Virus Corona di AS
Harga Minyak Mentah AS Hancur: Pembeli Tidak Perlu Bayar, Malah Dapat Uang
Turunnya harga minyak mentah berjangka juga menunjukkan bahwa pasar tidak mengharapkan perekonomian dan sektor penerbangan akan kembali beroperasi
SURYA.co.id I NEW YORK - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terjun bebas hari Senin (20/4) di pasar saham AS.
Ini untuk pertama kalinya turun sampai minus 40 dolar per barel di pasar berjangka untuk bulan Mei.
Harga minus itu berarti, pembeli kontrak berjangka bukannya membayar; melainkan mendapat uang.
Penurunan drastis ini terjadi setelah permintaan bahan bakar di seluruh dunia anjlok karena pandemi corona dan kebijakan lockdown yang diberlakukan di berbagai negara.
Akibatnya, pasar mengalami kelebihan suplai, sehingga semua tempat penyimpanan minyak penuh.
Karena panik, para pelaku pasar berebutan menjual pasokan minyak yang berlebihan, sehingga akhirnya harga berada di bawah nol di pasar berjangka untuk kontrak bulan Mei.
Para pedagang berusaha menemukan pembeli dan akhirnya menawarkan akan membayar, kalau ada yang ingin “membeli” minyaknya.
Tak Ada lagi Penampungan
Karena kelebihan pasokan, tangki penyimpanan untuk WTI menjadi sangat penuh sehingga sangat sulit menemukan tempat penyimpanan baru.
"Tidak ada lagi kapasitas penyimpanan yang tersedia, sehingga harga komoditas secara efektif nol," kata Bob Yawger, direktur saham berjangka di Mizuho, New York.
"Jadi, kalau harga sudah minus satu dolar, artinya mereka akan membayarmu satu dolar untuk mengeluarkan minyak dari sana."
Anjloknya harga minyak mentah juga sebagian disebabkan oleh model bisnis transaksi berjangka.
Kontrak berjangka diperdagangkan untuk 1.000 barel minyak mentah, yang dikirim ke fasilitas penyimpanan Cushing, di mana perusahaan-perusahaan energi memiliki tangki penyimpanan dengan kapasitas sekitar 76 juta barel.
Setiap kontrak diperdagangkan untuk jangka waktu satu bulan, dan transaksi kontrak bulan Mei akan berakhir hari Selasa (21/4).
Itu sebabnya, para investor yang memegang kontrak bulan Mei berebut melepas saham berjangka mereka, karena biaya penyimpanan tinggi. Itu sebabnya mereka mau melepas sahamnya dengan membayar orang yang mau membeli.