Kilas Balik
Profil dan Biodata Jenderal TNI AH Nasution Korban Selamat dari G30S/PKI, Karier Militernya Moncer
Berikut profil dan biodata Jenderal TNI Abdul Haris Nasution atau AH Nasution, korban yang selamat dari gerakan G30S/PKI.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Hal ini menyebabkan ia memperoleh dua ijazah sekaligus pada 1938.
Setelah berhasil menempuh pendidikan, ia kemudian menjadi guru di Bengkulu dan Palembang.
Pada masa ini Abdul Haris Nasution mulai dikenal dengan nama Pak Nas.
Namun, pekerjaan sebagai guru kurang cocok baginya.
Ia mulai tertarik dengan militer dan mengikuti Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO) KNIL atau Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Bandung, pada 1940-1942.
Karier
Setelah menyelesaikan pendidikan militer, Abdul Haris Nasution diangkat sebagai vaandrig (pembantu letnan calon perwira).
Ia ditempatkan di Batalyon 3 Surabaya yang berkedudukan di Kebalen.
Pelabuhan ini mendapat tugas untuk mempertahankan pelabuhan Tanjung Perak ketika perang dunia II terjadi.
Saat Jepang menduduki Indonesia, Abdul Haris Nasution kembali ke Bandung.
Selama masa ini ia menjadi pegawai kotapraja di Bandung.
Selain itu, ia juga menjadi pemimpin Seinendan hingga Jepang menyerah kepada Sekutu.
Selanjutnya, Abdul Haris Nasution aktif sebagai penasihat Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Bandung setelah proklamasi kemerdekaan.
Pada 5 Oktober 1945, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibentuk.
Inilah awal dimulainya karier Abdul Haris Nasution di bidang militer.