Virus Corona di Blitar

Batik Motif Virus Corona Karya Para Difabel di Kabupaten Blitar Laris Manis

Sejak munculnya wabah pandemik virus Corona, para difabel yang dibina oleh Rita Sukirni, tokoh masyarakat setempat, membuat motif batik corona.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Parmin
surya.co.id/imam taufiq
Rita Sukirni menunjukkan batik motif corona karya para difabel di rumah produksinya, Selasa (7/4/2020). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Jika virus Covid 19 kini ditakuti seluruh penduduk dunia, namun tidak demikian dengan gambarnya.

Justru gambar virus yang jadi pembunuh nomer satu terhadap jutaan penduduk dunia itu kini malah diminati banyak orang.

Terbukti, kain batik bermotif virus Corona terjual laris manis.

Hal itu dibuktikan para difabel di rumah produksi Harapan Mulia di Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar.

Rumah berukuran sekitar 8x13 m2 itu sudah lama dijadikan tempat para difabel untuk belajar hidup mendiri.

Para difabel seperti cuma punya satu tangan, ada yang tuna rungu, tuna wicara, bahkan juga cacat mental dilatih membatik.

Namun, sejak munculnya wabah pandemik virus Corona, para difabel yang dibina oleh Rita Sukirni, tokoh masyarakat setempat, membuat motif batik dengan gambar virus Corona.

Caranya, tetap sama seperti yang biasa mereka lakukan selama ini atau yang sudah dikenal dengan nama batik percik.

Sebab, untuk membatiknya, mereka bukan pakai canting--pada umumnya orang membatik. Namun, pewarnanya diciprat-cipratkan ke kain yang akan dibatik dengan menggunakan puas.

"Meski baru pertama membuatnya, namun mereka tak mengalami kesulitan. Sebab, mereka sudah punya dasar, sehingga cuma butuh belajar sehari," ujar Rita ditemui di rumah produksi, Selasa (7/4/2020).

Seperti dilakukan Sujoko (28), difabel yang cuma punya satu tangan sebelah kanan.

Saat ditemui, ia dengan cekatan membuat gambar lingkaran di kain yang akan dibatik. Diameternya sekitar 10 cm.

Lingkaran itu dipakai buat mengambar bentuk virus Corona. Setelah digambar, Sujoko yang asal desa setempat itu, baru membatiknya. Motif warnanya tak cuma satu, melainkan ada banyak pilihan, di antaranya warna kuning, merah, biru, putih, dll.

"Biar ada pilihan, kami membuat motifnya tak cuma satu. Paling tidak, menggoda pembeli agar tak beli cuma satu motif," papar Sujoko.

Untuk difabel seperti Sujoko, meski baru setahun belajar membatik namun kemampuannya sudah lumayan. Sebab, sehari saja dia mampu menghasilkan empat potong kain. Itu dengan ukuran panjang 205 cm dengan lebar 115 cm atau seukuran baju orang dewasa.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved