Virus Corona di Surabaya
Cerita Sedih Tim Medis Surabaya Dicacimaki & Diusir OTG Saat Diajak Isolasi, Banyak Warga Tak Sadar
Di tengah pandemi Covid-19 ( virus corona) seperti saat ini, tim medis adalah garda terdepan menyelamatkan nyawa manusia.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id | SURABAYA - Di tengah pandemi Covid-19 ( virus corona) seperti saat ini, tim medis adalah garda terdepan menyelamatkan nyawa manusia.
Namun, tak sedikit cerita sedih menghampiri mereka dalam upaya menyelamatkan nyawa warga kota.
Pengalaman para tim medis di Kota Surabaya dalam rangka memutus rantai penyebaran COVID-19 di Surabaya membutuhkan perjuangan ekstra keras.
Tak jarang mereka dicacimaki bahkan diusir saat mengajak orang-orang yang berstatus dalam pemantauan (ODP) maupun orang tanpa gejala (OTG).
Mereka sebagian besar menolak ajalan isolasi diri.

Bahkan juga mereka menolak memberikan informasi, mendukung upaya petugas atau bahkan mengusir petugas.
Salah satu petugas medis yang kerap mendapat caci maki dan pengusiran adalah Ach. Fiqqy Fierly.
Ach. Fiqqy Fierly adalah penanggung jawab surveilans dari Puskesmas Krembangan Selatan.
Dia mengatakan acap kali kena marah warga bahkan mendapat caci maki dalam menjalankan tugasnya.
"Paling sulit itu ketika ada OTG, tidak sadar bahwa dirinya sakit, dia menolak untuk diisolasi dan diobati," katanya.
Menurut Fiqqy, di awal-awal melakukan tracing itu, tak jarang dirinya mendapat cemoohan dari warga yang tidak sadar pentingnya upaya tracing. Seperti dianggap gila, kurang kerjaan, dan beberapa cacian lain yang diterima.
Bahkan menurutnya, hal yang sama juga dirasakan oleh teman seprofesinya.
Dia yang tergabung dalam grup WhatsApp bersama rekan kerjanya, kerap mendengar cerita serupa dengan pengalaman yang ia alami langsung di lapangan.
Namun Fiqqy menyadari, hal itu menjadi resiko pekerjaannya, apalagi wabah ini memang anyar di lingkungan warga.
Sehingga memang perlu kesabaran dan ketelatenan dalam menjalankan tugas kemanusiaan ini.