PPDB Surabaya
Tahun Lalu Dianggap Penuh Polemik, Warga Desak Dindik Surabaya Segera Sosialisasi PPDB 2020
Warga Surabaya mendesak agar Dindik Surabaya segera melakukan sosialiasi sistem Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB 2020
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Warga Surabaya mendesak agar Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya segera melakukan sosialiasi sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020. Mereka ingin informasi dan pelaksana PPDB kali ini tidak seperti tahun lalu yang membingungkan hingga gelombang demo ke kantor Dindik.
"Harus segera dilakukan sosialisasi PPDB 2020. PPDB tahun ini masih dengan sistem Zonasi. Warga banyak yang mendesak agar sosialisasi jauh-jauh hari agar tak lagi menimbulkan polemik," kata Ketua Komisi D DPRD Surabaya Chusnul Khotimah, Kamis (27/2/2020).
Meski saat ini siswa SD masih konsentrasi rencana menghadapi ujian sekolah, di tengah-tengah itu bisa dilakukan sosialisasi. Kemungkinan pendaftaran PPDB akan dimulai sekitar Mei 2020 mendatang.
Chusnul mencatat ada yang perlu diantisipasi dalam pelaksanan PPDB sistem Zonasi nanti.
Dindik tidak boleh abai setiap persoalan warga, alias harus ada ruang informasi terbuka.
"Bisa melalui online yang digabungkan dalam pendaftaran online PPDB. Bisa juga menyediakan ruang khusus layanan Help desk khusus PPDB di Kantor Dindik, juga bisa melalui sekolah-sekolah," paparnya.
PPDB akan sama dengan model PPDB tahun lalu menggunakan sistem Zonasi.
Namun, khusus Surabaya menerapkan sistem Zonasi yang dimodifikasi, yakni khusus SMP unggulan berlaku tes masuk.
Selain itu, pendaftar hanya boleh yang memiliki nilai rata-rata di atas 8.00.
"Ini yang sempat membingungkan tahun lalu. Makanya Dindik harus gencar sosialisasi," kata Chusnul.
Kalau mengaca tahun lalu, PPDB akan dibuka dengan tiga jalur, yakni jalur Mutasi (pindah tugas orang tua), Zonasi umum (murni jarak), dan Zonasi khusus (jalur prestasi dan jalur tes).
Zonasi khusus Surabaya waktu itu memberikan kuota 40 persen bagi siswa pintar.
Mereka para lulusan SD ke SMP yang memiliki nilai di atas rata-rata berhak mendapatkan kuota 40 persen SMPN Kawasan atau sekolah yang selama ini dianggap favorit.
Chusnul masih ingat bahwa masuk sekolah Kawasan di Surabaya tetap tes.
Akan ada tes potensi akademik (TPA) untuk memastikan mereka diterima di SMP Kawasan.