3 Penyebab KKB Papua Bisa Menyusup ke Freeport & Tembak Mati Karyawan, Biasa Membaur dengan Warga
Terungkap 3 Penyebab KKB Papua Bisa Menyusup Masuk ke PT Freeport Indonesia & Tembak Mati Karyawannya, Biasa Membaur dengan Warga.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Terungkap sejumlah penyebab kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua bisa menyusup ke dalam PT Freeport Indonesia hingga menembak mati karyawannya.
Salah satu penyebabnya adalah KKB Papua memiliki cara cerdik untuk memanfaatkan ruang dan keadaan alam.
Selain itu, KKB Papua juga pandai membaur dengan masyarakat sehingga aparat TNI-Polri kesulitan untuk mengenalinya.
Seperti diketahui, KKB Papua Joni Botak melakukan penembakan terhadap karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI).
Kebrutalan KKB Papua itu menyebabkan seorang warga negara New Zeland tewas.
Berikut sejumlah penyebab KKB Papua bisa menyusup masuk ke PT Freeport Indonesia yang dirangkum dari Antara.
1. Manfaatkan ruang dan keadaan alam
• Cara Cerdik KKB Papua Bisa Menyusup ke Freeport & Tembaki Karyawan, Manfaatkan Ruang & Keadaan Alam
• Kapolda Sebut KKB Papua Cuma Pengangguran yang Punya Senjata, ini Tujuan Aslinya Serang Freeport
Melansir dari Antara, Kapolda Papua bersama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab dan Kepala Badan Intelijen Daerah (Binda) Papua Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon telah meninjau lokasi penembakan KKB Papua.
Usai mengecek lokasi penembakan, Kapolda Papua menyebut ada beberapa petunjuk yang ditemukan di sekitar lokasi penembakan, termasuk jejak kaki para pelaku.
"Sementara ini petunjuk saja di sekitar Kantor OB (Office Building) I yang mengarah ke korban yang meninggal yaitu Mr Grame.
Saya melihat jarak tembak antara pelaku dengan korban memang efektif.
Kami juga menemukan jejak kaki pelaku di sekitar situ," jelas Irjen Waterpauw.
Mantan Kapolda Sumatera Utara itu memperkirakan para pelaku yang berjumlah lebih dari delapan orang yang membawa beberapa pucuk senjata api laras panjang terbagi dalam dua kelompok.
Satu kelompok menembak para korban (Grame Thomas Wall dan Jibril MA Bahar serta Yosephine) dari balik pepohonan hutan yang berada di sisi kanan perkantoran PT Freeport Indonesia Kuala Kencana.
Sementara kelompok yang lain menembaki perkantoran PT Freeport Indonesia Kuala Kencana dari arah depan (utara), dengan posisi para penembak berada di sekitaran alun-alun Kuala Kencana.
Kapolda menduga para pelaku sudah terlebih dahulu masuk ke kawasan Kuala Kencana sebelum terjadi insiden penembakan itu.
"Mereka lebih dulu masuk ke sini. Bahkan Bapak Pangdam menduga sejak dari malam mereka sudah ada di posisi ini dengan memanfaatkan ruang dan keadaan alam itu sendiri.
Perkiraan kami, lokasi ini memang sudah mereka gambarkan secara detil.
Sepertinya mereka sudah sangat paham dengan wilayah ini dan sepertinya mereka sudah tahu arahnya untuk melakukan upaya efektif kepada siapa-siapa saja." kata Irjen Waterpauw.
2. Membaur dengan warga
Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw meyakini sebagian besar anggota KKB Papua pimpinan Joni Botak selama ini membaur dengan warga di Kota Timika.
Paulus juga menyebut para KKB Papua ini sangat hafal jalur-jalur tradisional yang biasa dilalui masyarakat.
"Anak-anak ini memang sebagian besar ada di kota.
Tidak menduga bahwa mereka akan melewati wilayah Kuala Kencana untuk melakukan kekerasan.
Mereka sangat paham dengan jalur-jalur tradisional yang biasanya dilalui oleh masyarakat" kata Irjen Waterpauw di Timika, Rabu (1/4/2020).
3. Tak ada pos pengamanan

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengaku tidak ada pos keamanan di sekitar TKP penembakan di Kuala Kencana, Timika.
Bahkan, kawasan tersebut memang tidak dipagar.
"Memang di sekitar perkantoran dan pemukiman di Kuala Kencana tidak ada pos keamanan, bahkan tidak dipagar sehingga memudahkan siapapun yang ingin masuk ke kawasan itu tanpa melalui gerbang utama," kata Irjen Pol Waterpauw kepada Antara.
Karena itulah diduga KKB Papua masuk ke area PT Freeport Indonesia melalui jalan setapak dan melakukan penembakan dari jarak yang relatif dekat, katanya.
Dia menjelaskan, dari laporan yang diterima seusai melakukan penembakan KKB pimpinan Joni Botak melarikan diri ke hutan yang berada di samping perkantoran.
Pengejaran masih dilakukan tim gabungan TNI-Polri namun hingga kini belum membuahkan hasil.
Sebelumnya, KKB Papua Joni Botak melakukan penembakan terhadap 7 pegwai PT Freeport Indonesia di wilayah OB 1, kawasan perkantoran dan pemukiman karyawan.
Pasca-penembakan tersebut, TNI/Polri melakukan pengejaran dan penyisiran di area tersebut dan melakukan razia.
Dari hasil investigasi sementara, aparat keamanan mendapatkan informasi, bahwa penembakan itu dilakukan sedikitnya delapan orang.
Graeme Thomas Weal (57), yang merupakan warga negara New Zeland tewas. Dia berprofesi sebagai konsultan layanan pusat.
"Dari aksi tersebut ada tiga korban, satu WNA asal New Zeland meninggal dunia dan dua WNI terluka," kata Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata, kepada wartawan di Kantor Polsek Kuala Kencana, Senin sore.
Sementara itu, dua korban luka-luka adalah Jibril MA Bahar (49) dan Ucok Simanungkalit (57).
Jibril mengalami luka tembak di perut dan paha bagian kanan.
Sedangkan ucok tertembak di bagian siku tangan dan punggung belakang.

Sementara itu, Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, aksi penembakan di kawasan penambangan emas Freeport itu diduga ulah gerombolan pimpinan Joni Botak.
Saat ini aparat keamanan tengah dikerahkan untuk melakukan pengejaran ke gerombolan tersebut.
"KKB dilaporkan melakukan penyerangan dengan menembaki karyawan saat berada di OB 1 Kuala Kencana.
Belum ada laporan terkait pengejaran yang dilakukan tim gabungan, karena anggota masih di lapangan," kata Waterpauw, dilansir dari Antara.
Sementara itu, lokasi penembakan langsung dijaga ketat aparat keamanan bersenjata.
Berdasar keterangan yang diperoleh, beberapa saksi mata mengaku sempat melihat delapan orang memasuki area Kantor OB PT Freeport Kuala Kencana dengan menenteng senjata api.
"Pelaku diperkirakan lebih dari delapan orang.
Saksi-saksi melihat ada delapan orang membawa senjata api," jelas Era.
Sementara itu, saat penyerangan terjadi, Kantor OB PT Freeport Kuala Kencana dijaga oleh enam anggota Brimob yang tergabung dalam Satgas Amole.
Usai melakukan penembakan, para pelaku melarikan diri ke arah hutan di belakang Kuala Kencana tembus ke arah Mile 39.
"Upaya yang kami lakukan yaitu bersama Satgas Amole memperketat pengamanan di area Kuala Kencana dan terus berkoordinasi dengan semua satuan untuk melakukan pengejaran.
Malam ini juga kami akan melakukan razia skala besar di daerah-daerah rawan yang diduga menjadi perlintasan kelompok ini," kata Era.
Sementara itu, menurut juru bicara PT Freeport Reza Pratama, korban kebrutalan anggota KKB itu berjumlah tujuh orang, satu di antaranya meninggal dunia.
"Kami sangat berduka atas kehilangan satu orang rekan karyawan yang meninggal dalam kejadian penembakan di area perkantoran PT Freeport Indonesia, di Kuala Kencana, Timika," kata Reza dalam keterangan pers yang diterima di Jayapura, Senin malam waktu Papua.
Empat orang korban lain dalam insiden penembakan mengalami cedera ringan dan telah mendapatkan perawatan di lokasi.
Dubes Kecam Aksi KKB Papua
Sebagau Dubes Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut.
Tantowi mengaku siap membantu keluarga korban bila diperlukan.
“Belasungkawa kami yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Kami siap membantu bila diperlukan," kata Tantowi, Selasa (31/3/2020), dilansir dari Kompas dalam artikel 'WN Selandia Baru Jadi Korban Penembakan KKB di Papua, Dubes Sampaikan Belasungkawa'
Di samping itu, Tantowi juga mengecam aksi keji KKB Papua yang menembaki karyawan PT Freeport Indonesia.
Menurut Tantowi, KKB Papua selama ini kerap berdalih bahwa serangan yang mereka lakukan ditujukan kepada aparat bersenjata.
Namun dalam kenyataannya tidak sedikit masyarakat sipil yang menjadi korban jiwa.
Ia pun berharap agar seluruh pihak dapat semakin membuka mata untuk melihat wajah asli KKB Papua yang kerap meresahkan masyarakat.
“Penembakan di Kuala Kencana ini menambah beban masyarakat Papua dan aparat keamanan yang tengah bekerja keras menanggulangi wabah Covid-19.
Ini memperlihatkan bahwa kelompok kriminal bersenjata tidak mempedulikan dampak perbuatannya terhadap masyarakat Papua sendiri," ucapnya.(*)