Sambang Kampung
Mengintip Produk Kuliner Hasil Panen KRPL KWT di RT 6 RW 3 Tambak Segaran Tambakrejo
Warga berharap, produk mereka dapat dijual ke masyarakat luas. Mereka pun berencana membuat inovasi-inovasi jajanan lainnya.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Masa panen di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Kelompok Wanita Tani (KWT) Segaran Asri menjadi momen yang ditunggu oleh warga RT 6 RW 3 Tambak Segaran Kelurahan Tambakrejo Surabaya.
Warga yang datang akan membawa pulang berbagai sayuran hijau yang masih segar dan tentunya sehat karena tanpa menggunakan pestisida.
Hal ini pun membawa warga berpikir kreatif. Selain menjualnya dalam bentuk sayuran segar, mereka juga mengolahnya menjadi beragam produk makanan dan minuman.
"Niatnya memang untuk menambah penghasilan. Sementara ini, kami lakukan untuk kesehatan warga sendiri. Kalau warga sudah merasakan manfaatnya, baru dipasarkan ke luar," ungkap Luluk Hidayah, salah satu anggota KRPL KWT Segaran Asri RT 6 RW 3 Tambak Segaran.
Lanjutnya, warga ingin memanfaatkan potensi yang ada di dalam kampung untuk diolah menjadi berbagai produk.
"Ibu-ibu kampung bagi-bagi tugas, ada yang bikin jus, puding, keripik, dan lain-lain. Semuanya bisa bikin, tapi memang dibagi per orang," Luluk menambahkan.
Seperti dirinya yang bertugas memproduksi puding berbahan dasar sawi. Hidangan ini bisa menjadi alternatif jika anak-anak tidak doyan sayur.
"Anak-anak suka makan ini jadi bisa buat mengakali kalau mereka tidak suka sawi. Mereka tetap bisa mendapatkan nutrisinya dengan memakan puding ini," Luluk mengungkapkan.
Membuatnya tidak susah. Waktu yang diperlukan tidak sampai satu jam. Awalnya, sawi dikukus terlebih dahulu, kemudian diblender sampai halus.
"Setelah itu dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti santan, agar-agar, dan telur. Lalu dimasak sampai mendidih," terangnya.
Jika sudah, baru dimasukkan ke dalam cup apabila ingin dikemas. Kalau ingin dimakan sendiri, Luluk menyarankan mencetaknya ke dalam wadah yang lucu agar semakin disukai anak-anak.
Dalam membuatnya, beberapa kali warga mengalami trial error. Sebelumnya, pernah mencoba sawi tanpa dikukus.
"Aromanya terlalu langu. Akhirnya kami coba untuk mengukus dulu. Selain itu kami juga coba pakai santan dan pakai susu. Kami cari yang pas," katanya.
Karena tidak menggunakan pengawet buatan, puding sawi KRPL KWT Segaran Asri RT 6 RW 3 Tambak Segaran ini bertahan selama dua hari di lemari es.
"Kalau suhu ruang bisa satu hari. Kalau bikin pagi, malam masih bisa dimakan. Tapi kalau dimakan pagi besoknya sudah tidak bisa," ungkapnya.