Sosok Bripka Sumantri, Polisi Lamongan yang 'Diusir' Istri karena Ikut Pemulasaran Jenazah Covid-19

Pengalaman pahit dirasakan seorang anggota Polres Lamongan, Jawa Timur saat menjadi tim pemulasaran Covid - 19.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Musahadah
surya/hanif manshuri
Bripka Nanang Sumantri menerima voucher umrah bersama lima anggota lainnya dari Kapolres AKBP Haru, Rabu (19/8/2020) 

SURYA.co.id l LAMONGAN - Pengalaman pahit dirasakan seorang anggota Polres Lamongan, Jawa Timur saat menjadi tim pemulasaran jenazah Covid - 19.

Bripka Nanang Sumantri sampai 'diusir' istrinya lantaran dinilai akan membawa benih penyakit untuk keluarga di rumah. 

Awal - awal menjadi tim pemulasaran, ia dihadapkan dengan kenyataan tidak boleh tidur bersama keluarga di rumah. 

"Saya pertama ikut  tidak boleh pulang ke rumah, " kata Nanang Sumantri usai apel penyerahan penghargaan di halaman Polres Lamongan,  Rabu (19/8/2020).

Kejadiannya,  saat pulang usai memakamkan penderita Covid - 19, ia pulang ke kediamannya di Desa Kedungmegareh Kecamatan Kembangbahu, seperti hari - hari biasanya sebelum menjadi petugas pemulasaran Covid - 19.

Bukannya mendapatkan sambutan hangat dari sang istri,  pintu depan rumah terkunci rapat dan Sumantri hanya mendapati koper miliknya yang ada di teras rumah. 

"Ojok muleh,  nggowo penyakit  (jangan pulang, bawa penyakit,  red), " kata istrinya dari dalam rumah seperti ditirukan Sumantri.

Program Bela Negara yang Digagas Kemenhan untuk Mahasiswa: Latihan Militer Bernilai Satu Semester

Pamit Buang Air Kecil, Perempuan di Situbondo Ditemukan Meninggal di Area Persawahan

Sumantri tidak bisa menjawab apa - apa. Pasalnya, ia juga tidak punya kesempatan untuk memberikan pemahaman pada istrinya, terkait dirinya yang telah bergabung sebagai petugas pemulasaran.

Tidak ingin ada keributan,  Sumantri mengalah dan balik kanan sembari menenteng koper berisi pakaian yang dikemasi istrinya dalam koper tersebut.

"Saya sampai harus tidur selama dua hari di kantor, " kata anggota Sat Intelkam polres ini. 

Prahara yang terjadi itu seiring dengan kesibukannya yang dalam sehari memakamkan penderita Covid - 19 tiga sampai 4 orang dalam sehari.

Setiap momen pemulasaran,  Sumantri menyempatkan diri selalu bertanya pada dokter atau petugas medis,  terkait bagaimana sejatinya Covid - 19.

"Setiap ketemu dokter, saya selalu tanya bagaimana dan bagaiman Covid - 19, " katanya.

Meski ia sudah mendapati SOP proses pemulasaran penderita Covid - 19, Sumantri tetap saja ingin menggali pemahaman lebih luas lagi. 

Penjelasan dari para dokter, tenaga medis hingga SOP pemulasaran itulah yang ingin ia sampaikan pada keluarga.

"Ya karena saya memang tidak tahu sama sekali bagaimana karekteristis Covid - 19, " katanya.

Merasa cukup bekal pengetahuan soal Covid - 19, Sumantri mulai berani untuk berkomunikasi dengan istrinya, meski baru sebatas melalalui telepon. 

"Saya jelaskan semua,  termasuk apa yang harus saya lakukan pada proses pemakaman hingga usai pemakaman, " ungkapnya. 

Pemahaman pada istri dan anggota keluarga itulah yang akhirnya bisa meluluhkan hati istri dan Sumantri diterima bisa pulang setiap hari ke rumah. 

Ia harus tetap membantu proses pemulasaran untuk penderita Covid - 19 di Lamongan bersama tiga teman sekantornya, Bripka Ahmad Budiman dan Bripka Andri  Prasityo. 

Sumantri menambahkan, sudah sekitar 150 orang yang ia bersama teman satu tim makamkan. 

"Saya ingin membantu masyarakat dan berusaha menekan penyebaran Covid -19, " katanya. 

Apa yang dilakukan Sumantri dan satu timnya, dipantau intens oleh Kapolres Lamongan,  AKBP Harun. 

Dia bersama lima anggota Polres Lamongan yang berdedikasi, termasuk diantaranya Babinkamtibmas dan polisi penjual telur yang hasilnya untuk diperbantukan kepada masyarakat diapresiasi dengan imbalan hadiah ibadah umrah. 

Pemberian hadiah itu diupacarakan bersamaan apel pagi di pelataran Polres Lamongan jalan Kombespol M Duryat.

"Saya harus apresiasi pada anggota yang telah menjalankan tugas dan berdampak langsung pada masyarakat dimasa pandemi Covid - 19 ini, " kata Harun.

Anggota yang masuk dalam tim pemulasaran misalnya, mereka berangkat kapanpun, siang, malam, pagi tak mengenal lelah. "Mereka juga meninggalkan anak istri lho, " katanya. 

Tindakan mulia anggota yang mendapat hadiah umrah, menurut Harun,  harus bisa menjadi cermin oleh anggota yang lain. 
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved