Lipsus

Guru TK Mengajar Door to Door di Rumah Murid, Anak-anak Bosan Belajar secara Daring

Sejak ada pandemi Covid-19 hingga, kegiatan belajar mengajar (KBM) semuanya harus dilakukan secara daring atau belajar dari rumah (BDR).

Editor: Parmin
surya.co.id/febrianto ramadani
Susi Tri Rahayu, Guru TK B Negeri Bahari Surabaya memberikan materi pembelajaran di Rumah Orang Tua salah satu Murid di Manukan Kasman, Kecamatan Tandes, Surabaya, Selasa siang (21/7/2020). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Sejak ada pandemi Covid-19 hingga saat ini, kegiatan belajar mengajar (KBM) semuanya
harus dilakukan secara daring atau belajar dari rumah (BDR).

Sayangnya, pembelajaran daring ini tidak mudah bagi anak-anak usia PAUD maupun TK.

"Anak saya pasif ketika pembelajaran daring. Dia bosan, kendati proses belajar daring hanya 15 menit.
Pembelajaran daring, menurut saya kurang maksimal," kata Anggun Rosalina Dewi, orang tua Alya
Amani (4), siswa TK di Surabaya, Minggu (26/7/2020).

Dia menjelaskan, proses belajar daring dilakukan seminggu sekali. Waktu bejalar daring disesuaikan
dengan jam orang tua. Sebab, beberapa orang tua murid bekerja.

Usai, pembelajaran daring guru memberikan tugas kepada siswa. Pengumpulan tugas dilakukan tiap
Sabtu dalam bentuk video ataupun foto.

"Terkadang anak saya tidak ingin mengerjakan tugas yang diberikan guru. Saya mengganti dengan tugas
lain, supaya ada aktivitas," ujarnya.

Dia berharap agar proses belajar mengajar dilakukan tatap muka dengan protokol kesehatan ketat.
Jumlah siswa juga dibatasi, agar guru bisa memantau dan mendampingi siswa.

Selain itu, tak semua orangtua mampu. Ada orangtua yang tak bisa membeli gawai ataupun membeli
paket data.

"Kalau tidak dibatasi guru akan sulit mengawasi. Karena, anak-anak paham protokol kesehatan. Mereka
harus dibimbing," katanya.

Mengingat kegiatan belajar mengajar belum boleh dilakukan secara tatap muka di sekolah, seorang guru
TK di Manukan Kasman, Kecamatan Tandes, Surabaya terpaksa mengajar door to door ke rumah murid-
muridnya.

Salah satunya adalah Susi Tri Rahayu, guru TK B Negeri Bahari Surabaya.

Susi mengaku, baru pertama kali melakukan pembelajaran luar jaring (laring).

Jarak tempuh dari sekolah dengan rumah siswa tidak terlalu jauh. Pembelajaran laring ini dilakukan setiap seminggu sekali diikuti dua sampai tiga murid.

"Hari ini saya memberikan materi huruf vokal. Kemudian menuliskan sebuah kata dimana di situ menghilangkan huruf vokalnya. Lalu saya juga ajarkan melengkapi gambar wajah yang hilang," ujar Susi seusai memberikan materi terhadap dua muridnya, Selasa (21/7) siang.

Melalui aktivitas tersebut, Susi mengaku senang karena bisa ketemu kembali dengan murid-muridnya secara langsung. Sebelumnya Susi juga mengajar melalui daring di tengah pandemi covid-19.

"Jarak dari rumah siswa ke sekolah menjadi duka tersendiri saat memulai pembelajaran door to door,"
ungkapnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved