BERITA SURABAYA Hari Ini Populer: Lagi, 5 Dokter Terinfeksi COVID-19 dan Begal Sadis di Bundaran ITS
Kabar berita begal sadis di Surabaya yang meresahkan. Belum lama ini terjadi aksi kejahatan di bundaran ITS.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Semoga Allah juga memberikan ketabahan dan keikhlasan bagi keluarga besar yang ditinggalkan. Aamiin," tulis keterangan @khofifah.ip.
Wakil Gubernur Jawa TImur Emil Elestianto Dardak menyampaikan rasa duka atas berpulangnya Putri.
Menurut Emil, meninggalnya Dokter Putri membuktikan bahwa sekali pun tak terlibat langsung menangani Covid-19, seluruh tenaga kesehatan memiliki potensi tertular virus Corona.
"Hal ini menunjukkan kalau Covid-19 memang ada di sekitar kita," kata Emil ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin (6/7/2020).
Baik tenaga medis yang menangani atau yang tidak terlibat sama-sama berisiko.
"Hal ini penting untuk terus meningkatkan kewaspadaan," katanya.
5. 5 Dokter PPDS Dirawat
Saat ini ada 5 dokter PPDS yang dirawat karena terpapar covid-19.
Satu di antaranya dirawat di RSUD dr Seotomo, sementara 4 lainnya diketahui sedang menjalani perawatan di RS Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya.
“Sekarang kami merawat satu orang PPDS dan di RSUA ada empat orang PPDS. Kan muternya PPDS di dua rumah sakit ini memang. Sekarang mereka yang sedang menjalani perawatan karena terpapar covid-19, dalam kondisi baik,” tegas Joni.
Dikatakan Joni, bahwa ada banyak faktor tenaga kesehatan bisa tertular covid-19. Pertama adalah semakin banyaknya jumlah kasus, maka probabilitas penularan akan semakin bertambah.
Sebab pasien covid-19 tidak seperti pasien biasa. Pasien dengan covid-19 membutuhkan proses diagnosa khusus, membutuhkan penapisan, membutuhkan pemeriksaan laboratorium, dan juga banyak lagi penindakan yang membutuhkan kontak langsung dengan nakes. Sehingga risiko penularan memang tinggi.
“Oleh sebab itu penegakan protokol harus benar-benar dilakukan. Protokolnya ada, setiap RS sudah bikin protokol. Kedisiplinan kita semua menjadi kunci baik saat memakai APD, saat melayani dan bahkan saat melepas. Kalau kita melepas APD seenaknya bisa tertular dan menularkan ke orang lain,” tegas Joni.
2. Begal Sadis di Surabaya, Korban Ditusuk Pisau di Bundaran ITS Pagi, Sebelumnya Motor Ojol Dirampas

Akhir-akhir ini, begal di Kota Surabaya, Jawa Timur semakin merajalela dan sadis. Setelah beberapa hari lalu pengendara ojek online (ojol) menjadi korban, kali ini lebih sadis.
Kejadian pembegalan sadis terjadi di bundaran ITS (Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya) di wilayah Surabaya Timur, Selasa (7/7/2020) sekitar pukul 03.00 WIB.
Korbannya adalah Totok Riyanto (45) warga Gresik, Jawa Timur.
Saat itu, korban tengah melintas dari arah bundaran ITS Surabaya menuju ke arah Kejawan Putih Tambak.
Korban tak sadar diikuti dua orang pelaku menggunakan Honda Vario hitam berboncengan.
Pelaku mepet dan menendang korban sampai terjatuh.
Totok sempat mencoba melawan, namun salah satu pelakunya mengeluarkan senjata tajam diduga jenis pisau dan menusuk korban sebanyak dua kali dari arah belakang.
"Punggungnya yang kena, itu sempat ditendang dan jatuh, tapi korban melawan," ujar salah seorang saksi.
Korban yang sudah tak berdaya kemudian tergeletak.
Motor honda beat yang digunakan korban, langsung dibawa kabur oleh dua pelaku.
"Korban dievakuasi oleh warga ke klinik Pusura," tandasnya.
Sementara itu, Kapolsek Mulyorejo, Kompol Eni Priatin membenarkan kejadian tersebut.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan penyelidikan dan mengidentifikasi dua pelaku begal yang nekat melukai korbannya itu.
"Sudah, kami sedang melakukan penyelidikan.
Awalnya kami kira wilayah polsek Sukolilo,ternyata pas olah TKP masuk wilayah kami. Kami juga berkoordinasi dengan jatanras Polrestabes Surabaya untuk menyelidiki kasus begal tersebut" singkatnya.
4 begal beraksi di Jalan Darmo Harapan

Oktavian Candra Pratama (23) seorang pengendara ojek online asal Benowo, Surabaya menjadi korban begal pada Sabtu (27/6/2020) kemarin.
Tak cuma motor Honda Blade Repsol bernopol L-6862-YB, yang raib.
Komplotan begal itu juga merampas Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan selembar uang Rp 100 Ribu, di dompet anknya saat itu.
Ayahanda korban, Faruk, mengungkapkan, komplotan begal yang menyergap anaknya itu berjumlah empat orang laki-laki.
"Masih muda muda, masih kecil kecil, masih remaja. Ada 1 orang yang (badannya) agak besar sedikit," ujarnya saat dikonfirmasi Tribunjatim.com, Senin (29/6/2020).
Mereka berboncengan berpasangan mengendarai dua motor.
Seingat anaknya, ungkap Faruk, dua motor yang menjadi sarana kejahatan pelaku jenisnya motor 2-Tak, manual atau lazim disebut 'motor lanang' yang dilengkapi tuas kopling pada setir sisi kirinya.
"Motornya laki tapi cempreng, 2-Tak, mungkin kalau gak (Yamaha) RX King, (Kawasaki) Ninja, atau (Suzuki) RGR," ungkapnya.
Faruk menceritakan, insiden itu dialami anaknya seusai mengantar orderan pengiriman barang dari seorang customer yang bermukim di Jalan Darmo Permai, sekira pukul 19.00 WIB atau Bakda Adzan Salat Isya berkumandang.
Saat hendak kembali pulang, melalui akses jalan di kawasan Jalan Darmo Harapan.
Apesnya, ungkap Faruk, anaknya dihampiri atau dipepet dari arah belakang oleh komplotan bandit itu.
"Habis itu 'mana sepeda saya mana, dompet dompet' STNK juga diminta. Enggak (ancaman senjata). Cuma dipaksa disuruh turun 'mana sepeda saya. Ayo turun' gitu," ujarnya.
Berdasarkan penuturan anaknya, ungkap Faruk, para pelaku itu terbilang berusia belia.
Lantaran merasa takut dan terancam, anaknya itu tak melawan saat para pelaku merampas motor dan menggeledah barang bawaan pada saku pakaian anaknya.
"Dompetnya itu kan di saku di celana, ya itu diambil langsung. Untung ponselnya di tas, jadi enggak kena. Tapi isinya dompet, STNK aja. Kalau KTP dan SIM ada di tas," terangnya.
Faruk mengatakan, anaknya telah melaporkan insiden itu ke Mapolsek Sukomanunggal, pascakejadian.
Mengingat sejumlah berkas tanda kepemilikan motor belum dapat ditunjukkan kepada pihak polisi, karena masih berada di pihak leasing. Alhasil, laporan resmi insiden itu baru dibuat pada Senin (29/6/2020) pagi.
"Tapi polisi sudah datang ke lokasi, ada 4 orang kalau gak salah. Ya di foto-foto gitu," pungkasnya.
Begal mobil carteran
Setelah setahun lebih jadi buronan, tiga pelaku komplotan pencurian dengan kekerasan atau begal mobil Pick Up jenis l300 berhasil diringkus polisi.
Tiga pelaku itu adalah Arif Hidayat (42) warga Surabaya, Honawi (37) warga Sampang, Madura dan Abdul Mukti (35) warga Surabaya.
Mereka ditangkap setelah polisi mendapat informasi kepulangan para pelaku dari pelariannya.
"Kami tangkap di wilayah Madura, kemudian tim lain bergerak menangkap yang di Surabaya," kata Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Arief Rizky Wicaksana, Selasa (2/6/2020).
Modus yang digunakan para pelaku adalah berpura-pura mendatangi korban dengan memesan carteran mobil untuk mengangkut besi tua.
"Sasarannya mobil carteran yang ada di pinggir jalan. Setelah sepakat harga, salah satu pelaku naik bersama korban. Setelah melewati jalan sepi,korban kemudian didatangi para pelaku lain dengan menodongkan senjata tajam jenis celurit. Korban dilakban matanya dan mulutnya kemudian dibuang di wilayah manyar Gresik. My
Korban yang ketakutan pasrah dan mobilnya dibawa kabur," tambahnya.
Setelah berhasil membawa mobil korban, para pelaku kemudian menjualnya ke seorang penadah di Madira dengan harga 10 hingga 20 juta rupiah.
"Hasilnya dibagi rata dan digunakan untuk kebutuhan hidup sebagian untuk foya-foya," tandasnya.
Komplotan ini terdiri dari empat orang, dimana satu diantaranya lebih dulu tertangkap karena kasus narkoba, yakni M Anwar (30) warga Madura.
Mereka sudah beraksi enam kali, diantaranya sekali di Surabaya pada Januari 2018 lalu.
Di antaranya adalah jalan Raya Mojoagung pada 20 November 2017, Jalan Gempol, Pasuruan 23 Desember 2017, Jalan Kalanganyar sedati pada 16 Januari 2018.
Mereka juga beraksi di Perumahan wahyu taman sarirogo Desa Sarirogo Kecamatan/ Kabupaten Sidoarjo pada 24 Januari 2018, Jalan wonoayu Sidoarjo pada 30 Januari 2018 serta di pergudangan ragam jemundo taman Sidoarjo pada Februari 2018.
Tak hanya diringkus, ketiga tersangka itupun terpaksa ditembak kakinya lantaran berusaha berkilah dan kabur saat dihentikan polisi. (Fatimatuz Zahro/Firman Rachmanudin/Pipit Maulidiya/Surya.co.id)