Kilas Balik
Duel Sengit Pimpinan KKB Kalimantan Melawan Hendropriyono, Pakai Pisau Komando dan Jari Nyaris Putus
Begini Cerita Duel Sengit Pimpinan KKB Kalimantan Melawan Hendropriyono, Pakai Pisau Komando hingga Jari-jari Nyaris Putus.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Pukul 22.25 WIB, tim sudah sampai di lokasi yang ditentukan. Masih cukup lama menunggu waktu operasi.
Namun, tiba-tiba Intelijen melaporkan Ah San tak ada di pondok tersebut. Seluruh tim sangat kecewa.
Baru pukul 14.00 Siat Moy dan perwira intelijen Kodim Membawah memastikan Ah San ada di pondok.
Dengan kecepatan kuning mereka terus merayap mendekati sasaran hingga akhirnya dari jarak 200 meter terlihatlah rumah persembunyian Ah San.
Tiba-tiba anjing-anjing penjaga pondok berloncatan ke arah tim Halilintar sambil mengonggong keras.
Hendropriyonomeneriakkan "Serbuuuuu," sambil lari sekencang-kencangnya ke arah pondok.
"Abdullah alias Pelda Kongsenlani mendahului saya lima detik untuk tiba di sasaran. Dia mendobrak pintu dengan tendangannya dan langsung masuk. Saya mendobrak jendela dan meloncat masuk," beber Hendropriyono.
Hendropriyono berteriak pada Ah San. "Menyerahlah Siauw Ah San, kami bukan mau membunuhmu."
Tapi Ah San enggan menyerah.
Hendropriyono menyuruh anak buahnya keluar pondok.
Dia sendiri bertarung satu lawan satu dengan Ah San.
"Dengan sigap saya lemparkan pisau komando ke tubuh Ah San. Tapi tidak menancap telak, hanya mengena ringan di dada kanannya," Hendro menggambarkan peristiwa menegangkan itu.
Kini Hendropriyono tanpa senjata harus menghadapi Ah San yang bersenjatakan bayonet.
Memang ada senjata yang ditaruh di belakang tubuh Hendropriyono, tapi mengambil senjata dalam keadaan duel seperti ini butuh beberapa detik.
Hendropriyono takut Ah San keburu menusuknya. Hendropriyono lalu melompat dan menendang dada Ah San.