Biodata Pangeran Charles Pewaris Tahta Kerajaan Inggris yang Positif Virus Corona
Biodata dan profil Pangeran Charles, pewaris tahta Kerajaan Inggris yang positif tertular virus Corona ada di artikel ini.
SURYA.CO.ID - Biodata dan profil Pangeran Charles, pewaris tahta Kerajaan Inggris yang positif tertular virus Corona ada di artikel ini.
Update virus Corona di Inggris, total ada 8.077 orang terinfeksi virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut, dengan 422 di antaranya meninggal dunia.
Biodata lengkap Pangeran Charles ada di akhir berita ini.
• UPDATE Virus Corona di Surabaya Jatim Hari Ini Rabu 25 Maret: Layanan Paspor Tutup Sementara
• Biodata dan Profil Lengkap Sujiatmi Notomiharjo, Ibunda Presiden Jokowi yang Wafat Hari ini
Seperti diberitakan, putra tertua Ratu Elizabeth II sekaligus pewaris takhta Kerajaan Inggris, Pangeran Charles, positif terkena virus corona.
Dilaporkan CNN, Rabu (25/3/2020), saat ini Putra Mahkota bergelar Prince of Wales tersebut sedang menjalani karantina di Skotlandia.
Berdasarkan keterangan Istana Clarence, Pangeran Charles positif terinfeksi virus corona setelah menunjukkan gejala ringan.
"Saat ini beliau berada dalam keadaan baik, dan bekerja dari rumah selama beberapa hari terakhir seperti biasanya," ujar istana.
Istri Charles, Camilla yang mempunyai gelar Duchess of Cornwall, juga mendapat pemeriksaan Covid-19, di mana hasilnya negatif.
"Berdasarkan anjuran pemerintah dan tim medis, Pangeran dan Duchess of Cornwall menjalani karantina secara mandiri di Skotlandia."
Demikian keterangan istana.
Istana Clarence menerangkan, tidak diketahui bagaimana ayah dari Pangeran Harry dan Pangeran William itu terserang virus corona.
Sejauh ini, Pangeran Charles adalah anggota monarki Eropa yang terinfeksi virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China.
Sebelumnya pada pertengahan Maret, penguasa Monaco, Pangeran Albert II, diumumkan juga positif menderita Covid-19.
Total, Inggris melaporkan 8.077 infeksi virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut, dengan 422 di antaranya meninggal dunia.
Pada Senin (23/3/2020), Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan sikap tegas untuk mencegah jatuh korban yang lebih banyak.