Reaksi KSAD Jenderal Andika Perkasa Setelah Obat Covid-19 Masih Diragukan BPOM, Ini Fakta Terbaru

Berikut ini reaksi KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa setelah obat COVID-19 yang dikembangkan masih diragukan BPOM.

Editor: Tri Mulyono
Dok Kementrian BUMN
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) ditunjuk menjadi Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Andika akan membantu Erick Thohir (kiri) yang merupakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus dalam melakukan penanganan Covid-19. Foto diambil di Jakarta, Jumat (7/8/2020). 

SURYA.CO.ID, JAKARTA - Berikut ini reaksi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa setelah obat COVID-19 yang dikembangkan masih diragukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

BPOM mengungkap fakta-fakta terbaru dari obat yang dikembangkan TNI AD, Unair dan Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut.

Andika Perkasa pun mengemukakan bahwa kelanjutan pengembangan obat COVID-19 masih menunggu hasil 'review' atau peninjauan ulang dari BPOM.

"Kita menunggu saja sampai dengan hasil review selesai," kata Jenderal Andika Perkasa setelah bertemu Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (26/8/2020).

Disebut Jadi Calon Kuat Panglima TNI, Berapa Besaran Gaji Jenderal Andika Perkasa Sebagai KSAD?

Pecatan Prajurit TNI Penjual Senjata ke KKB Papua Bunuh Staf KPU Yahukimo, Ini Kronologinya

Sekda Bondowoso Saifullah akhirnya Dinonaktifkan, Besok Diperiksa Inspektorat Jatim soal Kasus ini

Mama Muda Pilih Menjanda Daripada Tiap Hari KDRT, Mata Nurhalimah Sampai Dioperasi Akibat Pukulan

Andika mengatakan BPOM tengah melakukan peninjauan apabila terdapat kekurangan dari hasil uji klinis pertama obat COVID-19 yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair), bersama TNI AD, dan BIN.

"Kita pun siap untuk memperbaiki," kata dia.

Menurut dia, dokumen hasil uji klinis obat serta "corrective and preventive action" (CAPA) telah diserahkan ke BPOM untuk direview pada 19 Agustus 2020.

Dan pada Senin (24/8/2020) telah dikirim ulang.

Setelah nantinya mendapatkan hasil review dari BPOM, menurut dia, tim pengembangan obat COVID-19 siap menindaklanjuti apabila ada masukan untuk perbaikan.

"Kita pasti akan berusaha yang terbaik dan secepat-cepatnya," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan berdasarkan inspeksi BPOM terhadap proses uji klinik obat COVID-19 yang dikembangkan Universitas Airlangga, terdapat beberapa catatan gap riset.

Mulai dari kategori kritis, mayor sampai minor.

"Dikaitkan dengan uji klinik dari obat kombinasi yang dilakukan tim Unair ini, dalam inspeksi 28 Juli 2020.

Kami temukan beberapa gap yang sifatnya kritis, mayor dan minor," kata Penny dalam jumpa pers di Jakarta, 19 Agustus 2020.

Ia mengatakan gap kritis itu dampaknya terkait validitas dari proses uji klinik obat COVID-19 Unair yang didukung TNI AD dan BIN tersebut.

Penny mengatakan validitas hasil inspeksi itu menjadi perhatian BPOM.

BPOM menerima konfirmasi bahwa tim periset Unair siap melakukan perbaikan-perbaikan.

Agar obat COVID-19 buatan anak bangsa itu nantinya dapat dipakai masyarakat dengan jaminan keamanan produk.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved