Heboh Crazy Rich Surabaya Bagikan Uang
Profil Tom Liwafa, Pengusaha Stiker dari Nol, Kini Sukses & Punya 4 Usaha, Suka Berbagi pada Dhuafa
Sebuah video Tom Liwafa bagi-bagi uang Rp 1,5 juta dan bingkisan berisi mie instan dan beras mendadak viral di media sosial.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Iksan Fauzi
"Saya selalu menyerukan bangga berbagi," kata dia.
Tom berharap, aksi kepeduliannya dengan berdonasi bisa menularkan motivasi kepada masyarakat.
Tak menilai berapa jumlah bantuan yang disalurkan, Tom berharap di tengah wabah semakin banyak orang berbagi.
"Saya harap temen-temen ketularan berbagi, makan ketularan makan lihat orang makan ketularan lapar. Semoga ketika saya melakukan hal yang seperti ini teman-teman melakukan hal yang sama. Berbagi itu baik," tutup Tom.
Video bagi-bagi uang dan bingkisan viral
Tom Liwafa mengunggah video saat menyiapkan bantuan sembako berupa uang tunai jutaan rupiah hingga membagikannya kepada warga di jalanan Surabaya.
Bantuan tersebut berupa uang tunai Rp 1,5 juta, mie intan dan beras 5 kilogram.
Saat dikonfirmasi, Tom mengatakan video tersebut diambil Senin (4/5/2020) saat itu Tom dan rekannya berkeliling dan menemui warga di jalanan Surabaya.
"Kemarin itu bantuan mie instan yang diatasnya saya kasih Rp 1,5 juta.
Saya rutin mengadakan aksi donasi, rutin sumbang-sumbang," kata Tom Liwafa kepada SURYA.co.id, Rabu (6/5/2020).
Prinsip berbagi yang dipegang pria Surabaya ini telah diterapkannya puluhan kali selama masa pandemi corona dengan membantu warga terdampak, tenaga medis maupun menyalurkan satu truk APD melalui Pemkot Surabaya.
"Mau itu pengusaha non pengusaha, tidak harus besar kalau hanya bisa membeli makanan ya beli makanan. Kalau bisanya beras ya beras," papar Tom.
Tom menyadari banyak warga yang menghadapi masa sulit di tengah pandemi, alangkah baiknya untuk saling berbagi.
"Karena orang sekarang ini banyak yang tidak kerja, mungkin tidak ada masalah untuk orang yang tau digital tapi orang di pinggir jalan, stay at home atau segala macam, bantuan pemerintah mungkin belum cepat ya bisa kelaparan," kata dia.
"Mereka pendapatannya kurang dari Rp 50 ribu perhari, kadang tidak sampai segitu," lanjut dia.