Berita Madiun
Ngeri, Pria di Madiun Ini 12 Tahun Hidup Sekamar Bareng Ular King Kobra, Begini Kisahnya
King kobra berusia 12 tahun ini, memiliki berat badan 13 kg dan panjang sekitar 4,3 meter. Sinyo memberi nama ular kesayangannya ini, Tejo Suprakoso
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id | MADIUN - Seorang pemuda di Kabupaten Madiun, Suryo Negoro Basuki (29), memelihara ular king kobra. Sehari-hari, pria yang akrab disapa Sinyo itu tidur sekamar dengan ular paling berbisa di dunia tersebut.
Ular king kobra berusia 12 tahun ini, memiliki berat badan 13 kg dan panjang sekitar 4,3 meter. Sinyo memberi nama ular kesayangannya ini, Tejo Suprakoso.
Ditemui di rumahnya, RT 12/RW 03, Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Minggu (9/2/2020) lalu, Sinyo ini sedang memberi makan ular kesayangannya. Tampak raja kobra ini melahap ular tanah yang menjadi santap siangnya.
Hanya sekitar satu jam, Tejo selesai memakan seluruh badan ular yang panjangnya mencapai dua meter itu.
Tejo tampak tenang dan seksama melumat tubuh ular malang itu dengan perlahan.
Pria yang sehari-hari bekerja di objek wisata dan lembaga konservasi Umbul Square Madiun ini mengaku merawat Tejo sejak masih kecil. Ular jenis king kobra ini merupakan pemberian temannya dari Surabaya.
"Saya pelihara sejak bayi. Tapi, ketika umur setahun, saya tidak berani pegang, saya taruh di kandang terus. Karena, king kobra kecil justru lebih berbahaya dan lebih agresif," jelasnya.
Selama ini, Sinyo mengaku tidak pernah memiliki masalah dengan ularnya. Dia tidak pernah digigit atau pun diserang, karena membatasi diri untuk melakukan kontak langsung dengan ular peliharaanya itu.
Setelah bertahun-tahun merawat Tejo, Sinyo mengaku seolah sudah memiliki hubungan batin dengan sang ular.
Sebab, selama ini Tejo tak pernah menyerangnya meski ia kerap tidur bersama di kamarnya.
"Bahkan, tubuh saya kerap dilewati, tapi dia tidak pernah menyerang atau menggigit," katanya.
Meski demikian, ia tetap memiliki rasa takut saat bersama Tejo.
Ia sadar, bahwasanya ular jenis ini tidak bisa jinak dan memiliki bisa yang bisa membunuhnya sewaktu-waktu.
Ia juga menjaga, agar ularnya tidak menyerang istrinya. Setiap kali istrinya pulang ke rumah, dia mengembalikan Tejo ke kandangnya.
"Istri saya kan masih kuliah di Solo. Kalau pulang ke rumah, Tejo saya masukan ke kandangnya," katanya.