Kilas Balik
KRONOLOGI Ratusan KKB Papua Diburu 2 Pasukan Elite TNI, Para OPM Bersembunyi & Berpindah-pindah
Berikut Kronologi Ratusan KKB Papua Diburu 2 Pasukan Elite TNI, Kopassus dan Kostrad. Para OPM Bersembunyi dan Berpindah-pindah.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - Simak kronologi saat kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua diburu gabungan dua pasukan elite TNI, Kostrad dan Kopassus.
Saat itu, KKB Papua pimpinan Kelly Kwalik berhasil menyandera 26 peneliti.
ABRI (sekarang TNI) pun langsung mengirimkan pasukan gabungan Kopassus dan Kostrad untuk melakukan misi penyelamatan.
Perlu diketahui, Kelly Kwalik saat itu memiliki ratusan anggota dan selalu berpindah-pindah tempat sehingga sangat sukar diburu.
• Prajurit RPKAD Tembak Mati 3 KKB Papua & Biarkan Mayatnya Tergeletak, Ternyata Ada Misi Terselubung
• Jejak Teror Lekagak Telenggen Pimpinan KKB Papua, Aksinya Beringas Serang PT Freeport Indonesia
• Jadi Pimpinan KKB Papua Paling Legendaris, ini 4 Fakta Lodewijk Mandatjan, Pernah Ketemu Soeharto
Meski demikian, pasukan gabungan Kopassus dan Kostrad akhirnya berhasil menyelamatkan para sandera.
Berikut kronologinya dilansir dari 'Sandera, 130 Hari Terperangkap di Mapenduma' terbitan tahun 1997.
1. Kronologi Awal
Penculikan itu dipimpin oleh tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM), Kelly Kwalik, yang tewas pada 2009 lalu.
Terkait penyanderaan Tim Lorentz ’96 dan bagaimana mereka diselamatkan, kisah ini juga pernah diulas secara khusus oleh majalah Intisari.
Tim Lorentz ’95 dibentuk di Jakarta berdasarkan kerjasama antara Biological Science Club (BSsC) dari Indonesia dan Emmanuel College, Cambridge University.
Lembaga BSsC merupakan organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) independen yang didirikan pada 7 September 1969 oleh sekelompok mahasiswa ilmu Biologi Universitas Nasional (UNAS), Jakarta.
Tujuan ekspedisi ini adalah untuk melakukan penelitian terhadap beragam flora dan fauna di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Kabupaten Jawawijaya
Tim ini terdiri atas 11 peneliti.
Selain meneliti flora-fauna, mereka juga akan mengaji keterkaitan objek penelitian dengan kehidupan dan pola pikir tradisional suku Nduga di sana.
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan bisa menjadi masukan bagi usaha-usaha pelestarian dan pengembangan Taman Nasional Lorentz.
