Bos KKB Papua Hengky Wuamang Kerja Sama dengan Lekagak Telenggen dan Jhony Botak, ini Aksi Kejinya

Bos atau pimpinan KKB Papua, Hengky Wuamang ternyata bekerja sama dengan Lekagak Telenggen dan Jhony Botak. Ini daftar aksi keji mereka

Facebook/KOMNAS-TPNPB
Pimpinan KKB Papua Goliath Tabuni (kiri) dan Lekagak Telenggeng (kanan) 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah

SURYA.co.id - Bos atau pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Hengky Wuamang ternyata bekerja sama dengan Lekagak Telenggen dan Jhony Botak.

Lekagak Telenggen dan Jhony Botak merupakan dua nama pentolan KKB Papua yang cukup terkenal karena kerap melakukan aksi teror.

Seperti diketahui, Hengky Wuamang ditembak mati oleh TNI-Polri saat menyerbu markas KKB Papua di Kali Kopi, Minggu (16/8/2020).

KKB Papua pimpinan Hengky Wuamang masuk dalam wilayah Kodap III yang sering berulah di Distrik Tembagapura atau areal operasional PT Freeport Indonesia (PTFI).

Serbu 3 Markas KKB Papua Sekaligus, TNI-Polri Tembak Sosok Penyelenggara Perang, ini Kronologinya

Kapolda Papua, Irjen Paulus Waterpauw menyebut, daftar panjang aksi keji Hengky Wuamang.

Berikut ulasannya dilansir dari Kompas dalam artikel 'Ini Daftar Kejahatan Hengky Wuamang, Pimpinan KKB yang Tewas Ditembak Aparat'

1. Mengajak KKB Papua lain untuk bergabung

Menurut Paulus Waterpauw, Hengky Wuamang mengajak anggota KKB Papua lainnya untuk bergabung dan mengatur semua aksi teror.

"HW adalah orang yang mengajak beberapa KKB di pegunungan tengah untuk masuk ke Tembagapura, dia yang mengatur semua untuk melakukan aksi di areal PTFI," ujar Waterpauw, di Jayapura, Senin (17/8/2020).

2. Aksi penembakan

Beberapa aksi penembakan yang pernah didalangi dan dilakukan sendiri oleh HW, di antaranya pada 2009.

Saat itu, HW pernah diamankan terkait rangkaian aksi penembakan di areal PTFI, antara lain, penembakan karyawan PTFI di mile 52 pada 11 Juli 2009 dengan korban adalah warga asing, Drew Ncholas Bren.

3. Penyanderaan

HW juga pernah melakukan penyanderaan masyarakat dan karyawan PTFI di Kampung Banti pada 2017, juga pembakaran kartu identitas karyawan PTFI pada 16 Juli 2018 di Kampung Kimberly, lalu pembakaran SD dan rumah sakit Banti pada 24 Maret 2018.

Kemudian, HW juga terlibat dan merencanakan aksi penembakan di areal PTFI Kwala Kencana pada 30 Maret 2020.

4. Kerja sama dengan Lekagak Telenggen dan Jhony Botak

Menurut Paulus, HW sebelum tewas telah terpantau akan kembali mengumpulkan beberapa KKB Papua dari pegunungan tengah Papua untuk kembali berulah di kawasan operasional PTFI.

"HW diketahui ikut deklarasi gabungan KKB di Ilaga, Puncak, pada 8 Agustus 2020, yang bertujuan untuk melakukan aksi gabungan penembakan di Tembagapura.

Setelah deklarasi HW menyiapkan tempat dan makan atau logistik buat gabungan KKB Papua yang dipimpin oleh Lekagak Telenggen," kata Paulus.

Keberadaan HW sebagai salah satu pimpinan KKB di wilayah Kali Kopi dimulai pada 2018 saat pimpinan Kodap III Toni Kwalik meninggal dunia.

Menurut Paulus, HW bersama Jhony Botak bersama-sama memimpin Kodap III dan melakukan berbagai rangkaian aksi teror, baik kepada aparat maupun warga sipil.

"Sejak meninggalnya Toni Kwalik, panglima Kodap III pada 2018, HW bersama JB mengambil peran sebagai pimpinan KKB di Kali Kopi sebelum ada pergantian pimpinan yang baru," tutur Paulus.

5. Aksinya berakhir

Aksi kriminal HW akhirnya bisa diakhiri setelah pada Minggu (16/8/2020), aparat gabungan TNI-Polri menyergap tempat persembunyian dan membuat dia tewas karena mengalami luka tembak pada bagian perut.

Dalam aksi tersebut, aparat keamanan mengamankan beberapa barang bukti seperti, 1 pucuk laras pendek Jericho, 1 pucuk laras pendek rakitan, 1 pucuk laras panjang rakitan, 376 butir munisi campuran, uang tunai sebesar Rp 22.467.000, 19 buah alat komunikasi HP.

Kemudian, 7 pucuk senapan angin, 6 buah magazine (3 SS, 1 M16, 1AK), 18 buah senjata tajam, 3 bendera bintang kejora, 2 teropong, 1 telescop dan 1 buku tabungan Bank Mandiri atas nama AK.

Sepak Terjang KKB Papua Jhony Botak Botak dan Lekagak Telenggen

Nama Jhony Botak Botak dan Lekagak Telenggen memang cukup terkenal karena aksi terornya.

Lantas, seperti apa sepak terjang KKB Papua pimpinan Joni Botak dan Lekagak Telenggen? berikut ulasannya

Joni Botak

Untuk KKB Papua pimpinan Joni Botak mungkin terdengar baru.

Hal ini lantaran nama Joni Botak baru muncul setelah terjadi kontak senjata di Jipabera, sekitar Kampung Aroanop.

Baku tembak itu berujung pada gugurnya Bharatu (Anumerta) Doni Priyanto, anggota Brimob Resimen III Jakarta pada Jumat (28/2) petang.

KKB Papua Joni Botak juga disinyalir hampir menyandera tiga orang guru SD Inpres Baluni, Aroanop.

Melansir dari Tribata.polri.go.id, gerombolan KKB Papua Joni Botak juga melakukan serangan di kantor Polsek Tembagapura.

Saat kontak tembak antara aparat Brimob dengan KKB pimpinan Joni Botak di Jipabera, pada Jumat (28/2/2020) petang itu, tiga anggota KKB dilaporkan juga terkena tembakan oleh peluru aparat.

Kondisi ketiga anggota KKB tersebut hingga kini tidak diketahui nasibnya lantaran langsung dibawa lari oleh rekan-rekannya.

Termasuk soal keberadaan KKB di kawasan Aroanop, tepatnya di Kampung Baluni dan Jagamin baru diketahui setelah tiga orang guru yang bertugas di SD Inpres Baluni sempat disandera oleh kelompok separatis bersenjata itu sejak 15 Februari hingga 18 Februari.

Identitas tiga guru yang disandera KKB itu yakni Agustinus Sere, Eustakhius Lafteuw dan Bonifantura Pakairuru.

Ketiganya berhasil menghirup udara bebas setelah ditolong oleh masyarakat setempat dan selanjutnya dievakuasi ke Timika awal pekan ini menggunakan helikopter milik Polri.

Lekagak Telenggen

Berbeda dengan KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen.

KKB Papua ini kerap melakukan aksi teror sejak 2019 silam.

Dirangkum SURYA.co.id dari berbagai sumber, berikut sjumlah aksi brutal KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen

1. Tewaskan 1 prajurit TNI di Yambi

Aksi baku terjadi antara prajurit TNI dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diduga pimpinan Lekagak Telenggen, Jumat (18/1/2019)

Menurut keterangan Kapenmdam 17 Cenderawasih Kolonel Inf. M. Aidi, Sabtu (19/1/2019), kontak tembak itu terjadi di daerah Longsoran Baganbaga, sekitar pukul 12.10 WIT.

Melansir dari SUAR dalam artikel 'Kontak Senjata antara TNI dan OPM, Satu Orang Prajurit Tewas', awalnya pasukan TNI bergerak dari Distrik Mulya menuju Distrik Yambi.

Sesampainya di daerah Longsoran Baganbaga, KKB menyerang mereka dari ketinggian.

Menurut laporan Kompas.com, pasukan TNI kemudian berusaha membalas tembakan itu dan melakukan pengejaran.

Tapi karena kondisi medan yang sangat sulit, KKB yang diperkirakan berjumlah belasan orang itu berhasil melarikan diri secara terpencar.

Ketika melakukan pembersihan, prajurit TNI menemukan beberpa barang bukti.

Di antaranya dua buah magasen senapan panjang berikut amunisinya, dua buah Tongkat Komando diduga milik Lekagak Telenggen, 2 buah stempel TPN OPM dan sejumlah dokumen TPN OPM.

Seorang prajurit TNI bernama Pratu Makamu tewas dalam serbuan tersebut.

Pratu Makamu tertembak di bagian paha sebelah kiri.

Sedianya dia akan dievakuasi ke Timika guna mendapatkan pertolongan medis, pada Jumat kemarin.

Namun karena terkendala cuaca, evakuasi tidak bisa dilaksanakan.

Korban akhirnya meninggal dunia, sekitar pukul 15.50 WIT, karena mengalami pendarahan serius.

Saat ini jenazah Pratu Makamu masih disemayamkan di Yambi untuk menunggu evakuasi ke Timika yang rencananya akan dilaksanakan Sabtu ini.

"Sementara itu, situasi di Distrik Yambi Puncak Jaya, kondusif aktifitas masyarakat tetap berjalan secara normal, pasukan TNI melaksanakan siaga sambil menghimpun informasi tentang kedudukan KKSB," pungkas Aidi.

Baku tembak antara TNI dengan KKB Papua ini bukan pertama kalinya terjadi

2. Tembaki Helikopter di Olenki

Dilansir dari Kompas.id dalam artikel 'Kelompok Bersenjata Tembaki Helikopter di Kabupaten Puncak', KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen menembaki sebuah helikopter pada Rabu (16/10/2019)

Berdasarkan data yang dihimpun dari Kepolisian Daerah Papua, peristiwa yang dialami helikopter PK-IWD Tipe A/C BEL 206 ini terjadi pada pukul 09.20 WIT.

Helikopter tersebut milik PT Intan Angkasa Air Service.

Pilot helikopter adalah Dan Cristian Munteanu (47) dan satu penumpang bernama Agung Dedi Hidayat (27).

Agung adalah pekerja pembangunan jaringan telekomunikasi di Distrik Ilaga Utara.

Saat ditembaki, helikopter tetap melanjutkan perjalanan ke Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak.

Setelah tiba di Ilaga, pilot langsung melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Sektor Ilaga.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal saat ditemui di Jayapura membenarkan terjadinya insiden tersebut.

”Para pelaku melepaskan tiga tembakan ke arah helikopter.

Akibatnya, terdapat lubang di pintu bagian kiri dan kaca depan helikopter,” ujar Ahmad.

Ia menuturkan, polisi masih menyelidiki kejadian itu.

Sementara helikopter tersebut telah kembali ke Mimika karena masih dalam kondisi laik terbang.

”Saat ini, tim gabungan TNI dan Polri masih mengejar para pelaku di Olenki.

Tindakan para pelaku telah mengganggu aktivitas pembangunan di Kabupaten Puncak,” tutur Ahmad.

Di Puncak hanya terdapat kantor kepolisian setingkat kepolisian sektor.

Kabupaten yang rawan konflik antara aparat keamanan dan KKB Papua itu masuk dalam wilayah hukum Polres Puncak.(Dhias Suwandi/Putra Dewangga/Kompas.com/Surya.co.id)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved