Virus Corona di Jatim
VIRAL Video Sekda Bondowoso Sebut Covid-19 Opini yang Dibangun, Gugus Tugas Singgung Soal Kebodohan
Video Sekda Kabupaten Bondowoso, Saifullah yang menyebut Covid-19 adalah opini yang dibangun sebuah paradigma viral di media sosial.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Video Sekda Kabupaten Bondowoso, Saifullah yang menyebut Covid-19 adalah opini yang dibangun sebuah paradigma viral di media sosial.
Video Sekda Bondowoso ini semakin ramai setelah beredar di pesan berantai.
Dalam video tersebut tampak Saifullah tengah melakukan pertemuan virtual dengan sejumlah orang.
Saat itu lah Saifullah membuat pernyataan kontradiktif yang menjadi sorotan.
Selain menyebut bahwa covid-19 adalah opini yang sengaja dibangun sebuah paradigma, Saifullah juga mengatakan bahwa covid-19 bukan lah sesuatu yang menakutkan.
"Ijinkan saya dalam kesempatan seperti ini Covid saya tinggalkan dulu, karena bagi saya Covid ini opini yang dibangun oleh sebuah paradigma dan saya belum menemukan langsung ketemu dengan orang yang kena Covid sepertinya menakutkan, nggak nggak," ucap Saifullah
Pernyataan Saifullah ini pun langsung ditanggapi Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi.
Joni menyebutkan saat ini masyarakat menghadapi dua hal.
Yang pertama adalah pandemi Virus Corona, sedangkan yang kedua adalah kebodohan orang.
"Jadi saat ini kita menghadapi dua hal, di medsos sudah sering diedarkan, dua hal itu pandemi virus dan stupidity, kebodohan kita," kata Joni di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Rabu (10/6/2020).
Joni menyebutkan Virus Corona ini adalah sesuatu yang baru dan semua orang dunia masih meraba-raba untuk menemukan pola pendekatan yang tepat untuk meminimalisasi penyebaran Virus Corona.
"Sampai sekarang ada pola pendekatan yang terbaik. Virus ini bisa dirasakan, meninggal nya banyak sekali, dan penampakan klinisnya beda-beda," lanjut Joni yang juga Dirut RSUD dr Soetomo.
Ada pasien yang terinfeksi virus Corona, namun hanya dua-tiga hari hilang. Ada juga yang positif sampai 67 hari, dilakukan swab tes virusnya belum hilang.
"Makanya hati kita harus jernih melihatnya, kalau tidak kita akan ruwet," ucap Joni.