Virus Corona di Trenggalek
Siapkan Anggaran Rp 30 Miliar, Pemkab Trenggalek Salurkan KPE Tahap Dua
Pemerintah Kabupaten Trenggalek mulai menyalurkan bantuan sosial Kartu Penyangga Ekonomi (KPE) tahap kedua.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Pemerintah Kabupaten Trenggalek mulai menyalurkan bantuan sosial Kartu Penyangga Ekonomi (KPE) tahap kedua.
Total ada 10.000 kartu yang akan disebar dalam sebulan ke depan.
Pada penyaluran tahap pertama, ada 15.000 kartu yang sudah terdistribusi ke warga.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, warga yang menerima KPE akan mendapat bantuan Rp 200 ribu per bulan selama enam kali hingga Oktober.
Dana bantuan ini bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) total Rp 30 miliar.
"Ini akan kita lakukan secara bertahap, serta akan kita kawal terus menerus. Sebelum kita buka new normal, semuanya harus kita sangga agar daya beli masyarakat tidak turun," kata Mas Ipin, sapaan akrabnya, Senin (1/6/2020).
Sebelum menggunakan APBD, KPE disalurkan dari dana gotong royong yang dikelola Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Trenggalek.
Ketika menggunakan dana tersebut, penerima kartu yang elektronik itu menerima saldo Rp 100 ribu dan beras 5 kilogram (kg).
Kepala Dinas Sosial Pembedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Trenggalek Ratna Sulistyowati menambahkan, KPE disalurkan merata di seluruh desa dan keluarahan yang ada di Trenggalek.
Sasaran untamanya, yakni warga miskin yang belum terdata dan yang sudah terdata tapi belum menerima bantuan.
"Sasarannya berasal dari desa atau kelurahan dan komunitas," sambung Ratna.
Ia menyebut, sudah sekitar 15.000 keping KPE tersebar ke keluarga miskin di Trenggalek pada penyaluran tahap pertama.
"Total kami menyiapkan Rp 25.000 kartu," pungkasnya.
Penyaluran KPE tahap kedua telah berjalan di Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak.
Wiji, salah satu penerima KPE, mengaku terbantu dengan bantuan tersebut.
Setelah menerima kartu, ia membeli kebutuhan pokok di depot yang bekerja sama dengan KPE.
Wiji bekerja sebagai pembuat wadah ikan dari anyaman bambu.
Sejak pandemi Covid-19, penghasilannya dari kerja itu menurun.
"Ini untuk membeli kebutuhan sehari-hari," katanya.