Virus Corona di Surabaya

Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim 17 Mei 2020: Total 1035 Positif Covid-19, Sembuh Tambah 4

Update kasus virus corona di Surabaya dan Jawa Timur pada Minggu (17/5/2020) sekitar pukul 08.00 WIB.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
LAWANCOVID-19
Virus Corona di Surabaya dan Jatim 17 Mei 2020 

SURYA.CO.ID - Update kasus virus corona di Surabaya dan Jawa Timur pada Minggu (17/5/2020) sekitar pukul 08.00 WIB. 

Berdasarkan data yang dirilis Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim, kasus positif COVID-19 rupanya masih menunjukkan peningkatan.

Di Surabaya, misalnya, kasus positif COVID-19 bertambah sebanyak 90 orang sehingga total terdapat 1.035 kasus. 

Sementara di Jawa Timur, kasus positif COVID-19 bertambah 184 kasus sehingga total 2.105 kasus. 

Berikut rincian update kasus virus corona di Surabaya dan Jawa Timur per Minggu, 17 Mei 2020.

Update Virus Corona di Surabaya

Dari 1035 kasus positif COVID-19 di Surabaya, 795 pasien sedang dalam masa perawatan.

Sebanyak 130 pasien dinyatakan sembuh, sementara 110 pasien telah dinyatakan meninggal dunia.

Jika dilihat menurut pembagian wilayah, Surabaya Timur masih menjadi daerah paling parah terdampak virus corona yakni sebanyak 350 pasien.

Angka Perdaerah Surabaya 16 Mei 2020
Angka Perdaerah Surabaya 16 Mei 2020 (Lawancovid)

Sementara itu 228 kasus berada di Surabaya Selatan, dan 208 kasus di Surabaya Utara.

Surabaya Pusat mencatatkan 146 kasus hingga saat ini, sementara Surabaya Barat masih menjadi daerah dengan jumlah kasus terendah, yaitu 103 kasus Covid-19

Surabaya masih menjadi daerah dengan penyebaran Virus Corona di Jatim terbanyak dari daerah lain

Krembangan masih menjadi kecamatan dengan jumlah kasus tertinggi yaitu 110 kasus, disusul oleh Rungkut dengan 108 kasus.

Update Virus Corona di Jawa Timur

Jumlah kasus virus Corona di Jatim secara konsisten terus bertambah secara signifikan.

Provinsi Jawa Timur masih menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak kedua di Indonesia.

Dilansir dari situs infocovid19.jatimprov.go.id, jumlah tambahan kasus di Jatim hari ini berjumlah 184 kasus.

Tambahan kasus ini membuat jumlah total kasus virus Corona di Jatim mencapai angka 2105 kasus

Jatim memiliki selisih 487 Kasus dengan Provinsi Jabar yang sebelumnya berada di posisi kedua provinsi dengan kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia.

Sementara itu, PSBB Surabaya Jilid II masih terus akan diterapkan hingga tanggal 25 Mei 2020 mendatang.

Penerapan status PSBB bisa kembali diperpanjang apabila beberapa indikator keberhasilan yang ada di Permenkes 9 tahun 2020 tak dapat tercapai.

Provinsi Jatim juga bersiap untuk melaksanakan PSBB Malang Raya yang akan dimulai pada besok, Minggu (17/5/2020).

Pakar Sosial Ekonomi Unair: Kepatuhan Masyarakat pada Protokol Kesehatan Bisa Tekan COVID-19

Perpanjangan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemprov Jatim di Surabaya Raya, harus benar-benar diikuti masyarakat dengan disiplin.

Hal itu dikarenakan hasil PSBB pertama, belum mencapai beberapa indikator keberhasilan dalam Permenkes 9/2020, seperti penurunan jumlah kasus konfirmasi COVID-19, angka kematian, dan adanya penyebaran ke area wilayah baru.

Pakar Sosial Ekonomi Universitas Airlangga, Rudi Purwono, mengatakan, seluruh lapisan masyarakat harus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Jika tidak, penyebaran COVID-19 akan semakin masif sehingga berpotensi menambah korban baru.

"Pemerintah telah menyusun protokol-protokol kesehatan seperti aturan physical distancing dan personal hygiene dengan tujuan untuk memperlambat atau memutus penularan penyakit ini. Ketentuan tersebut harus dilakukan saat ini oleh siapapun," kata Rudi, Jumat (15/5/2020).

Dalam mencegah penyebaran Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah melakukan sejumlah aktivitas seperti melakukan rapid test massal di sejumlah wilayah perkampungan Surabaya, yakni Manukan Kulon, Bratang Gede, Rungkut Lor, dan Kedung Baruk.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga melakukan rapid test di Pasar Keputran, pada Selasa lalu.

Hal tersebut dilakukan karena hasil penelusuran diketahui ada warga yang tinggal di gang Pasar Keputran yang positif Covid-19.

Tak hanya di kawasan permukiman dan pasar, Pemkot Surabaya juga melakukan pengawasan ketat di area transportasi publik.

Belum lama ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengeluarkan surat edaran kepada para pihak pengelola transportasi bandara, pelabuhan, stasiun kereta, dan terminal untuk selalu mengikuti protokol kesehatan.

Kebijakan ini dilakukan karena tingginya kasus Covid-19 yang disebabkan banyaknya kasus penularan dari luar Surabaya atau daerah lainnya.

Dengan kondisi sekarang ini, Rudi menyebutkan masyarakat juga harus mulai membatasi berbagai aktivitas di area publik agar tidak terpapar Covid-19.

Jika masyarakat masih abai justru akan membahayakan keselamatan serta kesehatan diri sendiri dan orang lain.

"Orang yang sakit harus jujur, disiplin, serta tahu diri untuk beristirahat di rumah atau mengisolasi diri demi kebaikan dirinya dan kebaikan bersama. Kesulitan ini akan berlalu, jika kita bersama-sama menanggulanginya, bukan hanya pemerintah, tapi perusahaan, individu, semua lapisan masyarakat harus terlibat dan patuh," ungkap Rudi.

Rudi juga mendukung perusahaan harus berperan aktif dalam membantu mencegah penyebaran Covid-19.

Salah satu caranya dengan meminta para pekerjanya untuk menerapkan protokol-protokol kesehatan di rumah, selama perusahaan belum kembali beroperasi seperti biasa di masa pandemi ini.

Sebab, tenaga kerja merupakan salah satu komponen penting dalam proses produksi.

Jika tidak, penyebaran rantai pandemi ini tidak akan putus.

"Kuncinya adalah disiplin menjalankan physical distancing dan personal hygiene. Dua hal tersebut harus dilakukan seluruh lapisan masyarakat secara disiplin dan serius," ungkap Rudi.

Selain pemerintah dan perusahaan, Rudi menilai para tokoh masyarakat mesti turut berpatisipasi melakukan sosialisasi tentang penularan COVID-19 kepada masyarakat. Rudi pun yakin sosialisasi dari tokoh masyarakat akan lebih efektif.

"Kita terbiasa untuk tidak menjaga jarak dan beraktivitas sosial, namun dengan kondisi sekarang kita diminta berubah, maka sosialisasi ini penting dilakukan untuk mendorong masyarakat melakukan gaya hidup baru," katanya.

Ketua Satgas NU Peduli COVID-19 sekaligus Bendahara Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU), Muhammad Makky Zamzami, menambahkan perlu adanya keterlibatan semua pemangku kepentingan untuk mengatasi pandemi ini.

Alasannya, sosialisasi mengenai penularan COVID-19 di masyarakat saat ini memang belum masif.

"Penanganan ini harusnya gotong-royong. Jadi kunci utamanya adalah penyebaran informasi diberikan secara simultan melalui pendekatan-pendekatan yang strategis, baik tokoh agama maupun pemerintah, juga RT dan RW," tandas Zamzami.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved