah lain yang juga memiliki produk belimbing. Seperti Tulungagung dan Bojonegoro. Namun untuk belimbing Tulungagung dan Bojonegoro akan ditingkatkan kualitasnya agar bisa sama premium seperti yang ada di Blitar.
"Nah untuk pengembang desa wisatanya akan disupport odong-odong karena site untuk perkebunannya ada di titik lain," tegasnya.