KKB Papua yang Tembak dan Mutilasi Warga Sipil Bagian dari Goliat Tabuni, ini Daftar Aksi Terornya

Terungkap Bahwa KKB Papua yang Tembak Mati dan Mutilasi Warga Sipil Bagian dari Goliat Tabuni, Berikut Daftar Aksi Terornya.

Facebook/KOMNAS-TPNPB
Ilustrasi - KKB Papua yang Tembak dan Mutilasi Warga Sipil Bagian dari Goliat Tabuni (kiri) 

"Itu pemimpinnya Goliat Tabuni dan panglima operasinya Lekagak Telenggen," kata Dax.

Ia meyakini, kelompok yang berulah di Intan Jaya berbeda dengan kelompok yang meneror Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika. Hanya, mereka berada dalam satu rantai komando Lekagak Telenggen.

"Ini tim yang berbeda dengan komando yang sama, mereka tidak ikut ke Tembagapura," kata Dax.

Dax menuturkan, keberadaan KKB Papua di Intan Jaya bukan untuk menetap, namun hanya wilayah perlintasan.

Menurut dia, rute perjalanan KKB Papua pimpinan militer Murib adalah Puncak-Intan Jaya-Mimika. Karenanya, ia meyakini kelompok tersebut akan selalu bergerak.

"Kami terima informasi kalau mereka mau buat pos di Wandai (Intan Jaya), tapi saya rasa mereka tidak akan ngepos dan tetap akan mobile," kata Dax.

KKB Papua Kuasai Distrik Wandai Bikin Warga Ketakutan

KKB Papua beberapa pekan terakhir memang berhasil menguasai Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

KKB Papua ini telah membangun markas di sana dan membuat warga ketakutan.

Kabar ini dibenarkan oleh Kapolres Intan Jaya, Ajun Komisaris Besar Yuli Karre Pongbala saat dihubungi dari Jayapura, Senin (1/6/2020).

Diketahui, KKB Papua tersebut juga bertanggung jawab atas penembakan dua tenaga kesehatan, yakni Alemanek Bagau dan Heniko Somau yang sedang bertugas dalam penanganan COVID-19.

Melansir dari Kompas.id dalam artikel 'Warga Sipil Ketakutan, Kelompok Bersenjata Duduki Distrik Wandai di Intan Jaya', kelompok ini pernah menembak mati seorang petani bernama Yunus Sani yang sedang melintasi Kampung Magataga, Distrik Wandai, pada Jumat (29/5/2020).

KKB Papua menganggap petani tersebut sebagai mata-mata atau intelijen yang memasok data ke pihak TNI-Polri.

"Kehadiran kelompok ini membuat para warga ketakutan.

Ada warga yang telah mengungsi ke rumah kerabatnya di distrik lain. Jumlah mereka sekitar 50 orang dan memiliki beberapa pucuk senjata laras panjang," ungkap Yuli.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved