Virus Corona di Pasuruan

Keunggulan Kampung Tangguh Semeru Perum Sekar Asri Kota Pasuruan, Terbukti Zero Warga Positif Covid

Ketua RW, Lurah Sekargadung, Ketua Kampung Tangguh dan mahasiswa saat berkeliling melihat tanaman untuk kebutuhan pangan dan dapur umum.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Parmin
surya.co.id/galih lintartika
Ketua RW, Lurah Sekargadung, Ketua Kampung Tangguh dan mahasiswa saat berkeliling melihat tanaman untuk kebutuhan pangan dan dapur umum. 

SURYA.co.id | PASURUAN - Perumahan Sekar Asri menjadi satu-satunya kampung tangguh di Kelurahan Sekargadung, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan.

Dihuni kurang lebih 391 KK, warga disini kompak bergotong - royong untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Beberapa waktu lalu, Surya sempat berkunjung ke perumahan yang menjadi kampunh tangguh ini. Semuanya berubah sejak pandemi COVID-19.

Pintu masuk perumahan menjadi one gate system, atau hanya satu pintu. Jadi keluar masuk, semuanya melewati satu pintu.

Tepat di pintu masuk, ada posko pemeriksaan. Di posko itu, ada warga yang menjaga.

Mereka menanyakan kepentingan tamu yang akan masuk ke perumahan. Setelah itu, tamu juga akan disemprot disenfiktan dan dicek kesehatan.

Selanjutnya, masuk ke perumahan, sejauh mata memandang rumah - rumah di sini dipenuhi tanaman.

Sejak pandemi kemarin, warga kompak dan bersatu menanam tanaman yang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan selama pandemi.

Keunikannya, warga melakukannya dengan kesadaran masing - masing.

Artinya, pengurus RW hingga RT dan support pemerintahan di kelurahan, warga kompak menamam tanaman untuk kebutuhan pangan.

Tanaman yang ditanam seperti lombok, terong, toma, selada, kangkung dan sejenisnya.

Tak hanya itu, buah - buahan juga ditanam seperti kelengkeng, alpukat dan masih banyak lagi.

"Ada 10 ribu bibit yang ditanam warga di sini," kata Tri Yulianto, Ketua Kampung Tangguh Perumahan Sekar Asri Kota Pasuruan.

Tri, sapaan akrabnya, menjelaskan ide awalnya ini, pengurus berusaha untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

Jadi, mengurangi resiko masyarakat berbelanja di luar perumahan.

"Saat awal - awal, kan ada pembatasan dan larangan keluar rumah. Jadi, kami pengurus bersama RT, RW, Kelurahan memcarikan solusi. Akhirnya, solusinya kami sepakat untuk menggalakkan gerakan menanam ini," kata dia.

Menurut dia, sambutannya luar biasa. Meskipun memang awalnya, ada sebagian masyarakat yang belum sadar.

Namun, setelah bibit tanaman yang disediakan sudah ditanam sebagian masyarakat, akhirnya kesadaran itupun mulai muncul.

"Akhirnya semua masyarakat mau menanam bibit ini. Bahkan, di fasilitas umum perumahan juga kami tanami. Kami mempersilahkan, siapa saja yang mau mengambilnya tidak apa- apa," jelas dia.

Ia menjelaskan, tidak ingin brand kampung tangguh itu hanya seremonial semata, tapi benar - benar tangguh melawan pandemi COVID-19 dalam segala sektor, terutama kebutuhan pangan ini.

"Kami ingin memberdayakan masyarakat, guyub rukun. Harapannya, dengan kemandirian warga ini, masyarakat tidak perlu keluar perumahan untuk mencari kebutuhan pangan atau memasak, jadi sudah disiapkan di masing - masing rumah. Butuh tinggal panen sendiri saja," sambunhnya.

Hingga hari ini, lanjut dia, mayoritas warga tidak merasa kekurangan.

Masyarakat justru merasa bisa memasak untuk kebutuhan makan, sebagai upaya menjaga imunitas dan kesehatan ini bisa didapatkan dengan mudah.

"Ini pandemi COVID-19 yang juga membawa berkah. Masyarakat jadi suka menanam sayuran dan buah - buahan. Bahkan, kemarin dari kelurahan mencanangkan untuk dijadikan sebagai kampung wisata ketika pandemi sudah hilang," urainya.

Lurah Sekargadung Subkhan mengamini hal itu. Ia sangat salut dengan kerukunan dan kekompakan masyarakat di sni.

Kata dia, tidak mudah menggerakkan masyarakat untuk ikut dan peduli terhadap lingkungan.

"Yang awalnya hanya untuk menjaga ketahanan pangan, justru hasilnya luar biasa. Lingkungannya benar - benar asri, dan semuanya memberikan manfaat sekaligus keuntungan sendiri," tambah dia.

Ia menyebut, rencana ke depan, pihaknya akan mengangkat potensi ini sebagai potensi untuk dikembangkan.

Ia bahkan mengusulkan, kampung ini sebagai kampung wisata. Semua tanaman mulai yang biasa dijumpai, hingga yang jarang dijumpai, ada disini. Semuanya lengkap.

Terpisah, Rudy Agus Ketua RW V menambahkan, pihaknya tidak ingin masyarakat ini tidak rukun karena pandemi COVID-19.

Ia ingin masyarakat tetap guyub rukun dan bersatu melawan COVID-19 ini.

Salah satu caranya, kompak dan sama - sama menamam di rumah sebagai upaya mencukupi kebutuhan pangan sendiri.

Minimal untuk keluarga sendiri. Dari situ, masyarakat mulai kompak dan akhirnya mau menamam bibit sayuran dan buah - buahan.

Kata dia, dalam hal lain, pihaknya selalu berusaha untuk terus sosialisasi. Bahkan, dulu, ia bersama warga lainnya keliling perumahan untuk mengingatkan waga tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Mulai kurangi kerumunan, tetap rajin cuci tangan, jaga kesehatan dan lainnya. Jangan sampai ada warga yang terpapar dan kita harus jaga bersama- sama. Kesadaran inilah yang membuat kampung ini tangguh," jelas dia.

Ia mengaku menyiapkan segala skema terbaik hingga terburuk.

Bahkan, ada delapan divisi yang disiapkan untuk menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan pandemi ini.

Mulai dari hal sepele sampai hal yang sangat berat sekali.

"Allhamdulillah, sampai hari ini, di kampung ini nol (zero) kasus positif covid-19. Tidak ada yang positif atau lainnya. Kami akan terus memantau kegiatan masyarakat di sini. Harapan kami, kemanusiaan dan kesadaran masyarakat menjadikan kampung ini tetap tangguh," pungkas dia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved