PSBB Surabaya

Viral Bundaran Waru Macet, Gugas COVID-19 Salahkan Warga Anggap PSBB Surabaya Seperti Hari Biasa

Kemacetan di Bundaran Waru sebagai imbas pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Surabaya Raya hari pertama Viral di WhatsApp (WA).

Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id/Sugiharto
Viral arus lalu lintas di Bundaran Waru macet saat PSBB Surabaya hari pertama, Gugas COVID-19 malah salahkan warga yang anggap seperti hari biasa. 

SURYA.co.id | SURABAYA  - Pagi tadi, terjadi kemacetan di Bundaran Waru sebagai imbas pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Surabaya Raya hari pertama.

Video dan foto kemacetan arus lalu lintas di Bundaran Waru itu pun tersebar secara cepat di grup-grup media sosial hingga Viral di WhatsApp (WA)

Bahkan, ada satu orang berstatus ODP (orang dalam pantauan) dijaring petugas sedang mengendarai kendaraan keluar rumah.

Orang tersebut ditetapkan sebagai ODP oleh sebuah puskesmas di Jakarta.

Namun, kemacetan di Bundaran Waru bukan berarti masyarakat tidak tahu ada PSBB di Surabaya, melainkan mereka menganggap seperti hari baisa.

"Iya, itu macet karena ada screening atau pemeriksaan kendaraan yang masuk ke Surabaya," kata Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Eddy Christijanto saat dihubungi Antara, di Surabaya, Selasa.

Penerapan PSBB Surabaya di hari pertama
Penerapan PSBB Surabaya di hari pertama (Kolase SURYA.co.id M TAUFIK/SUGIHARTO)

Eddy menilai kemacetan di Bundaran Waru bukan karena warga tidak mengetahui adanya pemberlakuan PSBB, melainkan warga tidak mau tahu dan menganggap PSBB layaknya seperti hari-hari biasanya.

"Mereka mungkin beranggapan PSBB hal biasa dan kalaupun ada pemeriksaan kendaraan, (berpikir) petugas akan membiarkan," ujar Eddy.

Eddy mengakui bahwa jumlah petugas yang menjaga perbatasan Bundaran Waru masih kurang, sehingga petugas kewalahan pada saat pemeriksaan kendaraan.

"Ini akan kami tambah petugas jaga dari Satpol PP dan Linmas di sana," ujarnya.

Untuk sanksi, pihaknya masih memberikan toleransi kepada warga pada hari pertama pelaksanaan PSBB.

Hanya saja, warga yang suhu badannya di atas 38 derajat celsius pada saat pemeriksaan tidak akan ditoleransi.

"Mereka tidak boleh masuk Surabaya dan harus menjalankan rapid test," katanya.

Mengenai sanksi lainnya, Eddy menjelaskan merupakan kewenangan pihak kepolisian karena Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 16 Tahun 2020 tentang pedoman PSBB tidak diatur untuk sanksi berupa pidana.

"Kita beri peringatan secara lisan dan tertulis. Jika masih melanggar, ya dihentikan, tidak boleh masuk Surabaya," katanya.

1 ODP terjaring

Hari pertama PSBB di Surabaya, satu ODP bandel terjaring. Dia mengaku bosan di rumah dan keluyuran ke sanak saudaranya.
Hari pertama PSBB di Surabaya, satu ODP bandel terjaring. Dia mengaku bosan di rumah dan keluyuran ke sanak saudaranya. (SURYA.co.id/Luhur Pambudi)

Pada saat pelaksanaan PSBB Surabaya, ada satu warga berstatus ODP virus corona ( COVID-19 terjaring petugas.

Seharusnya, sebagai ODP, dia mengarantina diri. Namun, dia tidak melakukannya. Bahkan keluyuran ke saudaranya.

ODP bandel itu terjaring razia kendaraan di depan pos Check Point Bundaran Waru, Gayungan, Surabaya.

ODP bandel ini pun langsung diperiksa dan dibawa ke rumah sakit rujukan oleh petugas.

Informasi yang dihimpun SURYA.co.id, pengendara itu berjenis kelamin laki-laki kisaran usia 45 tahun.

Pria itu tampak mengenakan jaket berwarna gelap, bertopi dan menutup mulut beserta hidungnya menggunakan masker warna putih.

Pria dengan tinggi sekira 180 cm itu menunggangi sebuah motor jenis matik warna merah.

Ia membawa surat keterangan sebagai ODP yang dikeluarkan oleh sebuah pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Jakarta.

Kepala Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes Surabaya Kompol Teddy Chandra membenarkan adanya temuan ODP saat memantau pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bundaran Waru, Gayungan, Surabaya.

"Info tadi demikian, mungkin bisa dikonfirmasi ke Dinas Kesehatan," katanya saat dihubungi TribunJatim.com, Selasa (28/4/2020).

Kondisi screening ketat bagi kendaraan luar Kota Surabaya yang di check point areal Bundaran Waru, Surabaya, Selasa (28/4/2020).
Kondisi screening ketat bagi kendaraan luar Kota Surabaya yang di check point areal Bundaran Waru, Surabaya, Selasa (28/4/2020). (SURYA.CO.ID/Mayang Essa)

Hal yang sama juga disampaikan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, bahwa satu orang pengendara tersebut diketahui sebagai ODP dari surat keterangan yang dibawa oleh pria tersebut.

"Nah ini, tadi di Waru salah satu pasien berkeliaran menunjukan surat yg dibawa, dalam pantauan (ODP), tadi ditunjukan surat dari dokter," ungkap Luki saat ditemui awak media di Mapolda Jatim.

Luki menyayangkan, pria berstatus ODP itu masih bepergian ke luar rumah.

Saat dimintai keterangan oleh petugas, pria tersebut diketahui sempat bepergian ke Jakarta.

"Tadi pagi sudah ditemukan ada salah 1 pasien, dinyatakan dari Jakarta, dia ODP.
Karena sudah tidak kerasan kemudian menemui main ke rumah saudara-saudara," jelas Luki.

Kini, ungkap Luki, pria tersebut telah dibawa menggunakan mobil ambulan ke sebuah rumah sakit di Kota Surabaya.

"Sebenarnya tidak boleh di berkeliaran. Makanya tadi kami amankan. Kami panggil ambulan. Nanti dibawa RS rujukan," ujarnya.

Banyak warga tak paham aturan PSBB Surabaya Raya

Sebelumnya, pada hari pertama penerapan PSBB di Surabaya Raya, Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan meninjau langsung check point PSBB yang bertitik di Bundaran Waru, Surabaya, Selasa (28/4/2020).

Dalam kunjungan itu, Luki terlihat didampingi Kasatlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Teddy Chandra dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad.

Di kesempatan itu, Luki membeberkan bahwa saat ini masih banyak warga yang belum memahami aturan selama PSBB berlangsung.

"Tadi sudah mengecek ke beberapa titik di Suramadu, zona merah daerah PPI dan Bundaran Waru, memang kami lihat masih banyak yang belum paham ini (PSBB), terbukti banyak masyarakat setelah ditanya masih banyak yang belum tahu," kata Luki Hermawan, Selasa (28/4/2020).

Dalam menyiasati itu, Kata Luki, selama tiga hari ke depan pihaknya akan terus menggaungkan PSBB.

"Kami sepakat dengan seluruh aparat yang terlibat dalam PSBB imbauan dan teguran ini 3 ke depan akan terus diperkuat," ujarnya.

Luki berharap, selanjutnya masyarakat lebih mengindahkan poin-poin peraturan selama PSBB berlangsung.

"Kami berharap kerja samanya masyarakat Jatim khususnya warga Surabaya, Sidoarjo dan Gresik untuk ikut taati peraturan dan menjalani PSBB ini agar lebih cepat terbebas dari wabah virus Corona," ucapnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di SURYA.co.id dan Kompas.com dengan judul "Kemacetan pada Hari Pertama PSBB Surabaya, Ketua Gugus: Mereka Pikir Petugas Akan Membiarkan"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved