Tangis Pilu antar Perawat Surabaya Ari Puspitasari, Rekan Tergeletak di Lantai: Semoga Syahid
Tangis pilu antar perawat Rumah Sakit (RS) Royal, Kota Surabaya, Ari Puspitasari dan janinnya 4 bulan yang meninggal dunia karena positif Covid-19.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Tri Mulyono
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Tangis pilu antar perawat Rumah Sakit (RS) Royal, Kota Surabaya, Ari Puspitasari dan janinnya usia 4 bulan yang meninggal dunia diduga karena positif Virus Corona atau COVID-19.
Rekan sesama perawat menangis histeris, tergeletak di lantai rumah sakit saat melepaskan kepergian Ari Puspitasari dan janinnya untuk selamanya, Senin (18/5/2020).
Duka dan doa mengalir untuk perawat Ari Puspitasari.
Termasuk dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang mendoakan Ari Puspitasari syahid.
"Doa terbaik dari kami, semoga almarhumah dan janin yang dikandungnya syahid dan diganjar oleh Allah SWT dengan surga.
Pun semoga Allah memberikan ketabahan dan keikhlasan bagi keluarga besar yang ditinggalkan," kata Khofifah, Senin (18/05/2020).
• Insya Allah Syahid, Perawat Surabaya Ari Puspitasari dan Janinnya Didoakan Khofifah, Emil dan Jokowi
• Profil Perawat RS Royal Surabaya Hamil 4 Bulan Meninggal Positif Covid-19 dan Hoax Suami Tutup Usia
• 5 Fakta Ari Puspitasari, Perawat RS Royal Surabaya Gugur Diduga Terjangkit COVID-19, Berstatus PDP
• Ari Puspitasari Perawat RS Royal yang Gugur Disebut Kartini Masa Kini, Jokowi: Saya Sangat Berduka
Dalam video yang beredar, perawat mengenakan hazmat suit mendorong kasur yang diduga terdapat jasad Ari Puspita.
Terdengar tangisan pilu ketika kasur itu diantar.
"Ya Allah, Ari.. Ari.. Ari..," kata perekam sembari menangis.
Rekan Ari Puspita terlihat terpukul.
Ada yang tergeletak lemas di lantai.
Ia ditenangkan oleh petugas lainnya.
Ari Puspitasari merupakan perawat Rumah Sakit Royal Surabaya.
Juru Bicara RS Royal Surabaya, dr Dewa Nyoman Sutanaya, mengatakan, Ari meninggal Senin 18 Mei 2020 sekitar pukul 10.15 WIB.
"Informasi yang saya dapat yang bersangkutan memang sedanghamil, tapi saya belum dapat info usia kehamilannya," ujar Dewa saat dikonfirmasi, Senin.
Menurut Dewa, gejala yang dialami Ari mengarah ke Covid-19 sehingga statusnya PDP.
Ari Puspitasari sudah 2 tahun setahun bekerja sebagai perawat di RS Royal Surabaya.
Dia bertugas di tempat layanan yang bukan untuk pasien Covid-19.
"Beliau bertugas di tempat layanan pasien biasa, bukan pasien Covid-19," jelasnya.
Saat ini, sesuai protokol kesehatan, semua perawat dan dokter yang pernah memiliki riwayat kontak dengan Ari Puspitasari dilakukan tracing dan isolasi.
Ari Puspitasari meninggal pada pukul 10.15 WIb dalam kondisihamil di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr Ramelan.

Sebelum dirawat di RSAL Dr Ramelan, Ari sempat menjalani perawatan di RS Royal.
Dilansir dari Surya.co.id, Humas RSAL Dr Ramelan, drg Aldiah membenarkan jika dari hasil tes swab PCR yang dilakukan RS Royal menunjukkan bahwa Ari positif Covid-19.
"Pas tanggal 15 masuk RSAL. Hasil swab diambil di RS Royal kan jadi sudah bisa diketahui hasilnya positif," ucap dia.
Namun Aldiah mengaku tidak mengetahui pasti kapan hasil tersebut keluar.
Aldiah memprediksi, tes swab PCR biasanya 4-5 hari setelah pengecekan.
"Aku nggak tahu kapan keluarnya (hasil swab) tapi dirawat di RS Royal sejak 8 Mei. Kalau Swab itu kan pemeriksaan keluar 4-6 hari berarti kan bisa jadi sebelum masuk RSAL sudah keluar hasil positif itu," terang dia.
Aldiah bercerita, saat dibawa ke RSAL, kondisi Ari sudah dalam keadaan kritis dan telah menggunakan inkubator.
"Sudah pakai inkubator saat datang. Masuk RSAL sudah masuk ruangan khusus ICU Covid-19. Jadi di RSAL itu nggak masuk ruang biasa tapi sudah masuk ruang ICU Covid," ungkap dia.
Setelah meninggalnya Ari Puspitasari viral di media sosial, beredar pula kabar suaminya meninggal dunia.
Bahkan di grup WhatsApp tersebar sebuah tangkapan layar yang berisi pesan singkat, suami Ari meninggal di ruang ICU Rumah Sakit Angkatan Laut (RUMKITAL) Dr. Ramelan Surabaya atau yang biasa disebut RSAL.
Terkait hal itu, drg Aldiah Humas RSAL mengklarifikasi bahwa kabar itu salah.
"Enggak meninggal, hoax (berita bohong). Tadi itu pukul 13.30, dia (suami Ari) masih mendampngi waktu jenazah dimakaman di TPU Keputih," kata Aldiah saat dihubungi, Senin (18/5/2020).
Tidak Mengalami Penyakit Kronis

Sementara saat disinggung riwayat kesehatan Ari, Juru Bicara RS Royal Surabaya, dr Dewa Nyoman Sutanaya memastikan perawat tersebut tidak memiliki laporan adanya penyakit kronis.
"Sejauh ini saya nggak ada informasi itu. Yang kami tahu dia sedanghamil. Tapi secara keilmuan memang orang hamil lebih rentan (terpapar Corona). Karena hamil, selama bekerja sudah ada protokol dia tidak merawat pasien di ruang isolasi," pungkas Dewa.
Pendapat ini dibenarkan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi.
Joni menjelaskan, orang hamil memang termasuk dalam kategori yang rentan ketika terjangkit COVID-19 karena imunitas dan metabolisme yang berubah.
"Jantung, Diabetes, TBC, ketuaan, orang hamil itu betul-betul harus dijaga. Imunitas orang yang sedang hamil itu berubah. Respons terhadap virus dan penyakit juga berubah," ujar Joni.
Sebab itulah, Joni menekankan pentingnya masyarakat untuk memahami tujuan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk tetap menjaga physical distancing, memakai masker, dan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 lainnya.
"Seperti orang dengan diabetes kemungkinan mortalitas akibatCovid-19 itu 1,6 kali lebih besar dari orang normal. Jantung lebih besar lagi. Termasuk orang lansia, risikonya 2,51 kali lebih besar," ucapnya. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Jabar berjudul: Tangis Pilu antar Ari Puspitasari, Rekan Tergeletak di Lantai, Perawat Itu Meninggal Saat Hamil Muda