BERITA Surabaya Hari ini Populer: Risma Pamit dan Khofifah Ungkap Fakta Kisruh Mobil PCR Dialihkan

Berikut Berita Surabaya hari ini populer edisi Senin 1 Juni 2020, Risma Pamit dan Khofifah Ungkap Fakta Soal Kisruh Mobil PCR Dialihkan

Kolase SURYA/Yusron Naufal Putra dan Kompas.com
Wali Kota Risma juga menyapa warga via daring (kiri), Gubernur Khofifah Indar Parawansa (kanan) 

"Kalau hanya 16 spesimen per hari dibandingkan 632 yang kasus positif Covid-19, maka sangat jauh dibandingkan harapan untuk percepatan,” urai Khofifah.

Hal tersebutlah yang akhirnya menjadi pertimbangan tim Gugus Tugas Jatim menyetujui permintaan Kabupaten Sidoarjo agar mobil PCR test bantuan BNPB dimampirkan ke Sidoarjo untuk mengatasi antrian tes PCR para pasien.

Tak henti di sana, Gubernur Khofifah lalu mengajak untuk melihat ketersediaan dan kapasitas laboratorium yang memiliki mesin PCR di Surabaya. Total ada tujuh laboratorium di Surabaya yang bisa melakukan tes PCR dengan kapasitas yang besar.

Ada RSUD dr Soetomo, RSUA (ITD), BBLK, BBTLK, RS Premier, National Hospital, dan RS PHC. Total kapasitas tujuh titik lab uji PCR ini mencapai 1.564 tes spesimen dalam sehari.

“Jadi sebetulnya ada 7 laboratorium yang bisa digunakan untuk tes PCR di Surabaya. Kalau ini dimaksimalkan akan menjadi percepatan untuk uji spesimen,” kata Khofifah.

3. Fraksi PKB DPRD Jatim Dukung Pemprov Kirim Mobil PCR ke Tulungagung

Fraksi PKB di DPRD Jawa Timur mendukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) memberikan perhatian khusus kepada Kabupaten Tulungagung. Mengingat jumlah pasien covid-19 di kawasan tersebut masih cukup tinggi.

Informasi ini diterima langsung oleh sejumlah pimpinan Fraksi PKB di DPRD Jawa Timur saat mengunjungi Tulungagung, Minggu (31/5/2020).

Wakil Ketua DPRD Jawa Timur yang juga Wakil Ketua DPW PKB Jawa Timur, Anik Maslachah memimpin langsung kunjungan tersebut.

"Kami ingin mengetahui kondisi daerah secara langsung dalam menangani pasien covid 19," kata Anik ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Minggu (31/5/2020).

Dalam kunjungan tersebut, Anik didampingi Wakil Ketua Komisi E yang juga Wakil Ketua DPW PKB Jatim, Hikmah Bafaqih dan Wakil Ketua DPRD Tulungagung yang juga Ketua DPC PKB Tulungagung, Adib Makarim.

Mereka berkunjung ke Rusunawa UIN Tulungagung, tempat isolasi pasien Covid-19.

Di tempat ini, ada 38 pasien yang diisolasi, 25 di antaranya positif berdasarkan hasil swab.

"Mayoritas adalah OTG (Orang Tanpa Gejala)," kata Anik menjelaskan.

Berdasarkan data, saat ini jumlah pasien positif Covid-19 di Tulungagung mencapai 64 orang.

Sementara, untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 592 orang, dan  Orang Dalam Pengawasan (ODP) sejumlah 1.207 orang.

Tren kenaikan di Tulungagung pun dinilai cukup tinggi. "Tren kenaikan inilah yang harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah provinsi maupun Tulungagung," kata Anik.

Ia juga menerima sejumlah keluhan masyarakat di kawasan ini. Di antaranya, keterbatasan alat PCR test.

Menurutnya, RSUD Tulungagung sudah membeli alat untuk PCR test. Namun, belum bisa digunakan karena legalitasnya belum turun.

"Inilah yang akan kami tindaklanjuti kepada Gugus Tugas Jatim untuk membantu mempercepat turunnya izin dr pusat," katanya.

Sebagai solusi lain, Anik juga mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi yang mengirimkan mobil PCR sembari menunggu turunnya izin. "Kami berharap mobil ambulans PCR milik pemprov Jatim dapat didatangkan kembali untuk penanganan yang lebih efektif," kata Anik.

Percepatan pemeriksaan kesehatan masyarakat akan sekaligus mempermudah pemetaan daerah potensi covid-19.

"Dengan memperbanyak PCR test, bisa segera tracking dan apabila ditemukan pasien yang positif bisa segera diisolasi," katanya.

Anik menerangkan bahwa kebijakan Pemrov dengan mengirim Mobil PCR merupakan hal tepat.

"Tulungagung belum memiliki lab PCR tetap sehingga kemarin sempat didatangkan Pemrov," katanya.

Kebijakan Pemrov tersebut sempat memantik kemarahan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang menyebut mobil PCR seharusnya diprioritaskan di Surabaya.

Menurut Risma, kendaraan bantuan dari pemerintah pusat tersebut memang diberikan untuk Surabaya.

"Karena ramai di media, akhirnya mobil PCR dibawa lagi ke Surabaya. Padahal, Surabaya kan sudah memiliki 6 lab PCR  tetap ditambah 2 mobil PCR dari BIN," kata Anik.

Anik mengutip penjelasan pemerintah, kendaraan tersebut diberikan kepada Pemrov Jawa Timur.

"Mengingat ambulans PCR test itu milik jatim, maka 38 kab/kota mempunyai hak yang sama baik Surabaya maupun daerah lainnya," katanya.

"Karenanya, kami berharap mobil ini diprioritaskan untuk daerah yang kurva positifnya naik terus. Namun, tidak mempunyai lab tetap, seperti Tulungagung," tegasnya.

Selain alat tes kesehatan, Anik juga menilai perlunya psikolog ke daerah ini. Mengingat, para pasien mengalami kejenuhan.

"Agar stamina dan psikologis tidak memburuk akibat stres, maka psikiater RSUD ataupun pemerintah kabupaten harus turun," kata perempuan yang juga Ketua Perempuan Bangsa ini.

Pemerintah sebaiknya juga menyiapkan fasilitas hiburan seperti televisi untuk mengurangi kejenuhan.

"Untuk yang terkahir, Alhamdulillah, rekomendasi kami langsung direspon oleh Pak Adib untuk segera di tindaklanjuti," katanya.

Selain itu, pemerintah melalui Gugus Tugas bersama DPRD baik provinsi maupun kab/kota harus memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Sehingga, ketika pasien dinyatakan sembuh dan kembali ke rumah seharusnya diterima dengan baik.

"Kami masih menjumpai penolakan masyarakat karena takut tertular. Di sinilah pentingnya edukasi," pungkasnya.(Yusron Naufal/Fatimatuz Zahro/Bobby Constantine/Putra Dewangga/Surya.co.id)

Sumber: Surya
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved