UTBK SBMPTN 2020

TELANJUR Viral, Peserta UTBK Batal Ujian Karena Rapid Test Diubah Reaktif, Begini Klarifikasi Unair

Pihak Universitas Airlangga ( Unair) merespons keluhan calon peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer ( UTBK), Daffa Dzaki (18).

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Iksan Fauzi
Tangkapan layar
Pihak UTBK Unair memberikan klarifikasi atas keluhan calon peserta ujian atas nama Daffa Dzaki yang mengklaim hasil rapid testnya diubah menjadi reaktif. 

Daffa Dzaki adalah salah satu peserta yang tak bisa mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Airlangga (Unair) pada Selasa siang (7/7).

Ia tak bisa mengikuti ujian lantaran hasil rapid yang semula non reaktif mendadak diganti reaktif.

Meski sudah kecewa, menurutnya aturan ketat semacam ini baik diterapkan di tengah pandemi corona sekarang.

Yang menjadi masalah baginya, ketentuan tersebut terlalu mendadak diumumkan.

"Mendadak banget ya Bu Risma (Wali Kota Surabaya) kan ngeluarin surat edaran Kamis sedangkan Minggu sudah ada yang mulai ujian," kata Daffa saat dihubungi, Rabu (8/7/2020).

Faktor mendadak ini lah menurut Daffa mengakibatkan pihak panitia pelaksana ujian kurang begitu siap saat menyediakan fasilitas rapid tes bagi peserta UTBK. Salah satunya seperti yang menimpa dirinya.

Seharusnya kata Daffa, jika rapid tes memang diwajibkan sedari awal diumumkan sejak jauh-jauh hari. Dan pelaksanaannya dapat dilakukan secara gratis bagi semua peserta UTBK.

"Sebenarnya gak masalah wajib rapid, tapi pemerintah harusnya juga fasilitas gratis bagi semua peserta.

Jangan hanya yang hanya punya Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Di situasi Covid-19 ini semua kan kena dampak. Banyak kan sekarang wali murid meski gak masuk MBR/KIP yang di PHK jadi mau sekolah susah mau musti mati-matian," ucapnya.

Di kesempatan itu, Daffa berharap ke depan tak ada lagi kejadian serupa yang menimpa pada peserta UTBK lain.

"Pokoknya pendidikan Indonesia harus lebih maju kayak gini semoga gak kejadian lagi.

Kalau banyak yang kayak saya takutnya banyak mental yang down akhirnya gak bisa kuliah di negeri. Sedangkan swasta mahal," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved