Grahadi

Virus Corona di Jatim

Di Jawa Timur Telah Terbentuk 52 Klaster Penularan Virus Corona, Tapi 244 Orang Dinyatakan Sembuh

Terbesar adalah klaster Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) ada sebanyak 167 kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Anas Miftakhudin
Fatimatuz Zahroh
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat memberikan keterangan dalam jumpa pers di Grahadi. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA -

Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tengah mendalami 52 klaster yang tersebar di Jawa Timur untuk mencegah perluasan penyebarannya.

Dari total 52 klaster yang ada, saat ini ada 592 kasus di Jatim yang sudah teridentifikasi masuk dalam klaster penularan tertentu. Juga ada sebanyak 628 kasus di Jatim yang belum teridentifikasi klaster. 

Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Kohar Hari Santoso menyebutkan, per hari ini ada sebanyak 52 klaster penularan dan penyebaran Covid-19 di Jawa Timur. 

"Yang terbesar adalah klaster Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) ada sebanyak 167 kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19," kata Kohar dalam jumpa pers di Gedung Negara Grahadi, Minggu (10/5/2020). 

Terbesar kedua di Jatim adalah klaster penularan Temboro. Jumlah masyarakat yang terinfeksi Covid-19 ada 46 orang. Klaster ketiga terbanyak adalah klaster Sampoerna sebanyak 41 orang. 

Kota Surabaya menjadi daerah yang paling banyak memiliki klaster penularan Covid-19. Mulai klaster PGS, klaster Pakuwon Mall, klaster RRI, Klaster PPI, klaster RS Mitra Keluarga Sehat, klaster PT HM Sampoerna, klaster Pasar Keputran hingga klaster yang tidak ada riwayat pergi ke manapun.

Tidak hanya itu, juga ada yang cukup banyak memiliki korban penularan seperti klaster tenaga kesehatan yang memiliki kasus hingga 54 orang kasus. Mulai Tenaga Kesehatan (Nakes) RSUD Dr Seotomo, RS Saiful Anwar, dan juga RS BDH, RS dr Iskak, dan juga nakes wilayah lain. 

Juga ada klaster perjalanan dari daerah lain seperti Jakarta, Makassar dan juga Bandung dan Sulawesi.

"Ada klaster yang harus diwaspadai seperti klaster di Bojonegoro, lalu juga ada klaster tenaga kesehatan, kebanyakan tertular bukan di tempat kerja tapi saat menolong pasien di luar rumah sakit," kata Kohar. 

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sempat menyinggung tentang klaster tiga pasar Bojonegoro. Dimana saat ini mereka sudah ada yang terdeteksi reaktif dalam rapid test sebanyak 168 orang. 

"Kami sudah mengirimkan tim untuk melakukan swab pada mereka yang reaktif. Kami juga sudah sampaikan ke Bupati Bojonegoro agar yang reaktif semua diobservasi di tempat yang memadai," kata Khofifah.

Pemprov Jawa Timur juga menyediakan BLK Disnaker Jawa Timur yang ada di Bojonegoro untuk bisa dijadikan tempat observasi. Jika masih belum mencukupi tempat UPT Dinas Sosial Pemprov Jatim juga siap untuk menjadi tempat observasi.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat jumpa pers di gedung Grahadi, Minggu (10/5/2020)
Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat jumpa pers di gedung Grahadi, Minggu (10/5/2020) (surabaya.tribunnews.com/fatimatuz zahro)

Bertambah 83 Kasus

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali memberikan update perkembangan kasus covid-19 di Jawa Timur per Sabtu (10/5/2020) malam. Di hadapan awak media, Gubernur Khofifah menyampaikan jumlah kasus Covid-19 di Jawa Timur mencapai 1.491 yang terkonfirmasi positif. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved