Obesitas
Bobot Pemuda Ini Naik 100 Kg Selama Lockdown 5 Bulan karena Wabah COVID-19, 2 Hari Dia Sulit Tidur
Bobot pemuda berusia 26 bermarga Zhou di Wuhan, China naik sekitar 100 kilogram (kg) selama lockdown 5 bulan karena wabah virus corona ( COViD-19).
Namun, mereka semuanya menolaknya dikarenakan bobot Zhen yang terlampau besar tersebut.
Setelah tim paramedis bersusah payah mengangkatnya dari rumah ke ambulans, dia segera dilarikan ke bagian unit gawat darurat.
Di sana, tim dokter mendiagnosanya mengalami sejumlah kondisi medis seperti gagal jantung dan masalah di bagian pernapasan.
Masalah makin pelik karena berat badannya, dokter tidak mampu melakukan tes seperti tekanan darah maupun tes EEG di otak.
Selama 10 hari, tim medis berusaha untuk membuatnya stabil.
Akhirnya pada 11 Juni, kondisinya dinyatakan sudah keluar dari masa darurat.
Dr Li Zhen menerangkan, kenaikan signifikan Zhen tidak hanya karena faktor genetik.
Namun juga kelainan endoktrin yang diperparah dirinya yang tak banyak bergerak.
Dia dan timnya berharap pasien bisa turun setidaknya 22 kg, sehingga mereka bisa melakukan bypass lambung atau operasi mengurangi lemak di perut.
"Saya sangat berharap dengan diet dan metode lain, bobot dia bisa berkurang hingga 22 kg, sehingga risiko operasi bisa dikurangi," jelas Li.
Gen kurus ditemukan
Terpisah, pernahkan Anda mencermati, ada beberapa orang di luar sana tetap langsing meski mereka makan dengan porsi yang cukup banyak.
Sementara lainnya, memerlukan usaha ektra untuk menjaga apa saja yang mereka konsumsi supaya berat badan tak bertambah.
Ternyata, menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Cell, hal tersebut ada hubungannya dengan gen tertentu yang mampu menjaga kenaikan berat badan dan membuat badan beberapa orang tetap kurus.
Kini, ilmuwan berhasil mengidentifikasi gen tersebut setelah melakukan serangkain penelitian.