Virus Corona di AS

Harga Minyak Mentah AS Hancur: Pembeli Tidak Perlu Bayar, Malah Dapat Uang

Turunnya harga minyak mentah berjangka juga menunjukkan bahwa pasar tidak mengharapkan perekonomian dan sektor penerbangan akan kembali beroperasi

Editor: Suyanto
surya/sugiharto
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai 

Harga minyak di pasar saham AS mulai merangkak naik lagi di atas nol hari Selasa, dan para pedagang sekarang fokus pada kontrak untuk bulan Juni, yang masih diperdagangkan di atas 20 dolar per barel.

Apa artinya kejatuhan harga minyak untuk konsumen? "Jatuhnya harga minyak mentah berjangka tidak otomatis berarti jatuhnya harga-harga di pompa bensin", kata Tom Kloza, analis senior di Oil Price Information Services.

"Kita memang akan terus melihat harga bensin, harga diesel, dan harga bahan bakar jet turun, tetapi kita tidak akan melihat bahan bakar diberikan cuma-cuma, sekalipun harga minyak mentah di pasaran mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Tom Kloza.

"Turunnya harga minyak mentah berjangka juga menunjukkan bahwa pasar tidak mengharapkan perekonomian dan sektor penerbangan akan kembali beroperasi seperti biasa dalam waktu dekat", kata analis biro konsultan Raymond James, Savanthi Syth.

Syth menjelaskan, dalam dua bulan terkahir, sekitar 30 juta barel per hari - artinya 30% dari permintaan global sebelum pandemi - telah dipompa ke penyimpanan-penyimpanan minyak di seuluruh dunia.

Bahkan jika permintaan minyak kembali naik ke tingkat pra-pandemi, akan butuh waktu lama untuk menghabiskan semua minyak mentah yang tersimpan saat ini.

"Apa yang ditunjukkan pasar energi saat ini kepada kita adalah bahwa permintaan tidak akan pulih dalam waktu dekat, dan kelebihan pasokan tetap ada," kata Kevin Flanagan, kepala strategi keuangan di Wisdomtree Asset Management, New York.  (hp/as (ap, afp, rtr)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved