Berita Kediri

Rumah Masa Kecil Bung Karno di Kediri Gelar Doa Bersama Ingatkan Hari Proklamasi Kemerdekaan

Situs Persada Soekarno Kediri tempat rumah masa kecil Bung Karno di Kediri menggelar doa bersama mengajak bangsa Indonesia untuk tak lupakan sejarah

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Fatkhul Alami
Surabaya.Tribunnews.com/Didik Mashudi
Situs Persada Soekarno Kediri tempat rumah masa kecil Bung Karno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. 

SURYA.co.id | KEDIRI - Situs Persada Soekarno Kediri tempat rumah masa kecil Bung Karno di Kediri menggelar doa bersama mengajak bangsa Indonesia untuk tidak melupakan sejarah, Sabtu (2/5/2020) malam.

Doa bersama dilakukan karena pada 9 Ramadhan 1.364 atau 77 tahun yang lalu Seokarno memproklamirkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang bertepatan pada 17 Agustus 1945.

"Kita mengadakan doa bersama untuk mensyukuri Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 9 bulan Ramadhan dan mensyukuri berdirinya Negara Republik Indonesia tanggal 10 bulan Ramadhan," ungkap Kushartono, Ketua Harian Persada Soekarno Kediri, Minggu (3/5/2020).

Menurut Kushartono, ada tiga permohonan dalam doa bersama yang berlangsung secara sederhana namun berlangsung penuh khidmat. Doa diikuti sejumlah warga dan keluarga Situs Persada Sukarno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
Pertama, memohon kepada Allah semoga Bangsa Indonesia aman, selamat, sejahtera termasuk dari dampak Corona.

Kedua, Bangsa Indonesia tetap pada jati dirinya. Ketiga bangsa Indonesia tetap memiliki Indonesia, tetap menikmati Indonesia, tetap mensyukuri
Indonesia.

"Menurut kami tiga hal ini penting sekali dan mencakup. Sebab dalam situasi sulit seperti ini, tiada lain, sebagai bangsa yang berpedoman dan berjiwa Pancasila hikmah Corona ini harus betul-betul mendekatkan diri kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa," tambahnya.

Kushartono mengungkapan, Soekarno sengaja memilih saat yang tepat untuk membacakan teks Proklamasi.

"Bung Karno sengaja memilih tanggal 9 bulan Ramadhan itu diyakini sebagai saat yang tepat memproklamirkan kemerdekaan," jelasnya.

Ditambahkan Kushartono, sejarah ini yang banyak dilupakan.

"Jika kita menganut faham Soekarno ya tanggal 9 bulan Ramadhan ini tidak boleh kita lupakan," ujar Kushartono yang juga Ketua DPC Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia (PCTAI) Kediri ini.

Menurut Kushartono, Bung Karno pernah dipaksa para pemuda untuk memproklamirkan kemerdekaan secepatnya. Tapi Bung Karno menolak sehingga sampai diculik dan terus dipaksa tapi Bung Karno tetap menolak.

"Sampai beliau berkata. Potong leher saya. Ini leher saya. Kata Bung Karno sambil menunjukkan lehernya. Para pemuda kaget. Ada apa sampai sebegitunya. Nah ini terkait pilihan Bung Karno tanggal 17 Agustus yang bertepatan tanggal 9 bulan Ramadhan. Kisah ini ada di dalam Buku Cindy Adams," jelasnya.

Ditambahkan, bulan Ramadhan adalah bulan yang suci dan mulia, tanggal 9 Ramadhan itu jatuh pada hari Jumat Legi. Hari Jumat dalam keyakinan leluhur adalah rajanya hari. Apalagi hari Jumat yang ada di bulan Ramadhan.

"Itulah alasan-alasan Soekarno mengapa memilih tanggal 17 Agustus atau tanggal 9 bulan Ramadhan. Maklum Bung Karno kan percaya spiritual dan hari-hari yang menurutkan membawa keberuntungan," tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved