Berita Blitar

Napi Bebas Program Asimilasi Dihajar Massa karena Malam-malan Keluyuran, Ditanya Tujuan Berbelit

Seorang Napi yang baru bebas lewat program asimilasi karena covid-19 dihajar massa saat malam-malam kedapatan di tegalan warga.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Parmin
surya.co.id/imam taufiq
Mulyanto diselamatkan polisi saat dihajar massa hingga babak belur karena malam-malam berada di tegalan warga. 

SURYA.co.id | BLITAR - Seorang Napi yang baru bebas lewat program asimilasi karena covid-19 dihajar massa saat malam-malam kedapatan di tegalan warga.

Napi tersebut bernama  Mulyanto (34), warga Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

Pada Senin (11/5) dini hari atau saat orang bangun sahur, ia dipergoki warga berada di tegalan Desa Ngadri, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar.

Karena saat ditanya tujuannya dan berbelit-belit, warga emosi warga. Tanpa bisa dikendalikan, massa akhirnya menghajarnya, hingga babak belur.

Untungnya, tak lama kemudian, petugas Polsek Binangun datang ke TKP dan menyelamatkannya.

"Aksi main hakim sendiri karena dipicu kecurigaan warga. Sebab, jam segitu atau di saat orang sahur, dia berada di desanya orang lain," kata Iptu Nanang Budiarto, Kapolsek Binangun.

Karena belum diketahui apa yang diperbuat oleh Mulyanto, petugas Polsek Binangun berkoordinasi dengan Polsek Pujon.

Ternyata, menurut Nanang, ia sudah keluar masuk penjara dengan kasus pencurian motor (curanmor).

Bahkan, ia baru keluar sebulan lalu, dari LP Lowokwaru, Malang, karena mendapatkan asimilasi.

"Dia itu sudah tiga kali masuk penjara. Semuanya terkait kasus curanmor. Bahkan, sepeda motor yang dikendarai saat dia dihajar massa itu, juga hasil kejahatan. Yakni, penggelapan yang sudah dilaporkan ke Polsek Singosari," paparnya.

Menurut Nanang, aksi main hakim sendiri itu bermula dari pelaku datang ke Desa Ngadri, sekitar pukul 02.00 WIB.

Ia sendirian dengan mengendarai sepeda motor Honda Varia warna merah, yang tak ada plat nopolnya.

Saat tiba di Desa Ngadri itu, ia langsung datang ke rumahnya Anang, warga desa setempat. Katanya, antara Anang dan pelaku tak saling kenal.

Cuma, kedatangan pelaku, hanya bertujuan menitipkan sepeda motornya. Anang tak curiga karena pelaku mengaku hanya sebentar. Katanya, ia akan mencari burung (perkutut) ke tegalan.

"Saat menitipkan sepeda motornya itu sudah pukul 02.00 WIB. Saat itu Anang sedang di halaman rumahnya," paparnya.

Melihat Anang sendirian di halaman rumahnya, pelaku mendatanginya. Akhirnya, sepeda motor pelaku ditaruh di teras rumahnya Anang.

Melihat Anang sendirian di halaman rumahnya, pelaku mendatanginya. Akhirnya, sepeda motor pelaku ditaruh di teras rumahnya Anang.

Namun, kecurigaan Anang mendadak muncul karena ditunggu hingga pukul 03.00 WIB, pelaku tak juga kembali.

Khawatir berbuat sesuatu yang merugikan warga, Anang cerita ke warga, yang sedang berjaga di pos atau di portal pintu masuk gang-gang. Katanya, ada orang menitipkan sepeda motor di rumahnya, namun kok tak juga kembali.

"Ya, namanya dititipi sepeda motor oleh orang yang tak dikenal, dia juga takut. Ya wajar sehingga lapor ke warga," paparnya.

Mencurigai orang tersebut, bukan orang baik-baik, warga ramai-ramai mencarinya. Setelah dicari ke beberapa tegalan, akhirnya warga menemukannya.

Saat itu pelaku lagi duduk di tegalan, yang tak jauh dari pekarangan belakang rumah warga. Begitu ditemukan, dia ditanya tujuannya apa, kok malam-malam berada di kampung orang.

Namun, ia terkesan berbelit-belit. Katanya, sendirian, namun juga bilang ada temannya.

Karena berbelit-belit itu, warga langsung emosi dan menghajarnya. Sebab, warga yakin, dia itu seperti bukan orang baik-baik dan akan berbuat jahat.

Dia dicurigai sedang menggambar. Ia dihajar di tegalan, hingga akhirnya dibawa ke jalan kampung dan disaksikan banyak orang.

"Saat ini, ia masih dirawat Puskesmas Binangun, dengan dijaga petugas. Rencananya, ia akan dijemput Polsek Singosari," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved