Jadi Perhatian Serius Panglima TNI dan Kapolri, Berikut Daftar Aksi Keji KKB Papua di Tembagapura
Sederet aksi keji KKB Papua di Tembagapura menjadi perhatian serius Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Sederet aksi keji Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua di Tembagapura menjadi perhatian serius Panglima TNI dan Kapolri.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis didampingi 10 jenderal menggelar pertemuan tertutup di Timika pada Sabtu (29/8/2020).
Melansir dari Antara, salah satu agenda penting yang dibahas adalah penanganan aksi keji KKB Papua di Tembagapura yang semakin membuat resah.
Diketahui, wilayah Aroanop, Distrik Tembagapura saat ini masih dikuasai KKB Papua.
• KKB Papua Makin Brutal, Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Idham Azis Gelar Pertemuan Tertutup
KKB Papua di sana kerap kali mengganggu keamanan di kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia di wilayah Tembagapura hingga di wilayah dataran rendah Mimika.
Akibat gangguan KKB Papua tersebut, sejak awal Maret hingga kini, ribuan warga Waa-Banti, Kimbeli, dan Opitawak di sekitar Tembagapura, diungsikan ke Timika.
Berlarut-larutnya penanganan para pengungsi Tembagapura itu, kini memunculkan masalah baru dalam hal penyediaan sarana perumahan, kebutuhan logistik atau bahan makanan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan lainnya.
Dirangkuma SURYA.co.id, berikut daftar aksi keji KKB Papua di Tembagapura.
1. Warga Tembagapura Dievakuasi
Aksi brutal KKB Papua membuat ratusan warga Tembagapura ketakutan dan minta dievakuasi.
Warga cemas KKB kembali beraksi memutus total akses jalan perkampungan sehingga warga terjebak seperti terjadi pada 2017 silam.
Pasukan gabungan TNI dan Polri mulai mengevakuasi warga Tembagapura ke Timika.
Warga minta dievakuasi karena KKB Papua dari berbagai wilayah di pegunungan Papua sudah berada di sekitar kampung, dan menebar teror dengan menembaki pos penjagaan TNI - Polri.
Seperti dilansir dari Kompas dalam artikel 'Terancam dengan Kehadiran KKB, Ratusan Warga Tembagapura Minta Dievakuasi ke Timika'
Aksi yang dilakukan KKB ini tentunya membuat warga merasa terancam.
Tak hanya itu, warga juga sudah mulai sulit mendapatkan kebutuhan sembako dan layanan kesehatan.
Keputusan warga ini karena tidak menginginkan peristiwa November 2017 kembali terjadi.
Di mana, saat itu KKB Papua sempat memasuki kampung mereka hingga akses keluar masuk kampung terputus.
"Warga ketakutan karena kehadiran KKB Papua dari luar Timika masuk ke perkampungan mereka," kata Dandim 1710/ Mimika Letkol Pio L Nainggolan, saat dihubungi, Jumat (6/3/2020).
2. Tembaki mobil patroli
KKB Papua sebelumnya juga menembaki mobil patroli Polsek Tambagapura pada Senin (2/3/3030) pagi.
Rupanya, tembakan tersebut membuat sejumlah warga merasa ketakutan.
Video amatir yang ditayangkan di Kompas TV memperlihatkan warga, termasuk perempuan dan anak-anak tengah berlindung di sebuah tempat.
Mereka berlindung di lokasi yang tak jauh dari Polsek Tembagapura saat peristiwa penembakan terjadi.
Suara tangisan anak-anak yang ketakutan terdengar dari video rekaman tersebut. Terlihat, aparat keamanan melindungi mereka dari serangan KKB.
Menurut Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata, awalnya KKB Papua menembak mobil patroli di Polsek Tembagapura.
Tembakan tersebut membuat masyarakat Kampung Banti dan Utikini khawatir dengan keselamatan mereka.
Masyarakat, kata Kapolres, kemudian hendak berlindung ke PolsekTembagapura. Polisi kemudian menerjunkan mobil patroli guna mengevakuasi warga.
Namun mobil patroli itu juga ditembaki oleh KKB Papua. Polisi yang bersiaga kemudian membalas serangan untuk mengamankan evakuasi.
3. Minta Makan ke Warga Sambil Todongkan Senjata
Meski KKB Papua mengaku berjuang untuk mengusir PT Freeport Indonesia, tapi nyatanya tetap menggganggu warga sekitar.
Bahkan, 790 warga yang bermukim di pegunungan sekitar areal tambang PT Freeport Indonesia mengungsi ke Polsek Tembagapura karena tak tahan dengan aksi keji KKB Papua.
Hal itu berdasarkan keterangan Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustifa Kamal melalui rilis tertulis pada Sabtu (7/3/2020).
"Kemarin Jumat 6 Maret ada sekitar 790 orang di pedalaman pegunungan Timika mengungsi ke Polsek Tembagapura, akibat dari kekejaman KKB Papua di daerah Tembagapura," jelas Kamal, dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Teror KKB, Ratusan Warga Pegunungan Sekitar Freeport Mengungsi ke Polsek Tembagapura'
Menurut Kamal, warga mengungsi ke Polsek Tembagapura secara berkelompok.
"Awalnya ada 30 orang yang melewati jalur dari Kampung Utikini menuju ke Polsek Tembagapura, kemudian personel piket dan siaga Polsek Tembagapura menanyakan alasan warga kampung mengungsi dan meminta bantuan untuk diturunkan ke Timika," ucap Kamal.
Menurut keterangan warga yang mengungsi, mereka tak nyaman lagi tinggal di pemukiman karena KKB Papua mulai meneror dan menggangu mereka.
Bahkan ada anggota KKB Papua yang memaksa meminta makanan dengan menodongkan senjata.
"Dari keterangan warga, alasan mereka ingin mengungsi ke Timika dikarenakan suasana di kampung sudah tidak nyaman, terkait adanya KKB Papua yang sudah menempati dan mengganggu masyarakat kampung, bahkan meminta makanan dengan paksaan dan menodongkan senjata," ungkap Kamal.
4. Ganggu Anak Gadis Warga
KKB Papua juga sering mengganggu anak gadis warga.
Sederet aksi keji KKB Papua inilah yang membuat ribuan warga Tembagapura memilih untuk mengungsi.
Hal ini diungkapkan oleh Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw, Jumat (13/2/2020) petang.
Menurut Waterpauw, KKB Papua tidak segan-segan menyakiti masyarakat bila keinginannya tidak dikabulkan, walaupun warga sudah kekurangan makanan.
Bahkan sering kali anak gadis warga diganggu kelompok tersebut, sehingga TNI-Polri akan melakukan penegakan hukum tanpa batas waktu, kata Waterpauw.
Di samping itu, Paulus Waterpauw juga menegaskan saat ini aparat keamanan sudah menguasai perkampungan di sekitar Tembagapura dari penguasaan KKB Papua.
"Memang perkampungan yang sempat dikuasai KKB Papua kini sudah diamankan, namun kampung tersebut kosong ditinggal penduduknya yang mengungsi ke Timika" kata Kapolda Papua, dilansir dari Antara.
5. Teror belum berakhir
Aksi teror KKB Papua di distrik Tembagapura tampaknya masih belum berakhir.
Perlu diketahui, aksi keji KKB Papua meneror tiga kampung di distrik Tembagapura sejak Maret 2020 lalu membuat warga terpaksa mengungsi ke Timika.
Dan hingga kini teror KKB Papua di Tembagapura itu belum sepenuhnya berakhir, seperti dilansir dari Antara.
Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf. Yoga Cahya Prasetya meminta warga yang kini masih mengungsi di Timika dan sekitarnya agar bersabar untuk kembali ke kampung halaman mereka.
"Situasi keamanan di wilayah itu belum sepenuhnya kondusif" kata Dandim 1710 Mimika Letkol Inf. Yoga Cahya Prasetya di Timika, Jumat (21/8/2020).
Masyarakat dari beberapa kampung di sekitar Tembagapura, yaitu Banti, Kimbeli, dan Opitawak yang sementara ini masih mengungsi di Timika agar tidak berupaya kembali ke atas dahulu.
Letkol Yoga meminta pula kepada mereka untuk menjaga iklim kondusif di tempat pengungsian masing-masing.
"Tidak perlu melakukan kegiatan-kegiatan lain yang dapat membuat situasi menjadi tidak enak sebab situasi keamanan di sana belum sepenuhnya aman karena masih ada kelompok separatis bersenjata" kata Letkol Yoga.
Sebagaimana diketahui, lebih dari 1.000 warga tiga kampung di Distrik Tembagapuramengungsi ke Timika dan sekitarnya setelah KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen tiba di wilayah Distrik Tembagapura pada tanggal 4 Februari 2020.
Kapolres Mimika AKBP IGG Era Adhinata juga mengimbau warga Distrik Tembagapura yang sementara mengungsi di Timika agar jangan segera kembali ke kampung halaman mereka lantaran situasi di wilayah Banti, Kimbeli, dan Opitawak belum sepenuhnya aman.
"Kami sarankan masyarakat untuk tidak naik ke Tembagapura karena kami belum bisa meyakinkan seluruh wilayah di sana sudah aman" kata Era.
Aparat TNI dan Polri, kata dia, akan terus berupaya keras untuk menguasai kembali seluruh wilayah Distrik Tembagapura dari pendudukan KKB Papua.
Ia khawatir pada saat masyarakat kembali ke sana akan menjadi tameng KKB Papua. Oleh karena itu, aparat TNI-Polri melakukan penegakan hukum.
"Bisa saja masyarakat yang menjadi korban. Doakan aparat TNI dan Polri bisa secepatnya kembali mengamankan wilayah tersebut, terutama sekarang yang belum kami kuasai sepenuhnya di wilayah Aroanop (Kampung Baluni dan Jagamin)" kata Era.
• Akan Hadapi KKB Papua, Ini Rekam Jejak I Nyoman Cantiasa Pangdam XVIII/Kasuari, Eks Danjen Kopassus
Saat ini aparat TNI dan Polri di Mimika terus meningkatkan kesiapsiagaan, terutama pascaoperasi penegakkan hukum yang menewaskan salah satu pimpinan KKB Papua Kali Kopi Hengky Wanmang pada hari Minggu (16/8).
Kapolres menegaskan operasi penegakan hukum itu merupakan operasi gabungan satuan tugas TNI-Polri di wilayah Mimika, khususnya di wilayah Tembagapura.
Selain itu, Kapolres Mimika meminta dukungan warga masyarakat untuk bersama-sama seluruh unsur terkait lainnya menciptakan stabilitas keamanan yang kondusif di wilayah tersebut.
"Mari bersama-sama menciptakan rasa aman di Kabupaten Mimika, terutama di kota Timika. Informasi dari masyarakat sangat berarti bagi kami untuk menjamin rasa aman seluruh masyarakat di wilayah Mimika" kata Era.(*)