Virus Corona di Jatim
Virus Corona di Surabaya, Sidoarjo, Nganjuk dan Jatim, Senin 27 Juli 2020: Total 20818 COVID-19
Surabaya mendapatkan 73 kasus baru Virus Corona hari ini, sementara SIdoarjo mendapatkan tambahan sebanyak 59 kasus, dan Nganjuk 2 kasus, selengkapnya
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Adrianus Adhi
Hingga berita ini ditulis, total kasus yang ada di Surabaya berjumlah 8,420 pasien, kemudian disusul oleh Sidoarjo dengan 3,041 kasus, dan yang ketiga adalah Gresik dengan 1,694 kasus.
Selain perkembangan kasus Virus Corona di Sidorjo dan Nganjuk, anda juga dapat menyimak perkembangan sebaran kasus corona di Jatim.
Dilansir dari laman infocovid-19.jatimprov.go.id, berikut sebaran kasus corona Jatim tingkat Kabupaten/Kota, per Minggu 27 Juli 2020.
Kabupaten/Kota | JUMLAH | DIRAWAT | SEMBUH | MENINGGAL |
---|---|---|---|---|
KOTA MOJOKERTO | 223 | 42 | 169 | 12 |
KOTA MADIUN | 27 | 13 | 14 | 0 |
KAB. TUBAN | 182 | 39 | 127 | 16 |
KAB. JOMBANG | 504 | 127 | 336 | 41 |
KAB. SAMPANG | 198 | 34 | 152 | 12 |
KOTA PROBOLINGGO | 182 | 36 | 140 | 6 |
KAB. LUMAJANG | 121 | 54 | 56 | 11 |
KAB. BANGKALAN | 348 | 85 | 218 | 45 |
KAB. LAMONGAN | 307 | 40 | 223 | 44 |
KAB. NGAWI | 41 | 15 | 26 | 0 |
KOTA BATU | 161 | 17 | 135 | 9 |
KAB. PONOROGO | 186 | 51 | 130 | 5 |
KAB. TULUNGAGUNG | 252 | 10 | 239 | 3 |
KAB. NGANJUK | 184 | 58 | 102 | 24 |
KOTA MALANG | 557 | 302 | 210 | 45 |
KAB. BLITAR | 141 | 64 | 66 | 11 |
KAB. MAGETAN | 155 | 41 | 108 | 6 |
KAB. PACITAN | 55 | 23 | 30 | 2 |
KAB. MADIUN | 44 | 8 | 35 | 1 |
KAB. TRENGGALEK | 74 | 20 | 54 | 0 |
KAB. SITUBONDO | 205 | 26 | 168 | 11 |
KAB. JEMBER | 319 | 167 | 144 | 8 |
KOTA KEDIRI | 106 | 48 | 55 | 3 |
KAB. PAMEKASAN | 229 | 52 | 150 | 27 |
KOTA BLITAR | 36 | 9 | 24 | 3 |
KAB. PROBOLINGGO | 198 | 35 | 157 | 6 |
KAB. KEDIRI | 387 | 164 | 204 | 19 |
KAB. SIDOARJO | 3041 | 1116 | 1745 | 180 |
KOTA SURABAYA | 8420 | 2874 | 4798 | 748 |
KAB. BONDOWOSO | 51 | 15 | 35 | 1 |
KAB. BANYUWANGI | 56 | 10 | 44 | 2 |
KAB. MALANG | 472 | 181 | 248 | 43 |
KAB. BOJONEGORO | 235 | 32 | 179 | 24 |
KOTA PASURUAN | 182 | 68 | 94 | 20 |
KAB. GRESIK | 1694 | 639 | 914 | 141 |
KAB. SUMENEP | 203 | 34 | 160 | 9 |
AWAK BUAH KAPAL | 19 | 19 | 0 | 0 |
RS LAPANGAN INDRAPURA | 0 | 0 | 400 | 0 |
KAB. PASURUAN | 579 | 176 | 340 | 63 |
KAB. MOJOKERTO | 444 | 173 | 251 | 20 |
Khofifah dan DPRD Jatim Sahkan Perda Trantibum Untuk Mengatur Pembatasan Kegiatan Masyarakat
Peraturan Daerah baru tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat (Trantibum) disahkan hari ini, Senin (27/7/2020).
Salah satu materi yang ada dalam raperda ini adalah pengembangan jenis sanksi administratif dan atau penerapan sanksi pidana dalam pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat dan pemberlakuan protokol-protokol tertentu sesuai dengan jenis bencana yang terjadi.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berharap, dengan adanya raperda ini maka kepatuhan, kesadaran dan kedisiplinan masyarakat terutama dalam melaksanakan kebijakan dan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 semakin meningkat. Apalagi dalam raperda ini juga diatur tentang pembatasan kegiatan masyarakat terutama dalam masa pandemi.
"Raperda ini kami harap bisa menjadi payung hukum dalam penegakan, tidak hanya tentang trantibum dan perlindungan masyarakat, tapi juga penegakan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Selanjutnya akan dibuat Pergub, dan Perda ini akan menjadi payung hukum untuk Perbup dan Perwali," kata Khofifah.
Menurutnya, diaturnya jenis sanksi dalam pengaturan kegiatan masyarakat tersebut bukan untuk menakut-nakuti, namun sebagai upaya meningkatkan disiplin masyarakat agar dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Jatim.
"Tentunya sebelum ada sanksi tegas akan ada sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat. Namun bila kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan masih rendah, maka pemberian sanksi bisa menjadi salah satu pertimbangan untuk menegakkan aturan ini,” katanya.
Khofifah mengatakan, dalam menegakkan aturan pendisiplinan ini dibutuhkan peran semua pihak. Tidak hanya pemerintah daerah, tapi juga TNI/Polri, Satpol PP, tokoh agama, tokoh masyarakat dan yang menjadi garda terdepan adalah masyarakat itu sendiri.
"Dalam membangun ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat kita harus menyatukan berbagai kekuatan termasuk TNI/Polri yang juga memiliki tugas dalam menjaga trantibum tersebut. Sementara di pemerintah daerah baik provinsi maupun kab/kota adalah Satpol PP," katanya.
Selain pengembangan jenis sanksi dalam pembatasan kegiatan, dalam raperda ini juga diatur beberapa hal. Pertama, perluasan konsep bencana dengan memasukkan materi mengenai penyelenggaraan ketentraman, ketertiban umum, dan pelidungan masyarakat saat terjadinya bencana baik alam, non alam maupun sosial.
Kedua, pendelegasian wewenang kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk penanganan bencana sehingga Peraturan Daerah ini dapat menjadi dasar hukum bagi Pemerintah Kabupaten/Kota.
Ketiga, penegasan peran dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam penegakan perda dan kebijakan pemerintah daerah melalui dukungan dan kerjasama aparat TNI dan Polri.