Ibu di Sidoarjo Ditemukan Tewas

Pengakuan Menantu Bunuh Ibu Mertua di Sidoarjo, Kronologi Berawal dari Pinjam Uang Rp 3 Juta

Pengakuan pelaku adalah karena tak dipinjami uang Rp 3 juta untuk mengambil ijazah istrinya. Itu membuat pelaku, Totok Dwi Prasetyo tega bunuh mertua.

Penulis: M Taufik | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id/M Taufik
Pengakuan Totok dalam kasus menantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo, kronologinya berawal dari pinjam uang Rp 3 juta tapi tidak diberi, 

SURYA.co.id | SIDOARJO - Terungkap sudah motif menantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo setelah pelakunya ditangkap polisi tak jauh dari rumah korban.

Pengakuan pelaku adalah karena tak dipinjami uang Rp 3 juta untuk mengambil ijazah istrinya. Hal itu membuat pelaku bernama Totok Dwi Prasetyo (25) ini kalap dan membunuh ibu mertuanya.

Totok Dwi Prasetyo tega menghabisi nyawa ibu mertuanya sendiri, Siti Fadilah (48), warga Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo hanya karena pinjam uang tidak diberi.

Pria 25 tahun yang tinggal di Perum Pasegan Asri, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo itu pinjam uang Rp 3 juta.

"Untuk mengambil ijazah istri," jawab bapak satu anak tersebut ketika ditanya penyidik Reskrim Polresta Sidoarjo.

KRONOLOGI Menantu Bunuh Ibu Mertua di Sidoarjo Ditangkap, Terungkap Siasat Licik Seusai Pembunuhan

Mobil Bergoyang Siswi SMA dan Guru Pria Berbuat Mesum di Parkiran Sekolah TK, Ini Kronologinya

VIRAL FOTO Mesum Pak Kades & Bu Sekdes Tanpa Busana Tersebar di WhatsApp, Ini Kronologinya

Kronologi Suami Meninggal saat Jenazah Istri Sedang Dimandikan, Nasib 6 Anaknya Kini Miris

Dia datang ke rumah mertuanya sekira pukul 09.00 WIB. Rumah sedang sepi, korban saat itu di rumah sendirian.

Kronologi menantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo ditangkap. Setelah penangkapan, terungkap siasat licik seusai pembunuhan untuk menghilangkan jejak.
Kronologi menantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo ditangkap. Setelah penangkapan, terungkap siasat licik seusai pembunuhan untuk menghilangkan jejak. (SURYA.co.id/M Taufik)

Karena tak diberi pinjaman, pelaku kalap. Dia menghabisi nyawa mertunya kemudian bersembunyi di rumah familinya di Desa Ganting.

Korban dikunci di dalam rumah. Baru sekira pukul 12.30 WIB, jenazahnya ditemukan oleh anak ketiganya.

Tiga jam setelah penemuan jenazah itu, pelaku berhasil ditangkap polisi. Dia dijerat pasal 338 KUHP.

Ditangkap sebelum 24 jam

Tak sampai 24 jam, anggota Polres Sidoarjo berhasil menangkap pembunuh ibu mertua di Sidoarjo yang sebelumnya ditemukan tewas tergeletak.

Ternyata, pembunuh ibu di Sidoarjo itu adalah menantunya sendiri, Totok Dwi Prasetyo.

Pria yang bertempat tinggal di Perum Pasegan Asri, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo dibekuk polisi .

Sebelumnya, ibu mertua Totok yang bernama Siti Fadilah (48), warga Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo ini tewas diakibatkan adanya pukulan benda tumpul.

Berikut kronologi penangkapan mantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo secara lengkap yang ada di artikel ini.

Menurut keterangan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji, penangkapan terhadap Totok itu dilakukan di tempat keluarganya di Desa Ganting.

Lokasi desa itu tak jauh dari rumah ibu mertua Totok.

"Pelaku ditangkap di tempat keluarganya yang berada di Desa Ganting.

Tak jauh dari rumah korban," ungkap Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji.

Ia menabmbahkan, Totok merupakan suami Nafisah, anak kedua korban.

Dia datang ke rumah mertuanya sekira jam 09.00 WIB.

Saat itu rumah dalam kondisi sepi, korban sendirian di rumah.

Siasat liciknya untuk menghilangkan jejak, Totok meninggalkan jasad ibu mertuanya di dalam rumah lalu pintu rumah dikunci dari luar.

"Setelah menghabisi mertuanya sendiri, dia mengunci rumah dari luar.

Kemudian bersembunyi di rumah keluarganya yang berada di desa setempat," urai Sumardji.

Anak korban tegar

Haikal Nizar, anak dari ibu korban pembunuhan di Desa Genting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo
Haikal Nizar, anak dari ibu korban pembunuhan di Desa Genting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo (surya.co.id/m taufik)

Sebelumnya, Haikal Nizar, anak korban terlihat sangat tegar.

Meski matanya tampak berkaca-kaca, siswa kelas 3 SMP tersebut begitu kuat menunggui proses pemeriksaan terhadap jenazah ibunya, Siti Fadilah.

Masih mengenakan batik seragamnya karena baru pulang sekolah, Haikal berdiri di depan rumah selama sekira satu jam. Sesekali dia menyeka air mata di antara ratusan orang yang berkerumun di rumahnya.

Sementara di dalam rumah, polisi sedang melakukan oleh TKP dan memeriksa jenazah Fadilah.

"Ibu bagaimana," tanya Haikal kepada Bagus, kakak iparnya yang berdiri di sampingnya sambil terus merangkul pundak Haikal.

Bocah ini juga sempat berbincang dengan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji yang memimpin proses pemeriksaan dan olah TKP di rumah yang berada di Jalan Sukodono, masuk wilayah Desa Genting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Rabu (26/2/2020) siang.

"Tidak ada apa-apa sebelumnya pak. Ibu juga tidak pesan apa-apa," jawab Haikal Lirih.

Beberapa puluh menit kemudian, proses pemeriksaan jenazah korban selesai.

Mayat Siti Fadilah dibawa keluar, dalam posisi dibungkus kantong jenazah warna oranye.

Haikal terlihat tetap tegar.

Bersama kakak iparnya, dia ikut sampai jenazah ibunya dimasukkan ke dalam ambulan.

Haikal dan bagus kemudian duduk di kursi bersebelahan dengan kantung jenazah berisi ibunya.

Beberapa petugas dan warga sempat melarang sang bocah ikut dalam ambulan, tapi sang kakak mendampinginya. Akhirnya diizinkan. Mereka menemani jenazah ibunya menuju rumah sakit.

Siti Fadilah ditemukan tergeletak bersimbah darah di rumahnya, Rabu siang sekira pukul 12.30 WIB.

Saat ditemukan, ibu empat anak itu sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

Dia diduga menjadi korban pembunuhan.

Luka di kepala

Kronologi menantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo ditangkap. Setelah penangkapan, terungkap siasat licik seusai pembunuhan untuk menghilangkan jejak.
Kronologi menantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo ditangkap. Setelah penangkapan, terungkap siasat licik seusai pembunuhan untuk menghilangkan jejak. (SURYA.co.id/M Taufik)

Sebelumnya, karena ada luka di kepala korban, kematian itu pun mengarah ke pembunuhan.

Dari hasil pemeriksaan polisi, luka di kepala korban tidak teratur dan akibat benturan benda tumpul.

"Seperti bekas penganiayaan. Mengarah ke peristiwa pembunuhan," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji usai melakukan olah TKP di lokasi kejadian.

Korban ditemukan tergeletak di lantai, tak bernyawa. Luka di kepalanya tidak teratur.

Seperti bekas benda tumpul. Mengarah ke peristiwa pembunuhan.

"Saat kejadian, korban sedang sendirian di rumahnya," sambung dia.

Sekira pukul 14.40 WIB, jenazah korban dilarikan ke kamar RSUD Sidoarjo.

Dengan kantong jenazah warna oranye, jenazah dibawa menggunakan ambulan.

"Kami masih berupaya melakukan penyelidikan. Semoga dalam waktu dekat bisa terungkap," ujar Sumardji.

Ratusan warga berkerumun di lokasi kejadian. Mereka ingin tahu, apa yang sedang terjadi. Karena kabar yang beredar di masyarakat, peristiwa di sana adalah perampokan yang sampai menewaskan korban.

Ditemukan sang anak

Kematian Siti Fadilah pertama kali diketahui oleh anaknya yang bernama Rahayu Firli, Rabu (26/2/2020) siang sekira pukul 12.00 WIB.

Ibu 48 tahun itu ditemukan sudah tergeletak tak bernyawa di dalam rumahnya.

"Katanya tadi di dekat kamar mandi," kata seorang warga di lokasi.

Firli pulang kuliah.

Dia melihat rumah dalam keadaan terbuka.

Padahal biasanya saat dua pulang, rumah kondisi tertutup.

Begitu masuk ke dalam, dia melihat ada beberapa bercak darah.

Setelah ditelusuri dia melihat ibunya tergeletak.

Rahayu Firli pun berteriak minta tolong.

Kemudian warga mendekat dan sempat melihat kondisi korban tergeletak. Ada darah di dekat kepalanya.

Tak lama berselang, kabar beredar dan polisi juga sudah di lokasi kejadian.

Hingga sekarang polisi masih melakukan olah TKP di rumah yang berada di jalan raya Sukodono, masuk Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo tersebut.

Tewas di rumah

Sebelumnya, Siti Fadilah diduga menjadi korban pembunuhan.

Dikabarkan dia mengalami luka di bagian kepala saat ditemukan.

Dia ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya.

"Saya dikabari ibu jatuh.

Pendarahan.

Saya pulang kok rame-rame begini.

Saya belum tahu, di dalam gimana," kata Bagus, menantu korban.

Rumah tempat lokasi kejadian sudah dipasangi garis polisi.

Warga tidak boleh mendekat. Sejumlah petugas kepolisian terlihat sudah di dalam rumah bercat hijau tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved