UTBK SBMPTN 2020

TELANJUR Viral, Peserta UTBK Batal Ujian Karena Rapid Test Diubah Reaktif, Begini Klarifikasi Unair

Pihak Universitas Airlangga ( Unair) merespons keluhan calon peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer ( UTBK), Daffa Dzaki (18).

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Iksan Fauzi
Tangkapan layar
Pihak UTBK Unair memberikan klarifikasi atas keluhan calon peserta ujian atas nama Daffa Dzaki yang mengklaim hasil rapid testnya diubah menjadi reaktif. 

SURYA.CO.ID| SURABAYA - Pihak Universitas Airlangga ( Unair) merespons keluhan calon peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer ( UTBK), Daffa Dzaki (18) atas hasil rapid test COVID-19 ( virus corona).

Sebelumnya, Daffa mengeluhkan hsil rapid test diubah menjadi reaktif di akun Instagramnya. Keluhan itu pun viral dan mendapat respons Unair.

Dalam klarifikasinya, Unair membantah ada pengubahan hasil rapid test Daffa. 

Bahkan, Unair juga telah menjelaskan kepada orang tua Daffa yang mendatangi kampus Unair.

Ketua Pusat UTBK Unair Juaidi Khotib menjelaskan, bahwa setiap peserta akan dipantau selama 30 menit setelah hasil rapid test tersebut diterima peserta.

"Jadi meski di brosur tulisannya hasil bisa keluar 10 menit, tapi petugas tetap mengamati sampai 30 menit kemudian.

Tangkapan layar Daffa Dzaki menceritakan hasil rapid tes yang mendadak diganti lewat Instagram Story, Selasa (7/7/2020).
Tangkapan layar Daffa Dzaki menceritakan hasil rapid tes yang mendadak diganti lewat Instagram Story, Selasa (7/7/2020). (instagram)

Dan ternyata, ada satu peserta yang memang setelah 30 menit itu reaktif.

Jadi tidak sengaja ditukar," kata Junaidi saat dihubungi, Rabu (8/7/2020).

Junaidi pun menyebut, saat dokter mengganti hasil tersebut, pihaknya sudah berkomunikasi baik dengan Daffa.

Bahkan pihak penitia ujian sudah menerangkan kepada Daffa agar mengikuti UTBK pada gelombang kedua yang berlangsung 20-29 Juli mendatang.

"Kami sudah berkomunikasi dengan yang bersangkutan untuk isolasi mandiri dan bisa melakukan reschedule jadwal ujian," ujarnya.

Kata Junaidi, saat ini Daffa sudah bisa menerima hasil tersebut.

Bahkan pihak keluarga sudah mendatangi Unair.

Junaidi pun berpesan agar melakukan isolasi mandiri dan menjaga imun tubuh.

Sehingga nantinya dapat mengikuti UTBK gelombang dua seperti yang sudah dijadwalkan.

"Jaga kondisi kesehatan dan pola makanan sehat, multivitamin serta mematuhi pola hidup bersih. Saya yakin kalau seperti itu setelah 14 hari yang bersangkutan bisa mengikuti ujian," pungkasnya.

Klaim hasil rapid test diganti reaktif

Sebelumnya, lantaran kesal karena mendadak tak bisa ikuti UTBK di Unairpada Selasa siang (7/7).

Daffa Dzaki pun membagi keluhannya di media sosial Instagram.

Lewat akun pribadinya @daffadzdz, ia menceritakan kejadian siang itu di In
Instastory.

Dalam postingannya itu, ia menceritakan secara runtut awal mula dinyatakan non reaktif hingga mendadak diubah menjadi reaktif.

"Saya di story udah ngetag Bu Risma (Wali Kota Surabaya), sama Unair.

Udah dilihat sama Unair tapi gak komentar apa-apa," kata Daffa saat dihubungi, Selasa (7/7/2020).

Diakui Daffa, kini dirinya mengaku bingung lantaran tak ada arahan penanganan lebih lanjut setelah dinyatakan reaktif.

"Sampai malam ini saya gak dapat arahan dari pihak manapun dari Unair atau Dinas Kesehatan Surabaya. Di Instagram padahal Unair juga sudah liat.

Saya cek email juga gak ada pesan, saya juga udah telfon hotline tapi belum ada respon sama sekali," ungkapnya.

Selain itu, kata Daffa, kejadian siang tadi membuat dirinya down padahal saat itu sudah merasa siap untuk mengikuti ujian.

"Ya refleks down mental saya.

Seharusnya kalau memang ada yang salah, saya kan bisa dihubungi jam 9-10 pagi setelah rapid yang semula non reaktif keluar," tandasnya.

Pesan Daffa

Daffa Dzaki adalah salah satu peserta yang tak bisa mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Airlangga (Unair) pada Selasa siang (7/7).

Ia tak bisa mengikuti ujian lantaran hasil rapid yang semula non reaktif mendadak diganti reaktif.

Meski sudah kecewa, menurutnya aturan ketat semacam ini baik diterapkan di tengah pandemi corona sekarang.

Yang menjadi masalah baginya, ketentuan tersebut terlalu mendadak diumumkan.

"Mendadak banget ya Bu Risma (Wali Kota Surabaya) kan ngeluarin surat edaran Kamis sedangkan Minggu sudah ada yang mulai ujian," kata Daffa saat dihubungi, Rabu (8/7/2020).

Faktor mendadak ini lah menurut Daffa mengakibatkan pihak panitia pelaksana ujian kurang begitu siap saat menyediakan fasilitas rapid tes bagi peserta UTBK. Salah satunya seperti yang menimpa dirinya.

Seharusnya kata Daffa, jika rapid tes memang diwajibkan sedari awal diumumkan sejak jauh-jauh hari. Dan pelaksanaannya dapat dilakukan secara gratis bagi semua peserta UTBK.

"Sebenarnya gak masalah wajib rapid, tapi pemerintah harusnya juga fasilitas gratis bagi semua peserta.

Jangan hanya yang hanya punya Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Di situasi Covid-19 ini semua kan kena dampak. Banyak kan sekarang wali murid meski gak masuk MBR/KIP yang di PHK jadi mau sekolah susah mau musti mati-matian," ucapnya.

Di kesempatan itu, Daffa berharap ke depan tak ada lagi kejadian serupa yang menimpa pada peserta UTBK lain.

"Pokoknya pendidikan Indonesia harus lebih maju kayak gini semoga gak kejadian lagi.

Kalau banyak yang kayak saya takutnya banyak mental yang down akhirnya gak bisa kuliah di negeri. Sedangkan swasta mahal," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved