Virus Corona di Surabaya

Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim 17 Mei 2020: Total 1035 Positif Covid-19, Sembuh Tambah 4

Update kasus virus corona di Surabaya dan Jawa Timur pada Minggu (17/5/2020) sekitar pukul 08.00 WIB.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
LAWANCOVID-19
Virus Corona di Surabaya dan Jatim 17 Mei 2020 

Hal tersebut dilakukan karena hasil penelusuran diketahui ada warga yang tinggal di gang Pasar Keputran yang positif Covid-19.

Tak hanya di kawasan permukiman dan pasar, Pemkot Surabaya juga melakukan pengawasan ketat di area transportasi publik.

Belum lama ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengeluarkan surat edaran kepada para pihak pengelola transportasi bandara, pelabuhan, stasiun kereta, dan terminal untuk selalu mengikuti protokol kesehatan.

Kebijakan ini dilakukan karena tingginya kasus Covid-19 yang disebabkan banyaknya kasus penularan dari luar Surabaya atau daerah lainnya.

Dengan kondisi sekarang ini, Rudi menyebutkan masyarakat juga harus mulai membatasi berbagai aktivitas di area publik agar tidak terpapar Covid-19.

Jika masyarakat masih abai justru akan membahayakan keselamatan serta kesehatan diri sendiri dan orang lain.

"Orang yang sakit harus jujur, disiplin, serta tahu diri untuk beristirahat di rumah atau mengisolasi diri demi kebaikan dirinya dan kebaikan bersama. Kesulitan ini akan berlalu, jika kita bersama-sama menanggulanginya, bukan hanya pemerintah, tapi perusahaan, individu, semua lapisan masyarakat harus terlibat dan patuh," ungkap Rudi.

Rudi juga mendukung perusahaan harus berperan aktif dalam membantu mencegah penyebaran Covid-19.

Salah satu caranya dengan meminta para pekerjanya untuk menerapkan protokol-protokol kesehatan di rumah, selama perusahaan belum kembali beroperasi seperti biasa di masa pandemi ini.

Sebab, tenaga kerja merupakan salah satu komponen penting dalam proses produksi.

Jika tidak, penyebaran rantai pandemi ini tidak akan putus.

"Kuncinya adalah disiplin menjalankan physical distancing dan personal hygiene. Dua hal tersebut harus dilakukan seluruh lapisan masyarakat secara disiplin dan serius," ungkap Rudi.

Selain pemerintah dan perusahaan, Rudi menilai para tokoh masyarakat mesti turut berpatisipasi melakukan sosialisasi tentang penularan COVID-19 kepada masyarakat. Rudi pun yakin sosialisasi dari tokoh masyarakat akan lebih efektif.

"Kita terbiasa untuk tidak menjaga jarak dan beraktivitas sosial, namun dengan kondisi sekarang kita diminta berubah, maka sosialisasi ini penting dilakukan untuk mendorong masyarakat melakukan gaya hidup baru," katanya.

Ketua Satgas NU Peduli COVID-19 sekaligus Bendahara Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU), Muhammad Makky Zamzami, menambahkan perlu adanya keterlibatan semua pemangku kepentingan untuk mengatasi pandemi ini.

Alasannya, sosialisasi mengenai penularan COVID-19 di masyarakat saat ini memang belum masif.

"Penanganan ini harusnya gotong-royong. Jadi kunci utamanya adalah penyebaran informasi diberikan secara simultan melalui pendekatan-pendekatan yang strategis, baik tokoh agama maupun pemerintah, juga RT dan RW," tandas Zamzami.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved